(Namakamu) tersenyum menatap Iqbaal dengan wajah memerah, (namakamu) menepis air mata Iqbaal yang jatuh. Laki laki itu begitu kacau, (namakamu) ragu dan takut pria ini mengacaukan acara pernikahannya sendiri
"I love you" lirih Iqbaal
(Namakamu) hanya bisa mengangguk dan tersenyum, mata iqbaal yang memerah itu menatap kedua mata gadis itu dalam. (Namakamu) tersenyum dan membantu Iqbaal yang berdiri dari lemas nya
"Aku takut" lirih Iqbaal
"Aku selalu support kamu"
🌴🌴🌴🌴
Tap!
Tap!
Tap!
(Namakamu) mendekat kearah kaca yang ada diwc, gadis itu terpaksa mengulang make upnya. (Namakamu) tak ingin tampak buruk di pernikahan mantannya, sangat tak ingin memberi kesan buruk di acara akad nikah ini. Salsha? Gadis itu ada disampingnya. 15 menit lagi acara akad akan dimulai, tapi (namakamu) tidak bisa melihat lelaki itu menjabat tangan penghulu dan mengucapkan kalimat sakral itu. Dirinya dan Salsha akan bersama dianty dikamar. Menjadi pengiring nya nanti
"Udah?" Tanya Salsha, (namakamu) mengangguk dan tersenyum
"Gue toleransi, setelah acara ini Lo boleh nangis sepuasnya. Setelah itu Lo janji, jangan pernah nangis lagi" ucap Salsha, (namakamu) mengangguk dan tersenyum
"Makasih sha, Lo yang paling ngerti gue" lirih (namakamu)
Salsha yang mendengar itu hanya tersenyum dan berusaha kembali membuat punggung gadis itu tegap untuk menghadapi acara ini, Salsha memeluk sahabatnya dan diam diam menepis air matanya yang ikut jatuh. Jujur saja, bila dirinya diposisi sahabatnya. Mungkin dirinya tak Sudi untuk datang apalagi menjadi pengiring seperti ini
"Permisi nona, nyonya dianty udah nunggu"
Perempuan yang akan menjadi pembantu pribadi dianty datang kewc dengan sopan, (namakamu) yang mendengar ucapan itu langsung mengangguk dan keluar bersama Salsha. (Namakamu) melewati tempat akad yang mulai ramai didatangi tamu, (namakamu) sempat melirik devano dan Aldi yang kini menatapnya. Ahsya disana, digendongnya devano. Ahsya tersenyum dan mengangkat sekepal tangan kanan seolah berkata 'kuat' untuk kakak kesayangannya. Sangat manis sekali
"Ayo" tarik Salsha menuju kamar bagian kanan tempat dianty berdiam diri
Cklek.
(Namakamu) berusaha menetralkan wajahnya saat bertatap muka dengan dianty yang terdiam, gadis itu duduk di kursi sebelah Salsha yang duduk disebelah dianty. (Namakamu) memegang hpnya yang dari tadi bergetar, nomor tidak dikenal. Gadis itu hanya membiarkannya dan menatap kearah tv yang memunculkan siaran siaran terkini
'Saya terima nikahnya dianty Anissa binti Amran Zulfikar dengan emas 2 kg dan seperangkat alat sholat dibayar tunai'
'sah?'
'SAAH!!'
(Namakamu) yang mendengar bagaimana lancarnya Iqbaal mengucapkan itu hanya bisa tersenyum tipis, dianty mengusap mukanya lega dan berdiri menghadap kearah pintu yang akan dibuka. (Namakamu) pun ikut berdiri dan memegang lengan kanan dianty, dan Salsha memegang lengan kiri gadis itu. (Namakamu) berkali kali meremas bajunya sendiri, dirinya sangat gugup. Karena sebenarnya gadis itu sudah bilang kepada Iqbaal untuk tidak ikut campur dalam pernikahan ini, cukup menunduk dan jangan pergi. Hanya itu saja, (namakamu) memejamkan matanya. Entah bagaimana ekspresi laki laki itu nanti, (namakamu) tidak bisa membayangkannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Femme forte [END]
FanfictionHayu gak perlu banyak mikir, mending baca deh mana tau suka kan :)