Part 21 (OTW END)

2.3K 331 55
                                    

'Tuhan, aku nyesel kembali'

🌴🌴🌴🌴


(Namakamu) terduduk dikursi sofa yang didepannya terdapat jendela, sejuknya angin malam membuat gadis itu tidak menyadari semakin lama hari semakin dingin. (Namakamu) hanya menggunakan baju kaos dan celana pendek , tanpa ada jeket yang dipakainya. Pandangan gadis itu jatuh diatas meja, undangan itu masih disana. (Namakamu) enggan memegangnya lagi, kaca yang berserakan masih tetap sama. Berserakan. Gadis itu betah dari tadi diam tidak mengeluarkan suara, terlalu lelah untuk mendeskripsikan semuanya

"Hiks!"

(Namakamu) menarik nafasnya yang tersengal karena habis nangis, tidak ada lagi telfon genggamnya. Setelah membanting hingga hancur tak berbentuk, (namakamu) pergi begitu saja. Gadis itu kembali teringat semuanya, semua kegiatan dan kenangan yang terukir manis dikotak nya. Ingin sekali rasanya menghancurkan dan membakar acara itu, ingin sekali

"(NAMAKAMU)!!"

(namakamu) menepis air matanya yang jatuh, itu suara Iqbaal. Iqbaal pasti berada diluar pagar rumahnya, (namakamu) seakan menulikan telinganya saat namanya dipanggil lelaki itu. Ingin bertindak egois, tapi dirinya tidak bisa

Tok!

Tok!

Tok!

"(Namakamu) Lo gak papa kan?? (Namakamu)?!"

"Teteh!!"

(Namakamu) menutup telinganya, gadis itu kembali terisak. Kenapa dirinya bisa selemah ini, (namakamu) menyandarkan kepalanya di sofa dan menghabiskan malam di sofa itu. Tidur dengan posisi yang sebenarnya tidak nyaman, tapi bisa nyaman bila keadaan sudah begini

'gue berharap ini cuma mimpi'

🌴🌴🌴🌴

Hari demi hari berjalan dengan cepat, (namakamu) memang kembali bekerja. Tapi gadis itu sangat irit bicara,kecuali bersama Salsha, Aldi, ahsya, dan devano yang sering mengunjunginya. Disibukkan dengan berkas berkas, jadwal operasi, pengecekan pasien, dan lain sebagainya. Salsha sengaja menyibukkan sahabatnya agar tidak bisa teringat oleh Iqbaal, itu mustahil. Tidak terpikir pun pasti ingatan gadis ini tiba tiba saja terlintas laki laki itu

"Lo beneran mau datang acara Iqbaal?" Tanya Salsha, (namakamu) hanya menatap berkas itu dengan kilat dingin. Dan menatap Salsha sambil tersenyum

"Gue Dateng kok" ucap (namakamu) sedikit datar dan memeriksa catatan pasien yang tertumpuk dilacinya

'iqbaal Dhiafakhri'

(Namakamu) terdiam menatap catatan itu, itu punya Iqbaal. Dan berkas lama itu terselip disini, (namakamu) tersenyum sangat tipis mengingat yang terjadi dulu. Tangan kanan (namakamu) yang memegang pena itu pun mengukir tinta dikertas lama milik Iqbaal

'penghianat, pembohong. Tapi saya mencintai anda Mr. Dhiafakhri'

Srek.

(Namakamu) yang membaca kalimat yang tulisnya itu dengan cepat meremukkan kertas itu dengan sebelah tangannya. (Namakamu) melempar ketong sampah dan mengambil stetoskop nya lalu keluar ruangan, Salsha yang melihat itu hanya bisa menghela nafas panjang. Kenapa iqbaal begitu jahat terhadap sahabatnya, Iqbaal kenapa? Apakah dia tidak mempunyai perasaan sedikit saja untuk memperbaiki kesalahannya?

"Argh Iqbaal sialan!!" Sentak Salsha

Cklek.

"Kemana (namakamu)?"

"Lo tunggu disini aja, dia periksa pasien"

Ujar salsha sambil tersenyum tipis menatap devano masuk keruangan ini, Salsha langsung saja membagi kursi itu dan kembali bersandar dengan tenang. Devano mengusap rambut dan mukanya dengan kasar, sekarang (namakamu) down masih juga bekerja. Devano melirik jam tangannya dan melihat pintu masuk, tidak ada tanda tanda (namakamu) masuk keruangan ini

Femme forte [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang