Sembilan

2.3K 192 3
                                    

Jaemin memberikan sebuah kode akses kepada tim mata-mata dan pelacak. Kode itu digunakan untuk meretas segala sesuatu yang berkaitan dengan Seonji. Banyak yang tak tahu sebenarnya Jaemin hanya bekerja di belakang, tim mata-mata melapor kepada Jeno.

"Kami menemukan lokasi terakhir nona Seonji." kata pelapor itu.

"Pergi ke mana dia?" Jeno penasaran.

"Toko bahan kimia?" pelapor itu mencocokkan alamat terakhir Seonji dengan peta ponsel.

"Dia akan meracik benda yang sama lagi. Bisa kutebak itu." Jeno melepas jasnya.

"Tuan, apa tak sebaiknya nyonya kami bawa ke rumah sakit? Trauma nyonya muncul lagi dan sepertinya ini buruk." ada seorang asisten yang dibawa ke gedung kantor khusus untuk menangani Miyoung.

"Bawa saja ke rumah sakit. Aku akan urus ini sendiri." kata Jeno.

"Tuan, kami harus mendapat izin anda." kata asisten itu.

"Aku sudah izinkan kalian membawa Miyoung ke rumah sakit. Cepat! Sebelum dia bisa saja melupakanku." Jeno agak membentak.

Dengan cepat beberapa asisten mengurus Miyoung yang akan segera dipindahkan ke rumah sakit. Jeno sedikit terluka ketika melihat Miyoung yang agak memberontak karena ketakutan yang berlebihan saat dibujuk keluar gedung. Ia merengek pada Jeno untuk tetap berada di dalam gedung sementara Jeno juga tak boleh keluar.

"Aku tidak bisa berjanji aku tidak akan terluka, sayang. Kau akan tetap aman bersama semua jajaran bodyguard. Kumohon, berobatlah. Ini juga demi bayi kita, oke?" Jeno mencium lalu memeluk Miyoung sebelum membiarkannya pergi. Miyoung tak lagi memberontak di kursi rodanya.

Jeno tersenyum melihat istrinya yang luluh padanya. Ketika Miyoung sudah menghilang di balik pintu lift, Jeno mulai mengeluarkan semua senjata simpanannya. Ia memang sudah menyimpan semua itu sejak lama. Jeno sadar kalau keluarga Jaejoong bisa kembali beraksi kapanpun meski bukan Jaejoong sendiri yang maju.

"Kali ini, maaf sekali lagi Miyoung. Aku tak bisa berjanji pulang dengan selamat jika waktunya tiba." Jeno mengusap pisaunya yang siap digunakan untuk bertarung dan juga beberapa laras pistol.

***

"Miyoung masuk rumah sakit lagi?" Jaemin terkejut ketika seseorang melapor padanya soal keberadaan Miyoung. "Tunggu dulu, bahan kimia, alat kedokteran. Ini bisa jadi gawat kalau benar terjadi."

Jaemin segera bergegas menuju rumah sakit tempat biasanya Miyoung dirawat intensif. Memastikan obat-obatan yang akan diberikan Miyoung adalah obat yang aman dan tidak membahayakan nyawanya. Jaemin sudah punya akses tersendiri karena ia juga ahli kimia terpercaya di rumah sakit itu.

Ketika berada di ruang obat-obatan, Jaemin merasakan ada pergerakan mencurigakan dari salah satu orang yang masuk ke sana menggunakan seragam dokter dan wajah tertutup masker. Dalam pengamatannya, orang itu seperti tak mau ketahuan. Orang itu juga sempat terlihat membuang sesuatu ke kotak sampah. Jaemin mendekat ke meja tempat orang tadi itu berhenti. Ia menemukan tempat obat yang mencurigakan. Butiran obatnya hampir sama dengan obat yang biasa dikonsumsi Miyoung. Jaemin membawa semua obat itu ke dalam laboratorium rahasia dalam rumah sakit untuk diteliti.

"Sial, ini racun yang sama dengan yang ada di pistol kemarin. Dia ingin targetnya mati karena dugaan serangan jantung atau gangguan paru-paru. Dia merencanakannya matang-matang sebab tahu sakit yang diderita Miyoung." kata Jaemin.

Seorang dari tim perawat masuk dan mencari obat untuk Miyoung. Dirinya kelabakan saat obat utama yang memang harus dikonsumsi Miyoung menghilang. Saat itulah Jaemin muncul dan memberitahu letak obat yang asli berada di mana.

CEO Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang