"DIA ANAK HARAM!"
Tony mengerutkan kening nya heran. Tatapan nya kini beralih pada gadis yang menundukkan kepala nya merasa malu, tidak tahu kenapa ada rasa sakit melihat keadaan gadis ini.
"Sudah lah, mister Stark. Dia tidak perlu di kasihani."
Lalu gadis itu menarik tangan Tony menjauh. Ada perasaan tidak rela saat meninggalkan nya, tapi Tony yakin dia butuh sendiri. Gadis itu menoleh kecil, jantung nya berdetak hebat saat manik abu-abu nya menatap pedih. Astaga.
"Dia memang selalu seperti itu, sendirian, tidak ada teman. Cantik sih, juga pintar. Tapi siapa yang mau berteman jika darah haram mengalir di tubuh nya?" Gadis itu tertawa dengan teman nya yang satu lagi.
Tony berhenti otomatis gadis yang masih memegang tangan nya ikut berhenti. Tony menarik tangan nya kemudian menghela nafas kasar, ia menatap manik coklat gadis itu dengan intens.
"Siapa nama nya?" Suara Tony merendah, terdengar sexy.
"Nama ku?" Elak nya.
Tony menggeleng, "Bukan. Nama gadis itu."
Ada raut kekecewaan di wajah nya namun Tony tidak peduli. Lebih menyakitkan melihat gadis tadi menundukkan kepala nya karena ulah mereka. Sialan, mengingatnya membuat hati Tony berdenyut.
"Alexandra Diviy."
Diviy? Seperti nya Tony kenal nama itu. Mereka pernah meminta kerja sama. Namun Sialnya Tony lupa. Di saat diri nya mencoba mengingat-ingat seseorang memanggil nya namun tak ia dengarkan karena dia sibuk mengingat.
"Anthony Edward Stark!"
Tony tersentak. Kesadaran nya kembali. Ia menoleh dan menemukan Chris yang menatap nya bingung dan hanya di balas gelengan pelan oleh Tony.
"Kita ada meeting, ku harap kau sudah melihat sekolah ini dengan baik." Ujar Chris dengan sedikit nada kesal karena tadi di acuhkan.
Tony mengangguk lalu menatap kedua gadis yang kini memandang nya kecewa. Tak peduli dia lebih memilih berputar dan berjalan pergi meninggalkan mereka dan sekolah ini.
Namun saat kembali ke lapangan, dia kembali menemukan gadis itu namun tidak sendirian. Ada beberapa siswi di dekat nya. Mata Tony melebar saat salah satu dari mereka menyiramkan air tepat di wajah nya.
Tony berjalan mendekat, dan diri nya datang ke hadapan mereka tepat sebelum mereka berhasil menampar Gadis itu. Yeah, mereka tidak menampar Alexandra, tapi mereka berhasil menampar Tony Stark. Luar biasa.
Mereka jelas tersentak melihat siapa yang berdiri di hadapan dan barusan mereka tampar. Salah satu nya menutup mulut nya saking kaget nya. Tony berdeham sebentar lalu membersihkan Jas hitam mahal nya. Ia menoleh pada kepala sekolah yang berlari ke arah mereka.
"Aku menyesal memberikan uang ku pada kalian." Tony berbalik dan melihat gadis ini masih saja menundukkan kepala nya. Tangan nya meraih pergelangan tangan gadis itu lalu menariknya pergi masuk ke dalam mobil dan membuat semua orang keheranan.
Malu dan heran bercampur. Namun malu sangat mendominan.
****
"Seriously? Tony?" Chris menaikkan satu alis nya heran saat melihat seorang gadis duduk di samping pria itu.
"Why? Aku hanya ingin menolong nya." Balas Tony datar.
Chris menghela nafas, "ya,ya,ya. Kau berubah jadi orang baik. Terserah kau saja." Chris menoleh pada jendela dan lebih baik memperhatikan jalanan daripada kedua orang di depan nya.
Tony sendiri masih kebingungan kenapa diri nya rela berlari dan melindungi gadis itu dari tamparan. Padahal dia bisa saja hanya diam dan menonton nya lalu berjalan pergi. Tapi tidak, hati nya menolak untuk seperti itu.
Mereka hanya diam, tidak ada percakapan. Gadis itupun terlihat takut untuk bertanya. Terbukti, dia hanya diam dan menundukkan kepala nya. Demi tuhan, apa yang bisa ia lakukan hanya menunduk saja?
Mereka sampai di mansion Tony. Tony sendiri yang minta untuk membatalkan meeting nya lalu meminta pulang. Tony berjalan keluar begitupun Alexa. Dia berjalan mengikuti Tony seperti barisan anak ayam dan induk nya.
Semua Maid memperhatikan nya namun mereka lebih memilih untuk diam dan membungkuk menyambut kehadiran sang majikan. Tony melepaskan Toxedo nya dan memberikan nya pada salah satu Maid di sana.
Tony berbalik, dia tersenyum hangat sambil mengulurkan tangan nya yang kemudian di sambut oleh Alexa. Gadis itu hanya diam saat Tony berjalan menuntun nya ke kamar nya.
"T-tuan.." ketakutan menyerang gadis ini. Ayolah, seorang gadis di bawa pergi lalu di tuntun ke kamar. Memang nya apalagi selain pemerkorsaan? Atau hanya fikiran buruk nya saja?
"Don't affraid, Alexa. Aku tidak akan macam-macam dengan mu." Tony seakan tahu apa yang di rasakam gadis itu. Well setelah berkata seperti tadi, gadis itu sedikit baikan.
"Aku akan ganti baju sebentar lalu membawa mu pulang." Tony berjalan ke walk in closeth.
"Ak-aku bisa pulang sendiri, Mr. Stark."
Genggaman Tony pada gagang pintu berhenti seketika sebelum akhirnya berbalik menatap manik indah berwarna abu-abu itu dengan bingung.
"Kenapa?"
"Kau tidak akan senang menemui mereka."
Tony tertawa, "siapa yang tidak senang saat anak nya diantar pulang oleh Tony Stark?" Lalu Tony melanjutkan langkahnya masuk ke dalam.
Alexa tercekat, dia berjalan mendekat pintu. "T-tidak, Mr. Stark. Mereka tidak akan senang jika aku pulang bersama pria."
"Begitu? Berarti aku harus mengaku sebagai pacar mu." Jawab Tony dari dalam dengan sedikit berteriak.
"Tony, tolong biarkan aku pulang sendiri." Satu langkah Alexa di depan pintu itu, nada nya terdengar pasrah membuat seseorang di dalam kebingungan dengan nada itu.
"Tony.."
Sang pemilik nama muncul, tepat di hadapan nya dengan tatapan dingin nya membuat Alexa sedikit ketakutan. Jarak mereka begitu dekat. Perbedaan tinggi itu harus membuat Tony menunduk dan Floora mengangkat kepala nya.
"Kau punya kekasih?"
Alexa menggeleng pelan.
"Kalau begitu bagus. Karena aku kekasih mu. Mengerti?" Tony menoleh sebentar pada Alexa yang tetap diam.
TBC.
TERIMAKASIH UNTUK YANG SEMANGATIN AKU.
SEE YOU
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HAPPY GIRL
RomanceTony Stark merasa akan gila karena menyukai gadis polos sekolahan.