Saat tiba di Paris, Jeno dan keluarga langsung menuju ke sebuah hotel mewah yang sudah direservasi. Miyoung tak merasa aneh sebab hotel itu memang sudah sejak lama jadi langganan dirinya dengan Jeno.
Miyoung membantu anak-anaknya membereskan barang ke dalam lemari hotel. Jeno terdengar sedang mengobrol dengan seseorang di depan kamar. Miyoung hanya menghela napas dan tak peduli dengan apa yang didengarnya.
"Ibu, nanti aku dan kakak akan berkeliling sekitar sini bersama paman Renjun. Rosean juga ikut. Paman Jaemin akan menemani Ibu dan Ayah kan?" tanya Haemi.
"Iya, bermainlah bersama mereka. Ibu akan menghadiri makan malam di aula hotel ini." kata Miyoung.
"Sayang, siapkan jas dan perlengkapanku. Ayo kita bergegas." Jeno bersuara.
"Sekarang, pergilah. Rosean dan Junho sudah menunggu di luar." kata Miyoung sebelum mencium satu-persatu anaknya.
***
Ketika malam tiba, Jeno dan Miyoung menghadiri gala dinner yang dilaksanakan oleh sekumpulan desainer dan model ternama. Kehadiran Miyoung untuk pertama kalinya di gala dinner tersebut sangat mencuri perhatian. Ia datang hanya dengan dress rancangan pribadinya yang tampak simpel dan klasik. Di sampingnya, Jeno datang dengan jas berwarna merah maroon dan kemeja hitam serta celana yang senada dengan jasnya.
"Hai Jeno!" sapa seorang perempuan berperawakan tinggi. Ia memang dikenal sebagai model karena perawakannya tersebut.
"Hai Michelle! Maaf lama tak kelihatan. Urusan perusahaanku sangat merepotkan." jawab Jeno dengan ramah.
"Sudah jelas kau CEO di perusahaanmu, masih saja kau mau jadi model." kata Michelle.
Michelle mengalihkan pandangannya ke Miyoung dan menatapnya aneh. Miyoung sadar karena penampilannya yang terlalu sederhana dan klasik. Berbeda dengan yang lain yang datang dengan pakaian gemerlap. Miyoung berusaha berlindung di balik tubuh Jeno karena malu jadi sorotan hampir semua tamu gala dinner.
"Siapa perempuan itu?" tanya Michelle dengan nada remeh.
"Oh, dia istriku. Miyoung, Perkenalkan dirimu sayang." Jeno menarik Miyoung agar dapat dilihat oleh semua orang.
"Bonjour, je m'appelle Miyoung." perkenalan Miyoung dengan bahasa Prancis yang fasih.
"Apa? Dia adalah desainer yang sejak muda menguasai Fashion Week? Apa kau bercanda?" Michelle meremehkan. "Wanita lemah ini?" Michelle dengan lancang menunjuk Miyoung.
"Jangan bicara macam-macam tentang istriku." kata Jeno dengan nada tinggi.
"Tapi memang faktanya begitu. Dia berkali-kali diliput masuk rumah sakit." kata Michelle.
"Setidaknya dia lebih terhormat dari dirimu, JALANG." Jeno menekan kata terakhirnya.
"Apa salahnya aku seperti itu?" Michelle tak terima.
"Karena tubuhmu ini murah." kata Jeno sambil mendorong tubuh semampai sang model.
Jeno menarik Miyoung menuju meja yang telah disiapkan khusus untuk pasangan itu. Hanya ada dua kursi di meja bundar tersebut. Meja itu penuh dengan pernak-pernik. Saat mereka mulai duduk, para pelayan bergantian mendatangi meja untuk memberikan pelayanan.
"Maaf soal tadi. Banyak model perempuan yang sikap dan mulutnya tidak dijaga." ujar Jeno. "Selain model dia juga dikenal sebagai one night stand lady." jelasnya.
"Apa tubuhku aneh? Aku tak terlalu tinggi, aku tidak terlalu kurus bahkan seksi. Semua orang menatapku karena tubuhku yang biasa-biasa saja ini. Bahkan aku mengakui kalau tubuhku ringkih." kata Miyoung yang mulai menyendok makanan pembuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO Lee Jeno
Fanfiction[Sequel of Bad Boy (Lee Jeno)] Mampukah cinta yang telah lama tumbuh seketika hancur saat kebenaran demi kebenaran di balik semuanya terungkap. Banyak yang tak terduga dalam kehidupan mereka pada masa sekarang. Bahkan orang-orang yang tidak terduga...