Do you think about meCan you live without me
- Bazzi, Changes
[ETHAN]"Ladies and gentlemen, welcome onboard Rosco Air International Flight RA423 with service from Jakarta to Amsterdam. We are currently second line for take-off and are expected to be in the air in approximately ten minutes time...."
Suara pramugari Rosco Air International yang ditumpanginya untuk mengunjungi Adrian dan Ira di Amsterdam berkumandang dari speaker pesawat. Ya, Ia memilih untuk naik penerbangan komersil kali ini. Naik jet pribadi hanya membuatnya semakin merasa sendiri sementara Ia benar – benar butuh berada di kerumunan orang banyak saat ini. Ethan memejamkan mata, berusaha untuk mengenyahkan ingatan tentang Bintang tapi setiap Ia menutup mata Ia tidak bisa mengenyahkan bayangan Bintang yang berdiri di lobby hotel dengan kantung mata hitam dan bobot yang terlihat berkurang jauh. Sial!
Ia tidak habis pikir kenapa selama ini Ia sampai tidak menyadari bahwa Bintang itu sebenarnya perempuan. Mengingat track record nya selama ini dengan wanita, semesta seolah menghukumnya dengan membuatnya tidak mengenali Bintang sebagai seorang wanita. Ethan memijat pelipisnya, kali ini terbayang Bintang yang ada dibawahnya dengan kondisi nyaris polos, mata yang dipenuhi air mata dan tangan yang memukuli dadanya kuat – kuat. Double sial! Dia nyaris meniduri Bintang malam itu.
F*ck!
Ethan bergegas membuka mata saat bayangan Bintang yang menangis memenuhi pikirannya dan tergesa berdiri untuk berlalu ke toilet saat tanpa sengaja Ia menginjak tali tas perempuan yang membentang di jalan yang Ia lalui.
"Hei!" protes seseorang.
Ethan menoleh dan langsung berhadapan dengan seraut wajah bule cantik.
"Sorry" ucap Ethan sambil berlalu. Tampaknya Ia harus cuci muka, bahkan cuci kepala kalau perlu. Kepalanya terlalu dipenuhi dengan sosok Bintang.
Ia bertemu dengan bule cantik tadi lagi saat sedang menunggu bagasi di Schipol beberapa jam kemudian. Satu – satunya tempat yang tersedia adalah di samping si bule yang menatapnya dengan sinis. Ethan tersenyum miris. What is it about woman and their bags? Mereka semua memperlakukan tas mereka seperti kekasihnya sendiri, protektif.
"Sorry about your Kelly" ucap Ethan tulus sambil menunjuk Hermes Kelly Croco yang disandang si bule.
Si bule melirik sekilas ke tasnya sambil memperhatikan Ethan. Wajar sih dia jutek tali tasnya keinjek, secara itu tas harganya diatas seratus juta.
Akhirnya si bule mendesah "It's ok. Aku yang taro nya gak bener sampe keinjek kamu."
Ethan menganga di depannya. "You speak bahasa?"
Alih – alih menjawab si bule malah tertawa, tawanya renyah dan enak didengar. "Yeah, Ibu saya asli Bandung. My name is Sophie by the way."
Ethan mengulurkan tangannya sambil tersenyum "I'm Ethan."
"Oke Ethan, kalo gitu saya duluan ya, see you again." Ucap Sophie sambil menunjuk koper Louis Vuitton di conveyer belt yang sedang bergerak ke arah mereka.
Ethan membantu Sophie mengangkat kopernya sambil melambai, menunggu sejenak koper Rimowa nya yang sudah terlihat di ujung belt.
"Ethan!" teriakan yang familiar menyambut Ethan saat keluar dari bandara.
Ia menatap Ira yang melambai dengan semangat ke arahnya dengan Aiden yang berlari menyongsongnya nyaris menabrak Sophie yang hanya beberapa langkah di depannya. Astaga, dia kangen banget sama Aiden dan Ira. Terakhir mereka ketemu lebaran tahun lalu saat Ira dan Ian pulang ke Jakarta.
Ia memeluk Aiden lantas menggendongnya kemudian mencium pipi Ira dengan sayang. Ira bukan hanya pacar Adrian, tapi Ira juga temannya. Mereka sudah terlalu sering nongkrong bareng sebelum Ira dan Ian menikah lantas pindah ke Belanda.
Ira menunjuk Mercedes nya, membiarkan Ethan memasukkan koper dan mengambil alih kemudi. Ethan tidak pernah membiarkan dirinya di supiri oleh wanita dalam keadaan apapun. Gak macho katanya.
"Tumben lo main kesini." Ucap Ira saat mobil mulai berjalan.
Ethan melirik Ira sekilas lantas tersenyum tipis. Dia jamin Ira paham alasannya datang kesini, gak mungkin banget Adrian gak cerita.
"Gak usah pura – pura gak tau Ra" Ethan melengos.
Di sebelahnya Ira tertawa keras. Ira gak pernah berubah, selalu seenaknya, dan Ethan suka Ira yang apa adanya.
"I know, I heard from Adrian. Tenang aja, gue bantu lo buat ngelupain tuh cowok, eh.. cewek. Ntar malem kalo lo udah gak jet lag, kita dine out. Banyak bule cakep disini, masa gak ada satupun yang nyangkut. Ini Ethan gitu loh." goda Ira.
Ethan hanya tersenyum singkat sambil menghela nafas di sebelah Ira. Dia tahu ada banyak cewek cakep dimanapun di belahan bumi ini, masalahnya hatinya cuman mau Bintang. Tapi dia terlalu marah bahkan hanya untuk sekadar memaafkan Bintang. Gimana dong?
Malamnya mereka beneran mutusin dine out dan sedang asyik ngobrol bertiga sambil nungguin Adrian yang telat dateng karena harus lembur malam ini saat seseorang yang sedang berjalan di samping meja mereka mendadak berhenti dan menyapa Ethan.
"Ethan?"
Sontak Ethan, Ira dan bahkan Aiden menoleh ke sumber suara.
"Sophie?"
Sophie tersenyum kecil sambil melirik Ira dan Aiden bikin Ethan langsung berinisiatif mengenalkan.
"Kenalin Soph, ini Ira dan ini Aiden. Mereka..."
"Istri dan anak kamu." Sambar Sophie cepat. Entah mengapa suaranya terdengar getir. "You have wonderful family Ethan."
"No, they are not my..."
"Schat! (sayang)" panggil seseorang memotong Ethan yang baru saja akan menerangkan Ira itu siapa. Adrian tampak berjalan bergegas menuju mereka sambil melambaikan tangan.
"Broe!" sapa Adrian hangat sambil memeluk Ethan singkat saat akhirnya tiba di depan mereka.
"Sorry i'm late, Schat" ucapnya ke Ira sambil mencium bibir Ira mesra di depan mereka semua.
"Hai jagoan papa" lanjut Ian sambil mengacak rambut Aiden di depannya. "Sorry telat, udah pada pesen kan?" tanyanya lagi sambil menatap ke sekeliling saat matanya bersirobok dengan Sophie yang tampak kaget di hadapan mereka.
Adrian mengernyit bingung bikin Ethan buru – buru mengenalkan mereka.
"Yan, this is Sophie. And Sophie ini Adrian, sahabatku. Suaminya Ira, dan papanya Aiden."
Sophie mengulurkan tangan ke Adrian sambil tertawa lepas.
"Oh my God, I'm so sorry I didn't know."
Ethan dan Ira hanya tersenyum sambil menggeleng singkat bikin Adrian bingung di tempatnya.
"Sorry for what?" tanya Adrian heran.
"Gak papa." Jawab Ira buru – buru. "Sophie, mau bergabung sama kami?"
Sophie tampak kaget namun gak lama dia melirik Ethan yang tampak gak masalah sebelum akhirnya mengangguk. "Well, if you don't mind."
---
Published on 10 Oct'19, 00:05 am
Keburu kamis deh, kelewat 5 menit gegara sinyal ilang2an. Syeballl!! Fresh baru kelar diketik neh, enjoy yak! 😆
Ehm... gue masukin wanita ketiga biar ceritanya makin gemesin.
Kalo kemarin gemes sama Ethan yang oneng, sekarang silahkan gemes sama pelakor. Wkwkwk.. Eh bukan deng ya, kannn.. Ethan bukan lakinya sapa – sapa *nyengir* *lantasmamakdikemplangfansbangsethan* hahahaha...
Happy Thursday rasa Wednesday all...
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSED
ChickLitWarning 21+ ETHAN Gue bukan Gay. Gue cowok sejati, tulen, doyan perempuan. Sumpah! Tapi.. setelah sekian tahun puas dengan hubungan satu malam kenapa gue malah suka dan mengharapkan komitmen dari Bintang. Padahal Bintang itu kan laki? BINTANG Aku...