Sorry telat up dan chapternya pendek. Lagi rempes banget sumpah, minggu depan gue ada conference di Vietnam, hu.. hu... hu... semoga weekend ini masih bisa up 1 chap lagi deh :(
Happy Reading...
How I see the same bitches everywhere I go?
It don't really matter where they from- Post Malone, Same Bitches
[ETHAN]"Ethan... Ethan stop.. stop.. gue udah gak sanggup lagi."
Ethan menatap wanita siapalah itu yang ditemuinya di club beberapa jam lalu yang kini sedang terbaring lemas tepat dibawahnya tanpa mengenakan sehelai benangpun. Dia berhenti bergerak.
"Sorry Than, gue beneran udah gak sanggup lagi. Lo kuat banget ya ampun." Ucap wanita tersebut sambil terengah. Sudah nyaris 2 jam mereka bercinta dengan intens, wanita itu sudah orgasme berkali – kali tapi Ethan masih tetap menggenjotnya tanpa ampun, dan masih belum orgasme sama sekali.
Ethan tersenyum miring sambil bergeser, menarik napas panjang sambil menenangkan debaran jantungnya. Dia gak tau apa yang merasukinya beberapa minggu terakhir ini, tepatnya setelah dia berpisah dengan Bintang, namun yang pasti sejak saat itu tidak ada lagi wanita yang bisa membuatnya klimaks.
Jadi setelah hari itu mengantarkan Bintang ke Bandung karena dia juga kebetulan ada perlu di resort, sorenya Ethan kembali ke Jakarta tanpa sempat bertemu dengan Bintang. Dan sejak saat itu entah mengapa sosok Bintang menari – nari di pikirannya. Senyumnya, kulit putihnya, bahkan suaranya yang lembut dan tidak seperti laki – laki pada umumnya.
Beberapa hari lalu dia bahkan sempat memastikan ke Evan bahwa Bintang adalah laki – laki, yang langsung disambut gelak tawa dari Head Chef nya itu. Evan sendiri yang memastikan Bintang adalah laki – laki karena beberapa kali Evan bertemu Bintang di toilet pria dan Evan juga sering melihat Bintang dijemput oleh wanita yang mengaku pacarnya.
Anehnya, setelah dapat konfirmasi dari Evan bahwa Bintang beneran laki, Ethan malah menggila karena seolah – olah ingin membuktikan ke'laki – laki'annya. Frekuensi Ethan bersama wanita – wanita random meningkat drastis.
Sebelumnya Ethan memang sering menghabiskan waktu dengan wanita random, tapi akhir – akhir ini kata sering tersebut berubah menjadi selalu. Suatu hal yang mudah, karena emang gak sulit buat seorang Ethan Marra untuk mengajak wanita manapun yang dia mau untuk menghabiskan malam, apalagi dia bukan jenis pemilih. Sayangnya, walaupun frekuensi bercintanya beberapa minggu terakhir ini meningkat namun tidak sekalipun dia terpuaskan. Yang ada, partner bercintanya yang menyerah kalah karena Ethan tidak kunjung klimaks selama dan seheboh apapun mereka bercinta. Seperti malam ini.
Ethan meneguk air mineral sambil terduduk diam di sofa salah satu kamar hotel miliknya di Jakarta sambil menatap sang partner yang kini sudah berpakaian lengkap kembali.
"Gue gak bisa anter lo" ucap Ethan lugas.
Wanita tersebut mengangguk maklum. Ethan gak inget namanya siapa.
"It's ok, gue duluan Than. Call me when you need me." Bisiknya sambil mencium pipi Ethan sekilas.
Sudah jadi rahasia umum bahwa Ethan tidak pernah mau berhubungan dengan wanita manapun selain untuk bercinta semalam. Setelah selesai, dia tidak akan mau repot – repot mengantarkan mereka pulang, namun saat dia butuh dia mungkin saja kembali ke wanita yang sama. Brengsek memang, dan untuk beberapa wanita bahkan bisa menimbulkan kesalah pahaman, seperti pada Danielle beberapa waktu lalu.
Pintu yang berdebam menutup membuat Ethan menutup mata sambil memijat pelipisnya. Dia gak tau distraksi apa lagi yang dia butuhkan agar dia gak terus mikirin Bintang. Dalam hati dia tertawa miris, kayaknya Tuhan sedang menghukumnya karena hidupnya yang terlalu bebas selama ini. Dengan galau dia mengambil ponsel dan mengetik sesuatu di grup whatsapp A-list, mengajak sahabat – sahabatnya untuk bertemu malam ini juga, karena entah mengapa dia gak mau sendirian malam ini.
---
Ethan melangkahkan kaki ke dalam Hemingway Lounge sambil celingukan mencari wajah sahabatnya saat mendapati Aric dan Oliver yang sudah duduk di sudut ruangan. Sengaja mereka ketemuan di dekat rumah Oliver karena Linda baru saja melahirkan anak ketiga, adik si kembar, sehingga Oliver gak mau pergi jauh – jauh dari rumah.
"Woi.. buset deh kenapa tuh muka suntuk amat?" sapa Aric saat dia tiba di meja mereka. Ethan hanya meringis.
"Snow lagi gak rewel?" tanya Ethan ke Oliver sambil menyebutkan nama bayi Oliver, mengalihkan diri dari pertanyaan Aric.
"Lagi anteng malam ini. Kalau dia rewel udah pasti gue gak akan ikut join. Lagipula lagi ada River di rumah nemenin Linda." Ucapnya lagi sambil menyebut nama adiknya yang adalah vokalis band paling terkenal di Indonesia saat ini.
Jadi, Ethan ini punya 3 sahabat karib. Aric si raja media, Oliver si raja transportasi udara dan Adrian yang saat ini menetap di Belanda yang punya bisnis konsultan. Mereka semua udah temenan dari kecil. Well, Aric dan Adrian sih yang temenan dari kecil. Ethan dan Oliver baru bareng pas SMP. Itupun sebenernya ketiga sahabatnya ini lebih tua 3 tahun dari dia, karena Ethan memang terlahir jenius, dan 3 kali lompat tingkat saat SD dan SMP. Dia juga lulus kuliah lebih cepat dibanding sahabat – sahabatnya. Sejak mereka berempat bergabung, mereka tidak lagi terpisahkan sampai saat ini.
Semua sahabatnya sudah menikah, dan sudah punya anak. Hanya dia satu – satunya yang masih melajang dan sama sekali tidak percaya dengan lembaga pernikahan. Dan entah sampai kapan akan seperti itu, apalagi saat ini dengan pikirannya yang dipenuhi dengan sosok Bintang yang notabene adalah laki – laki, tambah jauh aja deh kata pernikahan dari dirinya.
"So what's up?" tanya Aric tiba – tiba. "Tumben banget lo ngajak ketemuan jam 11 malam. Bukannya biasanya jam segini lo lagi ena-ena?"
"Sialan lo" jawab Ethan sambil tertawa kecil sambil melambai ke waiter di dekatnya.
"Hennessy, please" ucapnya singkat.
"Banyak pikiran Than?" tanya Oliver sesaat setelah Ethan memesan minumannya.
Ethan terdiam sambil menatapi sahabat – sahabatnya dalam – dalam, resah dengan pikiran dan isi hatinya sendiri sebelum akhirnya memantapkan diri dan berucap lirih. "Guys, gue kayaknya naksir cowok deh."
—-
Published on 27 Jun'19
Ebuseeettt.... Kasian amat lo Than sampe frustasi gitu... Jadi kagak tega gue nih.. 😓
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSED
Chick-LitWarning 21+ ETHAN Gue bukan Gay. Gue cowok sejati, tulen, doyan perempuan. Sumpah! Tapi.. setelah sekian tahun puas dengan hubungan satu malam kenapa gue malah suka dan mengharapkan komitmen dari Bintang. Padahal Bintang itu kan laki? BINTANG Aku...