"Clara, ngapain disini?" Tanya seorang lelaki.
"E..enggak kok. Gak ngapa-ngapain," sangkal Clara.
"Kamu lagi nulis diary ya? Aku juga suka loh nulis kayak gitu," ucap laki-laki itu.
"Beneran?" Ucap Clara memastikan.
"Iya. Kadang ada masalah yang aku gak bisa ceritain ke orang, jadinya aku tulis deh di buku itu," jelas laki-laki tersebut.
"Kamu mau liat buku aku? Tapi janji ya jangan kasih tahu siapa-siapa," ujar Clara.
"Oke deh, janji," jawabnya meyakinkan.
Keesokan harinya, kelas menjadi ramai. Semua mata memandang ke arah Clara sambil berbisik-bisik.
"Clara itu cengeng banget ya ternyata. Aku gak mau temenan lagi sama dia," bisik seseorang.
"Iya, ditinggal sama ibunya aja nangis. Padahal kan ibunya lagi kerja buat nyari duit," bisik seseorang lagi.
"MAKSUD KALIAN APA? KALIAN TAU DARI MANA?" Teriak Clara yang diiringi dengan tangisan.
"Tapi benar kan?" Ucap seseorang.
"Dia.. pasti dia yang menyebarkan semua ini," gumam Clara.
"Tuh kan, liat deh. Dia ngomong sendiri," ucap seseorang.
"TIDAAAAAK, AKU BUKAN ORANG YANG SEPERTI ITUUU," teriak Clara hingga dia terbangun dari tidurnya.
Lagi-lagi Clara bermimpi. Mimpi itu adalah kejadian buruk di masa lalunya. Air mata Clara mengucur begitu saja. Clara mengambil air putih dan kembali menenangkan pikirannya. Jam sudah menunjukkan pukul 04.00, Clara pun memutuskan untuk tidak kembali tidur.
Hari ini adalah hari libur, tetapi Clara tetap mandi di jam 04.30. Setelah mandi, Clara melewati kamar bundanya. Dia penasaran, dan mencoba masuk ke dalam kamar. Bunda masih tertidur. Clara tersenyum dan menyelimuti bundanya, lalu kembali keluar.
Pukul 09.18
Clara sedang menonton TV sambil memakan camilan bersama Mita. Ya, baru saja Mita datang ke rumah Clara.
"Ra, kamu kan udah jadi OSIS nih. Berarti tujuan kamu udah tercapai dong," ucap Mita.
"Hmm, begitulah," Clara mengiyakan.
"Enak dong, kalau aku belum," kata Mita.
"Oh ya? Menurut kamu aku beruntung gitu? Ini gak sebanding sama keberuntungan yang kamu dapetin," kesal Clara.
"Maksud aku gak gitu ra. Kamu kenapa jadi sensitif kayak gini? Lagi ada masalah ya? Kamu boleh kok cerita sama aku. Aku akan dengerin kamu," tawar Mita, namun Clara hanya diam tak menjawab.
"Selama ini kamu gak pernah cerita tentang kamu ke aku. Mungkin kamu belum bisa percaya sama aku. Asal kamu tahu, aku sangat sedih karena gak bisa jadi orang yang berguna buat kamu. Kalau begitu, aku pulang dulu ya," Mita murung dan meninggalkan Clara.
"Apaan sih, begitu doang lebay. Gue ada masalah, tapi gue gak mau bilang ke lo. Akh, kenapa lo kayak maksa gue untuk ngejar lo sih?" Gumam Clara.
Mita masuk ke dalam rumah, terlihat mamanya sedang menonton TV. Mita pergi menaiki tangga menuju kamarnya, tapi langkahnya terhenti karena mama memanggilnya.
"Sayang, kenapa lesu begitu? Sini cerita sama mama," ucap mama sambil mematikan televisi.
"Maaaaah, Mita lagi kesal," adu Mita sambil menyenderkan kepalanya di bahu mama.
"Ada masalah apa? Clara?" Tanya mama sambil mengelus-elus rambut Mita.
"Iya, dia gak mau cerita apa-apa ke aku. Aku tahu dia lagi banyak masalah, bahkan orang yang baru melihatnya saja sudah tahu kalau dia sedang ada masalah. Dari raut wajahnya sudah kelihatan. Aku mau bantu dia, tapi dia gak mau dibantu. Dia gak mau cerita sama aku. Apa aku sering berkhianat ya mah, makanya dia sampai gak mau percaya sama aku," curhat Mita.
"Kamu itu anak yang baik. Kamu bukanlah pengkhianat. Dan gak semua masalah harus diceritakan kepada orang lain," jawab mama.
"Trus aku harus gimana?" Mita lesu.
"Kamu harus bisa lebih mengerti dia. Mungkin yang dia perlukan itu adalah ketenangan. Jadi, biarkan dia berpikir dahulu. Kalau dia terus ditekan, bisa-bisa amarahnya meluap. Dan kamu tahu apa yang akan terjadi selanjutnya," saran mama.
"Tok, tok, tok!" Suara ketukan pintu yang berasal dari Clara.
"Ya tunggu sebentar," jawab Mita.
Mita membuka pintu dan langsung mengajak Clara ke kamarnya. Suasananya sangat canggung, tak ada yang memulai pembicaraan mm wa. Mita melirik ke arah jam, sedangkan Clara melihat-lihat seisi kamar Mita. Clara sangat jarang datang ke rumah Mita, makanya dia merasa asing dengan rumah ini. Mata mereka bertemu, dan keduanya tertawa.
Mama datang membawa minuman ke kamar Mita, "Silahkan diminum ya, jangan sungkan-sungkan."
"Iya tante, terima kasih," ucap Clara sopan.
"Panggil aja mama," ucap mama.
"Ok, mama," kata Clara.
"Mama tinggal dulu ya, silahkan ngobrol," pamit mama.
Keadaan menjadi hening lagi. Clara mengambil minuman yang sudah disuguhkan.
Akhirnya Mita membuka pembicaraan, "Clara, maafin sikapku yang tadi ya. Aku emang suka ngelantur gak jelas. Aku gak akan maksa kamu lagi buat ceritain masalah kamu."
"Yaaaa. Mita, sebenarnya aku mau cerita dan diberi saran, tapi mulutku dan hatiku berbeda pendapat. Hatiku ingin berbicara, tapi mulutku tak mau," ucap Clara murung.
"Iya gak apa-apa ra, aku tau kamu butuh waktu," ujar Mita.
"Makasih ya, kamu udah ngertiin aku," ucap Clara.
Bersambung.......
.
.
.
.
Thanks for reading 😊.
Jangan lupa beri bintang dan bagikan cerita ini yaa~
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prestasi✨ [TAMAT]
Ficção AdolescenteMita Laquitta Carrissa, seorang siswi dari SMP Citra Bangsa yang mempunyai 5 orang sahabat. Awalnya, ini terlihat seperti sahabat pada umumnya. Tapi.... dibalik itu mereka semua mempunyai masalahnya tersendiri. Dan Mita adalah satu-satunya orang yan...