Part 4

1.9K 249 4
                                    

BRAK!

"HEH PELAKOR!"

Pakaian minim yang digunakan perempuan yang meneriakinya pelakor membuat (namakamu) sedikit begidik jijik, salsha yang rambutnya acak acakan itu melongo melihat bella masuk kekamar ini

"LO CEWEK GAK PUNYA OTAK YA SAMPE SAMPE MASIH AJA LO GODAIN CALON SUAMI GUE" Bentak bella penuh emosi kepada gadis yang kini didepannya

"Bukan gue yang ngejar ngejar tapi nih PACAR gue yang sekarang ada didepan lo itu yang ngejar gue" ucap (namakamu) menunjuk muka bella, kilat amarah dari mata bella terlihat jelas

"Heh gue sebagai pemilik apartemen ini gak ngizinin lo masuk dalam apartemen gue!" ucap aldi marah dan menarik tangan bella untuk keluar

Iqbaal hanya diam, mulut dan badannya kaku untuk melakukan apa apa. Terlihat sebagai keledai bodoh yang hanya menonton pertengkaran ini tanpa ingin menengahinya, (namakamu) berkali kali menarik nafasnya yang terasa sesak

"Bal, keluar" ucap (namakamu) menatap iqbaal dengan kilat mata yang terlihat marah dan kecewa

"(Namakamu)" lirih iqbaal, (namakamu) hanya bisa tersenyum tipis dan menggeleng

"Pergi, gue mau sendiri"

🌻🌻🌻

(Namakamu) terduduk disofa yang ada dibalkon apartemen ini, cuaca kembali normal membuat gadis itu betah dengan kesendiriannya. Perlahan air matanya jatuh mengingat memori bagaimana dirinya dan iqbaal bertemu, hingga sekarang sesakit ini

"Hiks! Hiks!"

Pertahanan yang sudah dibangunnya mati matian kini runtuh, gadis itu hanya bisa melampiaskan dengan isak tangis dan pukulan pada sofa yang didudukinya. Semua kenangan terputar bagai film diotaknya

"(Namakamu)..."

BRUK!

Salsha memejamkan matanya merasa tangisan itu semakin menggema dipelukannya, gadis ini tau bahwa sahabatnya ini menahan mati matian pertahanannya dan sekarang sudah hancur dengan pertengkaran tadi. Salsha memejamkan matanya, ini cukup membuatnya sesak, tangisan yang sudah lama tidak terjadi kini terulang lagi

"Sha hiks! Gue gak nyangka semuanya bakal berakhir secepat ini" ucap (namakamu) semakin memasok air matanya jatuh dengan sendirinya

"Maaf, tapi ini nyatanya" ucap salsha memperlihatkan undangan bercetak tinta emas diundangan berwarna hitam nan elegan itu

"Salshaaa hiks! Gue gak siap kehilangan sha" ucap (namakamu) semakin terisak

Salsha hanya mampu terdiam, bajunya kini lumayan basah. Tapi itu tidak penting, yang terpenting sahabatnya ini harus tenang. Salsha hanya bisa mengelus pundak gadis itu lembut berusaha membuat tenang, air mata salsha ikut turun membasahi pipinya. Sahabatnya sangat terluka kini

"Yang kuat, lo cewek tegar. Jangan kalah dengan cinta yang sementara datang, cinta sejati lo lagi otewe. Sekarang mungkin lagi keserempet bajai makanya lambat nyampe" ucap salsha mampu membuat gadis dipelukannya sedikit tertawa dan mencubit salsha

"Duh biru badan gue, udah ya lo cantik. Cantik vuanget kalah tu ratu amerika" ucap salsha melepaskan pelukannya dan mengusap sisa air mata dipipi sahabat nya

"Thanks sa, lo memang sahabat terbaik gue"

🌻🌻🌻

Jam menunjukkan pukul satu malam, (namakamu) masih tidak bisa tidur. gadis itu memilih untuk duduk dan bersandar dibadcovernya, membiarkan angannya kembali terbang dengan sendirinya. Gadis itu hanya bisa tersenyum tipis, pasrah akan keadaan

Femme forte [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang