01

26.1K 1.3K 8
                                    

Tok tok tok

"Sebentar..."
Orang rumah pun membukakan pintu rumah panggung itu. Ya.. emang sih suasana pedesaan disini masih kental banget sekental susu kental manis Frisian Flag Gold yang-oke skip. Keliatan  dari lingkungan yang masih asri, Rumah yang masih terbuat dari anyaman bambu, Jalan pun nggak dilapisi dengan Aspal seperti di kampung-kampung lainnya yang emang sekarang  jalan kampung pun kebanyakan dilapisi aspal. Untuk memudahkan transportasi katanya,bahkan banyak juga yang bilang supaya nyentrik kayak di kota-kota

Nyentrik apaan coba??

tapi,ada satu jalan yang beraspal. Itupun jalannya gak gede-gede amat. Ya paling muat 1 mobil. Dan itu satu-satunya jalan menuju kota besar.

"Lah,Ren? Iren?Renata Aaaaaa sahabat terbaik gueeee"
Sang pemilik rumah Langsung memeluk gadis didepannya ini sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri.
Iya, yang dipeluk sampe megap-megap kek ikan yang kekurangan air saking kencangnya pelukan sang sahabat.

Ini mah bukan pelukan namanya. Tapi cekikan maut. Renata terbatuk-batuk dan nyubit tangan Astuti, malaikat maut berwujud sahabat.

"Aw Ren!! Kok Lo malah nyubit gue sih?!"

Ia pun melepaskan pelukannya dari Renata

"Lo Nya yang salah! Gue bukan ngerasa di peluk tapi kayak dicekik"
Jelas Renata

"Ehehe"

Astuti mengarahkan tatapannya pada tangan Renata yang nggak bawa apa-apa kecuali tas selempang kecil yang disampirkan di bahu kanannya

"Lo ke rumah temen bawa oleh-oleh kek,apa kek,ini mah dateng ke kampung orang dengan tangan kosong! Dasar pelit lu..."

Tatapannya beralih ke bawah, melihat Renata bertelanjang kaki.

"Demi para bebek gue! Lu kesini gak pake alas kaki Ren?"

Lemot emang si Astuti ini. Nggak bisa ngerti keadaan

"Ih Tuti! Lo gak ngerti juga? Gue kabur dari rumah!"

Astuti melongo di tempat. Tapi beberapa detik kemudian dia langsung menarik Renata masuk kedalam Rumah dan lekas menguncinya.
Astuti mengajak Renata Duduk di lantai papan beralaskan tikar.

"Lo kenapa kabur dari rumah? Lo ada masalah lagi ya sama Ayah tiri Lo?"

Renata mengangguk mengiyakan.
Emang sih,dia udah tinggal sama Ayah tirinya sejak berusia 12 tahun. Ayah kandungnya meninggal waktu usia Renata 2 tahun. Dan berselang 5 tahun, Ibunya meninggal menyusul Ayahnya setelah terlebih dahulu menikah dengan Ayah tirinya yang sekarang. Setelah itu,Ayah tirinya membawa Renata ke Ibukota. Perlakuannya pada Renata bener-bener gak mencerminkan sikap seorang Ayah. ya...namanya juga Ayah tiri. Makan pun Renata harus cari sendiri,biaya sekolah apalagi. Tapi untungnya nggak pernah sampe melakukan kekerasan fisik,dan yang lebih penting,dia nggak melecehkan Renata.

Renata pun menceritakan alasan kenapa dia kabur.

Saat ini, Renata kuliah semester 3. Tapi kemaren pas balik ke rumah, diruang tamu udah ada ayah tirinya yang megang koper berisi uang dan seorang bapak-bapak gendut brewokan bersetelan jas Formal.

"Nah,ini anak yang saya jual pada bapak"katanya enteng

Sontak Renata terkejut dong?
Masa anak gadis kayak dia dijual ke  om-om yang udah gak jelas rupanya kek gini.
Matanya mengerling genit pada Renata.

Ih najis- batin Renata.

"Ayah! Kenapa Ayah jual aku?"
Teriak Renata nggak terima.
Ya jelas nggak terima lah!
Siapa dia berani jual Renata?
Nyebut dia Ayah pun Renata ogah-ogahan

"Denger ya! Saya tuh bukan ayah kamu. Ayah kamu udah mati! Disini juga kamu gak guna. Cuman nyusahin saya aja"

Nyusahin darimananya coba?
Biaya hidup ditanggung sendiri, malah ayah tiri sialan itu yang nyusahin pake double banget. Kerjaannya tiap hari judi Mulu. Giliran kalah atau abis duit minta ke Renata. Bukan minta sih,ngambil.
Duit buat biaya kuliah aja kadang dipake buat bayar hutang judinya yang bejibun.

Kaki Renata lemas seketika. Om-om genit itu langsung nyeret Renata ke mobilnya yang super duper sangat mewah pake banget sekali.

Di dalam mobil, Renata nggak diem aja,Teriak-teriak sambil ngeluarin umpatan-umpatan. Kek gini nih:

-Kecebong darat!!! Lepasin gue

-Pantat panci gosong Lu! Gue sumpahin mati ketabrak becak mau?!atau masuk ke penggilingan semen macem adegan film ADZAB.

-dan lain-lain

Jangan lupakan,penghuni kebun binatang di Absen semua.

Dia menjambak, mencakar, mukul-mukul iblis itu sampe wajahnya yang emang ancur makin ancur.
Sampe.....

BRUUUK!!!

Mobil mewahnya nabrak tiang listrik. Pala si Bekantan cina kejedot di kemudi dan pelipisnya ngeluarin darah.
Kesempatan bagus buat kabur.
Renata keluar dari mobil dengan bertelanjang Dada





G.

Bertelanjang kaki gaes,karena emang dari rumah juga tuh sandal entah udah kemana. Dan tujuan terakhirnya yaitu Rumah Astuti, sang teman kecil di kampung dulu.
Dan disinilah Renata berakhir,
Kampung tempat kelahirannya.
Rumahnya yang disini udah dijual. Siapa lagi kalo bukan sama ayah tirinya yang galaknya minta di tampol pake palu.
Tapi gak papa, selagi ada tumpangan di rumah Astuti, Renata its oke.
Ya walaupun mulut rombeng nya si Astuti minta di jahit pake jarum pentul.
Bodo amat lah ya

"Hmmm,kalo gitu Lo bisa donk...?"
Kata Astuti dengan senyum lebar selebar senyum pepsodent plus mata yang di puppy eyes kan yang dia klaim menambah wajah imut nan gemesinnya


Gemesin minta ditampol.




"Gimana? :)"

Perasaan Renata mendadak jadi gak enak

:)





















Baby Boss,I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang