Permulaan (Ep.14)

45 5 0
                                    

"Mit, gue deg-degan banget nih. Hari ini kan hari pertama ulangan," resah Clara.

"Iya," jawab Mita singkat.

"Kok iya sih?" Kesal Clara

"Enggak," ganti Mita.

"Kok enggak sih?" Kesal Clara (lagi).

Mita menatap Clara dengan tatapan sinis, begitu juga dengan Clara.

"Claraaaa! Mitaaaa!" Panggil Shella menghampiri mereka.

"Lo udah tau kelasnya dimana?" Tanya Clara.

"Udah, tapi gue gak sekelas sama Mita. Jadi gak ada temen buat tempat nyotek deh," jawab Clara.

"Alhamdulillah," celetuk Mita.

"Lah kok Alhamdulillah?" Ucap Shella.

"Kabuuur," Mita berlari menjauhi mereka berdua.

Mita berjalan dari satu kelas ke kelas lainnya untuk mencari namanya. Dan..... ketemu. Mita satu ruangan dengan Alfizan, yaitu di ruang 7.

"Mita, tempat duduk lo ada di sana," tunjuk Alfizan ke arah bangku paling pojok.

"Oh ok, makasih," ucap Mita.

Mita menaruh tasnya di kursi dan kembali keluar dari kelas. Tak lama Alfizan menghampiri Mita yang sedang memandangi orang-orang dari balkon.

"Lagi liatin siapa?" Tanya Alfizan.

"Cowok," canda Mita.

"Siapa?" Alfizan penasaran.

Mita berjalan menuruni tangga dan meninggalkan Alfizan sendirian.

"Mit! Woy, jangan tinggalin gue," panggil Alfizan.

Clara dan Shella masih berada di pinggir lapangan. Mita yang melihat hal tersebut langsung menghampiri mereka.

"Ra, Shel, kalian kok belum masuk ke kelas?" Tanya Mita.

"Kita lagi ngobrolin berita yang lagi hot banget di sekolah ini," jawab Shella melebih-lebihkan.

"Oh ya? Tentang apa?" Tanya Mita.

"Wah, ada yang mau ikutan dengerin nih," sindir Shella kepada Alfizan yang baru datang.

"Yeeeu, sotoy nih. Orang gue mau nanya sama Mita. Mit, siapa yang tadi lo liatin?" Ucap Alfizan.

"Ra, kita cari kelas kamu yuk," Mita menarik tangan Clara dan kembali menaiki tangga.

"Mit!" Panggil Alfizan, namun Clara menghiraukannya sambil tersenyum tipis.

"Emangnya siapa yang lagi liatin siapa?" Shella bingung.

"Shel, lo pernah dengar kalo Mita lagi suka sama seseorang nggak?" Tanya Alfizan.

"Nggak. Setahu gue dia cuma dekat sama lo," jelas Shella.

"Kriiiiiiiiiiiing!" Bel berbunyi sekali menandakan waktu belajar telah tiba.

Para murid masuk ke ruangnya masing-masing. Dan para pengawas pergi ke kelas sesuai jadwal mereka.

Mita duduk dengan adik kelas, demikian juga Alfizan. Sedangkan Clara yang berada di ruang 13 duduk dengan kakak kelas. Dan kakak kelas itu adalah mantan ketua OSIS, kak Oliv.

"Maaf kak Oliv, ini absennya," Clara memberikan selebaran absen yang dioper ke setiap murid.

"Iya, makasih," ucap kak Oliv.

"Kamu wakil ketua OSIS yang baru ya? Clara kan?" Tebak kak Oliv.

"Iya kak," jawab Clara ramah.

"Senang deh bisa duduk bareng kamu. Mohon kerjasamanya ya," ucap kak Oliv.

"Iya kak," Clara mengiyakan.

...

50 menit kemudian di ruang 7

"Waktunya tinggal 10 menit lagi, periksa jawaban kalian sebelum dikumpulkan," ucap Bu Rita (pengawas di ruang 7).

"Iya bu," seru murid-murid.

Seorang murid laki-laki bangkit dari kursinya sambil membawa kertas menuju ke meja guru. Semua mata menghadap ke arah orang itu dengan tatapan takjub.

"Dia udah selesai? Cepat sekali," tanya seorang murid.

"Enggak kok kak, saya cuma balikin absen," jawab murid tersebut secara tiba-tiba.

"Oalaaah," ucap murid-murid serentak yang diiringi dengan tawa kecil.

"Kirain udah selesai. Sekarang, yang sudah selesai boleh dikumpulkan," perintah Bu Rita.

Mita maju ke meja guru, dan seluruh pandangan menghadap ke Mita.

"Dia bukan mau balikin absen kan?" Tanya seorang murid.

Mita menaruh soal dan kertas jawaban di atas meja guru, lalu keluar dari kelas.

"Nah, ini baru real ngumpulin soal," ujar Bu Rita.

"Widiiiiih, otaknya 4G tuh," celetuk Alfizan.

...

Di waktu pergantian mata pelajaran, Mita duduk di depan kelas sambil mengulang materi yang sudah ia hafalkan di rumah. Keadaan di luar kelas begitu sepi, hanya ada beberapa orang yang berada di koridor termasuk Mita. Mayoritas siswa berada di dalam kelas. Mita menutupi wajahnya dengan buku, dan mulai menghafal.

"Aw!" Jerit Mita yang kakinya diinjak oleh seseorang, dia adalah Alin.

"Maaf Mit gue sengaja, hehe," canda Alin yang di sebelahnya terdapat Clara.

"Ada apa?" Mita to the point.

"Kangen," jawab Alin.

"Yeeeeeu. Tunggu, Syifa kemana?" Tanya Mita.

"Kan Syifa beda ruangan sama kita. Dia juga gak ada di depan kelas, malu kalo harus masuk ke kelasnya," jelas Clara.

"Iya. Mit, lo duduk sama dekel (adik kelas) ya? Siapa namanya? Cakep gak?" Tanya Alin.

"Iya, namanya Aqil. Lumayan, tipenya Clara banget," canda Mita.

"Emangnya kamu tau tipe aku?" Ucap Clara.

"Tinggi, putih, muda," kata Mita.

"Clara mah sukanya sama dede gemoy," tambah Alin.

"Kalian ini tau aja," canda Clara.

Di dalam ruang 7, Alfizan sedang mengobrol dengan teman sebangkunya, lebih tepatnya adik kelasnya. Namanya adalah Nea.
Mereka sudah saling kenal sejak lama, namun baru kali ini kembali berbicara lagi.

Nea adalah siswi terpintar di angkatannya. Dia dikenal oleh banyak guru, tak sedikit juga yang kagum padanya. Banyak prestasi yang ia raih, terutama di bidang matematika dan sastra.

"Nea, udah lama ya kita gak ngobrol kayak gini. Padahal satu sekolah loh," ucap Alfizan.

"Iya kak. Padahal sering papasan juga," tambah Nea.

"Kakak kamu beneran jadi?" Tanya Alfizan.

"Katanya gitu sih. Ya semoga aja beneran jadi," jawab Nea.

"Aamiiin," kata Alfizan

Bersambung.......

.

.

.

.

Thanks for reading 😊.

Jangan lupa beri bintang dan bagikan cerita ini yaa~

My Prestasi✨ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang