Alzam melepaskan genggamanya karena banyak pasang mata yang menatapnya. Dia juga tidak terlalu suka menjadi pusat perhatian seperti ini.
"Oke, hari ini lo berangkat dan pulang sekolah bareng gue. Gue tunggu digerbang," kata Alzam berniat meninggalkan kantin dan kembali ke kelas merenungkan perbuatanya.
"Boleh, tapi kakak gak minta uang bensin kan?" tanya Melanie.
Kalau saja Melanie belum menjadi kekasihnya mungkin Alzam sudah memberikan semburan bubuk cabai andalan nya namun mulai sekarang ia harus belajar bersabar karena semua mata memandang.
"Gak akan! asal lo janji jangan deketin cowo lain. Gausah pamer-pamer kalau lo pacar gue didepan cewe lain paling penting jangan terlibat masalah," kata laki-lali itu tegas seakan larangan keras.
"Eh.. Tapi papa aku kan cowok, kak Ian juga aku juga punya sah-" tanya gadis yang lebih oendek darinya.
"Kecuali mereka!" koreksi Alzam sedikit emosi karena kepolosan pacarnya itu.
"Lah kita kan juga temenya Melanie masa gak boleh deket-deket sih? Possessive banget sih jadi cowok!" Cibir Gio dan Dodit yang baru saja sampai.
"Gue bakalan awasin lo berdua!" Alzam menggerakan dua jarinya seolah teropong yang akan terus memantau.
💟💟💟
Alzam berdiri didepan kelas X IPA 7 tempat dimana melanie mendapat ilmu sekaligus tempat tidur keduanya. Alzam sesekali mengintip bagaimana suasana kelas buangan saat jam pelajaran. Alzam melihat Melanie yang berusaha menahan rasa kantuknya memegangi pulupuk matanya agar tetap terbuka membuat Alzam tertawa kecil.
"Mikir apa gue jadiin dia pacar? Tapi lucu juga tuh cewek lama-lama, Padahal niat gue sebenarnya cuma biar dia gak berurusan desis Alzam.
"Oke, pelajaran hari ini sudah selesai, silahkan ketua kelas memimpin berdoa lalu pulang!" Kata Bu Firtin.
"Assalamualaikum wr.wb."
"Waalaikumusalam wr.wb."
"Weh.... Cape banget gue! Otak gue serasa mau meledak!" cetus Gio.
"Mel lo ditunggu yayank beb lo tuh didepan, samperin sono!" kata Bona menyenggol lengan Melanie.
"Gue baper!" teriak Sinta.
"Buruan samperin sono!" usul Dodit.
Melanie berjalan menghampiri Alzam yang sudah menunggunya lumayan lama. Alzam menyadari kedatangan Melanie segera memutar tubuhnya 180 derahajat mengahadap Melanie.
"Kak Alzam udah nunggu daritadi ya? Maaf," Melanie menundukan kepalanya.
"Udah selesai?" Melanie mengangguk sambil sesekali tersenyum.
"Emang gue setua itu lo panggil kakak?" tanya Alzam.
"Iya....eh... Enggak Kak... Eh... Alzam kok jadi aneh ya kalo gini!"
"Bodoamat lah! Ayo."
"Bukanya kak Alzam berangkat sama Kak Arga ya? Terus kak Arganya mana? "
Alzam berbalik menatap Melanie, "Jangan ngomongin tentang Arga, biarin dia mau ikut atau enggak terserah dia!"
Melanie hanya mengangguk tanpa menjawab satu kata pun dari mulutnya. Alzam menggandeng tangan Melanie menuju parkiran sekolah. Arga sedang menunggu saudara kembarnya itu yang sedang menjemput bidadarinya dikelas. Arga iseng mengirimkan foto Alzam dan Melanie pada kekasihnya Viorenza.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALZAM [LENGKAP]
Fiksi Remaja*BELUM REVISI* Hidup Melanie berubah setelah melaksanakan tantangan konyol dari sahabatnya itu. Membuatnya harus berurusan dengan Alzam Kakak kelas sekaligus Mantan Ketua Osis SMA Harapan yang menjadi Most Wanted di sekolah, dan terkenal galak. Mela...