Hari ini di kelas VIII F sedang tidak ada guru, sehingga suasana kelas menjadi ramai. Mita menghampiri Shella, tetapi Shella hanya diam berpura-pura tak mendengar sapaan Mita.
"Shella, aku panggil kamu dari tadi," kesal Mita.
Shella berdiri dari tempat duduknya dan menuju ke gerombolan Gaby. Mereka asik ngobrol tanpa menghiraukan Mita. Mita merasa tersinggung, Shella pergi begitu saja tanpa menyautinya. Mita pun kembali ke tempat duduk sambil mengepal tangannya kuat-kuat.
Melihat Mita yang sedang kesal, Alfizan pun menghampirinya.
"Lo kenapa Mit? Kayaknya lagi kesal banget," tanya Alfizan yang berada di depan Mita.
"Ada orang yang pura-pura gak kenal sama gue," kesal Mita sampai tak sadar suaranya membuat orang-orang disekitar melihatnya.
"Tumben ngomongnya gue-elo, biasanya aku-kamu. Tapi lo tau gak ekspresi lo waktu lagi kesel?" Tanya Alfizan mencoba untuk menenangkan amarah Mita.
"Gimana emangnya?" Tanya Mita penasaran.
"Kayak si Roky," jawab Alfizan tersenyum.
"Roky? Siapa?" Tanya Mita bingung.
"Itu loh, ikan sapu-sapu yang ada di ruang guru," canda Alfizan diiringi tawa.
"Yeeu, masa aku kayak gitu. Aku kan cantik," ucap Mita tersenyum.
"Nah gitu dong, senyum. Kalau kayak gitu kan jadi lebih cantik," kata Alfizan jujur.
Wajah Mita memerah, sedangkan Alfizan masih tertawa melihat tingkah Mita.
"Alfizaaaan, Mitaaa, kalian kok mesra-mesraan disini sih. Apalah dayaku yang jomblo ini. Sedih aku tuh ngeliat kalian bercanda. Gue siapa yang bercandain?" Ucap Fitri ngenes.
"Lo kan ada Bimo. Ya kan Bim?" Ledek Sinta kepada Fitri.
"Eh iya," ucap Bimo refleks.
"Cieeeeeeee," canda murid-murid yang ada di kelas VIII F.
"Eh apaan? Maksud gue...." Ucap Bimo yang terpotong oleh perkataan Gaby.
"Udah lah Bim, kalau suka mah bilang aja gak usah dipendam," canda Gaby.
Seisi kelas pun ramai menjodohkan Fitri dengan Bimo. Tadinya Fitri berniat untuk menjodoh-jodohkan Mita dengan Alfizan, tapi akhirnya dia sendiri yang kena. Inilah yang disebut senjata makan tuan.
Sedangkan di kelas VIII D sangat sepi sekali. Mereka sedang memperhatikan penjelasan bu Reni (guru IPA).
"Sebentar lagi kalian akan menghadapi PAS. Dan ibu akan memberikan kalian kisi-kisinya. Ingat, jawaban kisi-kisinya dikumpulkan paling lambat minggu depan. Kalau tidak dikumpulkan, jangan salahkan ibu jika nilai kalian ada yang kosong," ancam bu Reni.
"Iya bu," jawab murid-murid.
"Kriiiiiiiiiiiing! Kriiiiiiiiiiiing!" Bel berbunyi dua kali menandakan waktu istirahat.
"Yeeeeeey," ucap murid kegirangan.
"Senang ya kalian? Tapi setelah istirahat masih ada mata pelajaran ibu. Jadi kalian tidak boleh senang dahulu, assalamualaikum," pamit bu Reni.
"Yaaaah, kenapa sih mata pelajaran bu Reni harus empat jam? Kan pusing gue, mana masih pagi lagi," keluh Syifa.
"Sabar Syf, bukan cuma lo kok yang menderita, gue juga," ucap Alin sambil mengelus-elus lengan Syifa.
"Eh, kita istirahat sama anak kelas VIII F kuy," usul Syifa kepada Alin dan Clara.
"Kuy," ucap Alin dan Clara serentak.
Clara, Syifa, dan Alin menuruni tangga menuju kelas VIII F. Di perjalanan, mereka melihat laki-laki yang seumuran dengannya tapi tidak memakai seragam sekolah. Orang tersebut memakai sepatu berwarna putih, celana jeans hitam, kaos berwarna putih yang dipadukan dengan kemeja hitam dan bertopi putih. Orang tersebut berjalan ke arah mereka. Clara tidak bisa melihat wajahnya, karena sebagian wajah orang tersebut tertutup topi.
"Maaf, kalau boleh tanya ruang TU dimana ya?" Tanya laki-laki tersebut dengan suara serak basah.
Suara tersebut sangat tidak asing di telinga Clara. Clara mencoba untuk mengingatnya tapi tak kunjung ingat.
"Eh, a...anu. Ruang TU a...ada di lantai satu. Dekat ruang kepala sekolah," ucap Syifa terbata-bata.
"Kalau begitu gue kelewat dong. Ya sudah, terima kasih ya," ucapnya tersenyum tipis.
"Aduuuh, mimpi apa gue semalam. Pagi-pagi udah ketemu cogan. Siapa ya dia?" Syifa menampar pipinya berkali-kali.
"Kayaknya gue belum pernah liat cowok itu deh. Lo kenal gak ra?" Ucap Alin bingung.
"Suaranya gak asing. Eh maksudnya mana mungkin gue kenal. Kalian aja gak kenal, masa gue kenal sama dia. Udahlah, ayo kita ke kelas VIII F," ucap Clara terburu-buru ke kelas VIII F.
"Eh tunggu ra, tadi lo bilang suaranya gak asing," Alin penasaran.
"Aduh, siapa sih yang naro pangeran di sekolah ini?" Tanya Syifa pada Alin dan Clara, tapi disana tidak ada orang selain dirinya.
"Lah kok gak ada orangnya?! Aliiiin! Claraaaa! Tungguin gue!" Teriak Syifa sambil berlari mengejar Alin dan Clara.
Di kelas VIII F hanya ada Mita dan Alfizan. Tak lama Clara, Alin, dan Syifa menghampiri mereka berdua.
"Cie berduaan aja nih, lagi ngapain?" Canda Alin.
"Lagi ngobrol biasa kok," jawab Mita.
"Eh tau gak?" Tanya Syifa.
"Gak tau lah, lo kan belum ngasih tau," sela Alfizan.
"Gue belum selesai ngomong. Tadi tuh gue ketemu cogan di tangga," Syifa antusias.
"Pasti cogannya gue ya," ucap Alfizan asal.
"PD sekali anda," balas Syifa.
"Oh ya? Siapa Syif?" Tanya Mita penasaran.
"Gak tau, mukanya sih gak keliatan. Tapi kayaknya dia anak baru deh," tebak Alin.
"Oooh," ucap Mita tanda paham.
"Lo kok diem aja, biasanya cerewet?" Tanya Alfizan kepada Clara.
"Dia mah lagi mikirin cowok yang tadi," tebak Alin.
"Enggak, gue cuma bingung aja mau ngomong apa," Clara beralasan.
"Udahlah, ayo ke kantin. Gue udah laper nih," ajak Alfizan.
"Kuy," ucap Syifa diikuti oleh Mita, Clara, dan Alin.
"Eh, ngomong-ngomong si Shella kemana? Dari tadi gue belum liat dia," tanya Clara.
"Udah sih gak usah ngomongin dia, katanya mau ke kantin," ucap Mita ketus.
Mita keluar dari kelas diikuti oleh temannya.
Bersambung.......
.
.
.
.
Thanks for reading 😊
Jangan lupa beri bintang dan bagikan cerita ini yaa~
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prestasi✨ [TAMAT]
Teen FictionMita Laquitta Carrissa, seorang siswi dari SMP Citra Bangsa yang mempunyai 5 orang sahabat. Awalnya, ini terlihat seperti sahabat pada umumnya. Tapi.... dibalik itu mereka semua mempunyai masalahnya tersendiri. Dan Mita adalah satu-satunya orang yan...