Alzam membuka kedua matanya yang terasa berat sekali untuk dibuka, seprti ia sudah tidur terlalu lama.
"Alzam ini Mama sayang. "
"Alzam, Papa nak"
"Alzam udah sadar ma? Arga panggil dokternya dulu ya ma. "
Alzam hanya bisa mendengar suara itu tanpa bisa melihat apa yang terjadi karena matanya belum sepenuhnya terbuka. Tubuhnya terasa kaku dan berat sekali untuk digerakan dan ia merasa sangat lelah.
"Pasien sudah sadar, namun mungkin sementara masih perlu istirahat untuk pemulihan." kata Dokter yang meeriksa keadaan Alzam.
"Baik dok terima kasih. " Papa Alzam mengantar dokter keluar dari ruangan sambil berbincang.
Riska menatap putra bungusnya yang tengah tertidur lelap itu, mencoba mengikhlaskan apa yang sudah terjadi dan Memulai kembali semua dari awal.
Arga menghampiri sang Mama yang terlihat sangat lelah hingga teridur di samping ranjang adiknya itu.
"Mah, mama pulang aja besok kesini lagi. Biar Arga yang jagain Alzam. "
Dion menghampiri istri dan pitra sulungnya itu dengan wajah datar. Lalu mengajak Riska untuk pulang kerumah.
"Kamu udah dengar kabar Ga? " tanya Dion pada putra sulungnya itu.
Arga metap Dion berkaca-kaca, "Kalo emang itu jalan yang terbaik kita cuma bisa berdoa aja. "
Seorang gadis menatap Mereka dari belakang, air mata terjatuh dari sudut matanya tatkala melihat Alzam yng tengah terbaring disana namun ia tak berani untuk masuk dan menampakan dirinya pada Arga apalagi Dion.
"Tadi papa bicara dengan dokter, dia bilang adik kamu mungkin akan hilang ingatan beberapa waktu karena efek kecelakaan. "
"Separah itu? Apa lupa semuanya? " tanya Arga namun hanya dibalas gelengan kepala oleh Papanya karena ia juga tidak tau.
"Sekar? "
"Tadi siang dia dibawa polisi untuk pemeriksaan. Kemungkinan dia akan dipenjara lama karena dugaan pembunuhan berencana. "
"Cewek psikopat itu bener-bener udah kelewat batas." Arga mengepalkan tanganya dan mengarahkanya kedinding disampingnya.
"Berdoa saja semoga temanmu baik-baik aja. "
Lampu ruang operasi menyala, Melanie duduk dengan perasaan tegang. Ia berdoa selalu agar operasi berjalan dengan lancar dan untuk keselamatan orang yang terbaring didalam sana. Adrian mondar-mandir tak karuan sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Duduk aja Bang! " kata Arga yang duduk dikursi didepan Melanie. Adrian mengikuti perkataan Adrian dan duduk dengan tenang disebelah Melanie. Sedangkan Bara dan Dion masih diam ditempatnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Regal Adik Regan tertidur pulas dipangkuan Mira. Hanya Regan yang Regal punya setelah kepergian orang tuanya anak yang baru menginjak usia 10 tahun itu sangat menyayangi kakaknya.
Perawat segera berlari untuk mengbil beberapa kantong daranh, membawanya masuk lagi kedalam ruangan operasi. Semua orang disana terkejut dengan perasaan campur aduk. Beberapa menit kemudian dokter keluar dari ruangan itu dengan ekspresi datar.
"Ada apa dok? Bagaimana operasinya? Berhasil kan dok? " tanya Adrian.
"Jawab dok, jangan buat kita semua disini kaya orang bego. " sambung Arga.
"Maaf kami sedang berusaha, tapi kecil kemungkinanya. "
"Lakukan yang terbaik buat Regan. " kata Bara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALZAM [LENGKAP]
Teen Fiction*BELUM REVISI* Hidup Melanie berubah setelah melaksanakan tantangan konyol dari sahabatnya itu. Membuatnya harus berurusan dengan Alzam Kakak kelas sekaligus Mantan Ketua Osis SMA Harapan yang menjadi Most Wanted di sekolah, dan terkenal galak. Mela...