Di hari ini, Xavier memberanikan diri untuk bertanya kepada Clara. Dia sudah berlatih agar tidak terkejut jika reaksi Clara tidak sesuai ekspektasi. Dia sudah melakukan hipotesis bahkan analisis (weeeh emangnya bikin teks laporan hasil observasi?).
Clara sedang duduk manis di tempatnya. Diam. Itu yang dia lakukan. Sesekali ia memutar-mutarkan pulpen dengan dua jarinya. Tidak banyak yang dapat melakukan itu. Bakatnya itu sudah ada sejak ia masih duduk di bangku SD kelas 2. Bakatnya muncul begitu saja. Banyak temannya yang ingin belajar (memutar-mutarkan pulpen) dengan Clara. Mereka kagum, tapi tidak dengan guru SDnya. Yaitu bu Anggi. Clara selalu saja dimarahi oleh bu Anggi, karena ia merasa terganggu. Padahal Clara tetap fokus mendengarkan mata pelajarannya. Bahkan Clara sampai tidak sadar kalau dia sedang melakukannya (sudah terbiasa).
"BRUK!!"
Xavier terjatuh di samping Clara. Clara hanya meliriknya, dan kembali dalam lamunannya. Itu bukan disengaja, Xavier benar-benar terjatuh. Setelah lama memandangi Clara, Xavier bangkit dari tempat duduknya dan memberanikan diri untuk bicara kepada Clara di waktu yang sempit ini. Tapi ketika ia sedang berjalan, ada kaki yang secara tiba-tiba menyelengkat kaki Xavier. Orangnya adalah yang berada di sebrang tempat duduk Clara. Yaitu Sandy, laki-laki yang paling aktif di kelas VIII D.
Alin malingkan wajahnya, seolah-olah tidak melihat kejadian itu. Bukan hanya ia, yang lainnya juga. Entah kenapa suasana kali ini berbeda dari biasanya. Biasanya ketika ada orang yang terjatuh, seisi kelas menertawakannya. Tapi tidak dengan ini, ada apa sebenarnya?
Xavier bangun dari jatuhnya tanpa ada seorang pun yang membantunya.
"Ukh," keluh Xavier yang kakinya terkilir.
Sandy tertawa tipis. Xavier yang melihat itu pun merasa geram, dan hampir melayangkan tinjunya ke pipi Sandy. Hampir? Ya, Clara meneriakkan nama Xavier.
"Xavier!" Clara memelototi Xavier.
Xavier terdiam. Dia menghela napas dan kembali ke tempat duduknya dengan terpincang-pincang.
Alin mengusap-usap bahu Xavier, menenangkan.
"G..gue kira lo jatuh sendiri. Maaf, tadi gue pura-pura ga lihat. Sakit ya?" Ucap Alin cemas.
Alasan Alin berpura-pura tidak melihat Xavier terjatuh, yaitu agar dia tidak merasa malu. Alin menyangka Xavier terjatuh tanpa disengaja. Ternyata, tidak.
"Selamat pagi anak-anak!" Ucap seorang guru yang baru datang.
"Selamat pagi buuu," jawab para murid.
...
Waktu istirahat
Clara menuju kantin bersama Alin. Mereka tidak pergi ke kelas VIII F terlebih dahulu. Clara terus terdiam di sepanjang perjalanan. Alin juga. Ia bingung harus berbicara apa.
Alfizan melihat Clara dan Alin yang berjalan berlawanan dari kelasnya. Alfizan penasaran apakah Xavier sudah berhasil bicara kepada Clara. Tapi raut wajah Clara tidak menunjukkan begitu. Alfizan pun kembali masuk ke dalam kelasnya.
"Mit, Shell, ayo ke kantin. Tadi gue lihat Clara sama Alin udah duluan," ajak Alfizan.
"Tumben banget. Yaudah kuy," ucap Shella.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prestasi✨ [TAMAT]
Teen FictionMita Laquitta Carrissa, seorang siswi dari SMP Citra Bangsa yang mempunyai 5 orang sahabat. Awalnya, ini terlihat seperti sahabat pada umumnya. Tapi.... dibalik itu mereka semua mempunyai masalahnya tersendiri. Dan Mita adalah satu-satunya orang yan...