satu

16.8K 421 10
                                    

Kehidupan keluarga Jeno dan Miyoung sangat harmonis. Ditambah dengan hadirnya tiga anak mereka, kehidupan mereka terasa lengkap. Putra pertama mereka, Jaeyoon sudah menginjak kelas empat sekolah dasar dan Haemi serta Haera baru masuk sekolah dasar pada tahun ini. Mereka semua tumbuh jadi anak yang periang dan mudah bergaul. Rumah tak pernah sepi jika ketiganya sudah pulang sekolah.

Jeno dan Miyoung mengurus perusahaan masing-masing tanpa melakukan akuisisi. Mereka tetap menjalankan perusahaan masing-masing dan membuat kerja sama yang kuat. Baik Jeno maupun Miyoung tak ingin menyatukan dua perusahaan besar itu menjadi satu nama. Terlebih, Kim Corp masih berada di dua tangan yaitu Doyoung dan Miyoung.

"Kim Sajjangnim, anda mendapat tawaran untuk berkunjung ke Paris dalam rangka Paris Fashion Week. Lee Sajjangnim juga akan jadi model di sana." jelas Herin.

"Brand apa yang akan suamiku pakai? Gucci? Louis Vuitton? Chanel?" tanya Miyoung.

"Produk Nyonya, Em Way." jawab Herin.

"Tumben? Apa dia membatalkan kontrak brand ambassador dari ketiga produk itu?" tanya Miyoung.

"Setahuku Jeno model lepas. Dia bisa memakai produk brand manapun ketika Runaway atau catwalk." jelas Herin.

"Baiklah, jadi ini ternyata ukuran suamiku sendiri? Hebat." Miyoung melingkari detail ukuran pakaian yang diberikan oleh asistennya beberapa waktu lalu. Ia menatap pakaian rancangannya yang sudah jadi dan membayangkan Jeno yang akan memakainya.

"Kau ikut tidak? Tak biasanya Jeno mau mengajakmu seperti ini." Herin bersikap seperti sahabat Miyoung.

"Kau ingat aku sering sakit akhir-akhir ini. Tapi jika itu kemauannya, aku jelas ikut." Miyoung beranjak dari tempat duduk nyaman miliknya.

Herin dan suaminya masih setia menjadi kaki tangan Miyoung. Renjun menjadi bodyguard Jeno kemanapun Jeno pergi. Yangyang, Haechan, dan Jongin menjadi agen rahasia perusahaan. Alasannya, mereka tetap ingin dekat seperti dulu saat masa sekolah. Bekerja di posisi bawah bukan berarti peruntuh persahabatan mereka.

***
Malam hari adalah waktu dimana biasanya Jeno dan Miyoung bisa bertemu. Jika siang hari, Jeno harus berpindah-pindah tempat untuk pertemuan dan Miyoung yang sibuk di rumah dan butik besar miliknya.

Jeno masuk ke kamar secara tiba-tiba dan mengejutkan sang istri. Jeno membawa kejutan ulang tahun pernikahan mereka yang ke sepuluh. Ia membawa tiket penerbangan ke Paris dan Hawaii.

"Happy tenth anniversary, Chagi." kata Jeno mengusak rambut Miyoung.

"Happy anniversary. Kau sudah pulang dari kantor? Bukannya jadwalmu padat?" tanya Miyoung.

"Semua rapat aku batalkan hingga kita selesai liburan bersama anak-anak. Lagipula mereka masih libur kan?" tanya Jeno.

"Masih. Eum... Tuan model, bisakah kau mencoba pakaian yang akan kau gunakan? Semoga saja tidak kekecilan. Karena badanmu..." Miyoung memegang lengan Jeno yang semakin padat berotot.

"Aku banyak olahraga akhir-akhir ini. Mana bajunya? Aku tak sabar melihat karya istriku." Jeno mulai melepas atasannya yang akan digantikan outfit rancangan istrinya sendiri.

Miyoung melepas pakaian yang akan dicoba Jeno dari manekin. Miyoung membantu Jeno memakainya dan merapikan sedikit. Tubuh Jeno yang atletis sangat mendukung desain pakaian yang elegan. Bajunya sangat pas di tubuh Jeno.

"Ini luar biasa. Sangat pas di badanku. Desainmu luar biasa." Jeno memeluk istrinya.

"Baiklah kalau begitu. Aku akan menyimpannya lagi. Ini akan kau pakai di Paris nantinya." kata Miyoung perlahan melepas pakaian Jeno.

CEO Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang