Delapan

2.6K 199 8
                                    

Yangyang sangat kacau saat mengetahui komposisi obat perangsang yang dicampur dengan alkohol jenis wine ini cukup fatal jika dikonsumsi berlebihan. Minuman itu bisa menjadi racun mematikan yang memang ditujukan untuk Jeno atau Miyoung. Beruntung sepupunya itu memberitahu kejanggalan yang terjadi pada wanita yang datang semakin sering beberapa bulan terakhir ini.

"Ada niat balas dendam pada diri Seonji. Ia ingin membunuh siapa yang membunuh Dara, ibunya." kata Yangyang.

"Tapi kenapa harus dengan cara berpura-pura jadi jalang sewaan Jeno? Hanya untuk membunuhnya?" Renjun bingung.

"Hanya itu jalan termudah mendekati Jeno begitu Jaemin membuat Jeno ketagihan seks." ujar Yangyang.

"Beruntung Jeno tak pernah tertarik dengan wine itu. Dia bahkan jarang minum semenjak menikah dengan Miyoung."

"Itu hanya keberuntungan hidupnya. Mulai hari ini dia tak boleh menerima wine itu lagi." Yangyang mengakses komunikasi dengan para penjaga gerbang rumah keluarga Lee.

"Akan kukirim data serta wajahnya. Pastikan dia tak bisa melewati gerbang rumah dengan selamat."

"Sebaiknya begitu." kata Yangyang saat menutup teleponnya.

"Halo Jeno."

"Eh, Yangyang, ada perlu apa? Ada masalah lagi?"

"Masalah sangat besar."

"Maksudmu?"

"Ada yang mau membunuhmu. Dengan wine pemberiannya."

"Apa katamu? Si Seonji?"

"Tepat!"

"Apa maksudnya dia mau membunuhku?"

"Dia adalah putri Sandara Park. Yang dulu sempat dinyatakan hilang. Dia memang tak pernah benar-benar hilang. Dia hanya bersembunyi."

"Lalu?"

"Dia menemukan berita soal kematian Dara karena ditembak. Meskipun kepolisian menganggapnya sebagai hukuman langsung, Seonji tak menerimanya. Dia memburu pelaku penembakan Dara. Itu artinya, dia memburumu dan juga Miyoung."

"Disaat Miyoung hamil seperti ini? Akan sulit melakukannya."

"Aku akan siapkan penjagaan ketat. Aku harap Mata-mata Jongin juga masih bisa bertugas."

"Terima kasih. Aku mengandalkanmu."

***

Jeno terduduk lemas setelah teleponnya dengan Yangyang ditutup. Jeno melihat ke arah Miyoung lalu tertunduk. Istrinya yang kini masih terlelap itu menjadi sasaran utama balas dendam putri Dara. Karena Jeno ingat bagaimana Dara tewas hanya dengan satu tarikan tuas pistol di tangan Miyoung.

"Maaf, aku harus kembali seperti dulu. Bergelut dengan tangan kosong atau senjata. Kalaupun harus terluka seperti dulu lagi, kau tak memarahiku kan?" tanya Jeno yang sebenarnya ia tahu, ia hanya bermonolog.

Tarikan napas Miyoung sesekali memberat. Jeno hanya tersenyum melihatnya. Ia benar-benar tak berani meninggalkan istrinya itu saat ini. Miyoung membuka matanya terbangun. Begitu melihat Jeno, Miyoung langsung memeluknya. Sepertinya Miyoung dalam kondisi ketakutan.

"Ada apa sayang? Kau mimpi buruk?" tanya Jeno.

"Aku bermimpi dikejar seorang perempuan. Dia menuntutku karena membunuh ibunya." kata Miyoung.

"Tenanglah sayang, itu hanya bunga tidurmu." Jeno berusaha menenangkan Miyoung dalam peluknya.

"Jangan terluka, jangan terluka. Kumohon, kau jangan terluka." ucap Miyoung seperti mengigau.

CEO Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang