Alexa terbangun ketika mendengar suara telpon dari ujung kamar nya. Dengan langkah yang lunglai, Alexa meraih telpon itu. "Halo?"
"Apakabar, Nona Diviy?"
Alexa mengerutkan kening nya, "Kau." Alexa mengepalkan tangan nya kuat. "Apa lagi mau mu?!"
"Kau bertanya mau ku? Haha." seseorang di sana tertawa renyah, "Hm, apa ya? Bagaimana jika mau ku adalah kematian mu dan pria itu?"
"Badebah!" Maki Alexa.
"Woho, kosakata itu tidak pantas di ucapkan oleh gadis berumur empat belas tahun. Aku yang enam belas tahun saja tidak pernah berkata seperti itu."
Alexa tersentak kecil, enam belas tahun? Dia lebih tua dari nya dua tahun.
"Oh ya, apa kau lihat sinar merah ini?"
Alexa menoleh ketika mendapat sinar merah yang mengarah ke jantung nya kemudian bermain-main di wajah nya.
"Aku bisa saja membunuh mu langsung. Ck, tapi aku ingin bersenang-senang dahulu."
Alexa menelan ludah nya kasar.
"Oh ya, Tuan Tony tercinta mu juga dalam bahaya, sayang. Ada laser yang mengarah pada nya dan dia tidak menyadari nya. Bagaimana jika dia mati lebih dulu? Sangat bahagia rasa nya melihat kau menderita."
"Jika kau berani menyentuh nya, kau akan tamat." Geram Alexa.
"Haha, lihat ini. Seperti drama dalam film bukan? Hah, romantis nya."
Sosok itu kembali tertawa renyah membuat Alexa semakin geram.
"Baiklah, selamat tidur. Aku akan menembak kepala Tony Stark saat dia terbangun. Dan jangan mencoba menelpon nya, jaringan telpon mu sudah ku sadap, babe."
Kepalan tangan Alexa sudah sangat keras dan berakhir memukul dinding di sebelah nya menciptakan beberapa tetes darah keluar.
Alexa menoleh pada sinar yang perlahan menghilang. Alexa menghela nafas, dan memilih tidur.
Sosok yang di ujung gedung menaikkan satu alis nya, dan kemudian tersenyum kecil ketika melihat gadis itu lebih memilih menghindar. Pandangan nya tak lepas dari gadis itu sampai seorang bawahan wanita nya yang memakai Jas datang dan memberikan dokumen. Kemudian pergi. Dan Alexa kembali tidur.
Sosok itu tersenyum miring, "Jaga tarikan pelatuk mu, Sebentar lagi dia akan keluar." ujar nya pada teman nya yang berjaga di sebrang rumah mewah Tony dan bersiap dengan pistol di tangan nya.
Namun sudah 3 jam, Alexa tak memberi pergerakan. Hingga akhirnya ia terbangun, keluar dari kamar dan menuju kamar mandi. Tak lama kemudian ia keluar, dan kembali tidur. Sosok itu mengerutkan kening nya. Ada yang salah.
Ia menghela nafas, "Jika dalam 30 menit dia tak bereaksi. Bunuh saja dia." ujar nya pada sosok lain di ujung sana.
Ia masih terus memperhatikan gadis itu dari kaca kamar nya yang memperlihatkan jelas suasana kamar nya. Hingga waktu terus berjalan dan hampir 30 menit.
Sosok itu kembali menghela nafas, "Baiklah, bunuh dia."
Sosok yang sedang berjaga dari rooftop depan rumah Tony, ia memposisikan sinar nya pada kepala Tony yang sedang duduk membelakangi nya.
"Satu..,"
"Dua...,"
"Tig-"
DOR!
Sosok itu membulatkan mata nya kaget ketika sekelompok orang masuk ke ruangan Tony, dan pria bernama Chris malah menembaki nya.
"Shit! Anna, aku di serang!"
"Apa?!" sosok di depan rumah Alexa tersentak, ia kembali memperhatikan gadis yang tengah tidur dan menyadari. Itu bukan Alexa! Gadis itu adalah bawahan Alexa yang tadi memberikan dokumen. Sialan, dia bergegas menuju teman nya.
Sekelompok orang itu membentuk aliansi yang melindungi Tony dan Alexa. Pria itu sendiri masih kebingungan.
Akhirnya sosok itu membawa senjata nya dan berlari melompati gedung di belakang nya. Chris menghela nafas dan berbalik menatap kedua CEO itu.
Ponsel Alexa bergetar, ia tersenyum melihat siapa yang menelpon nya.
"Sialan kau!"
Alexa terkekeh, "Yah, biar ku beri tahu. Aku pernah mendapat beasiswa karena kepintaran ku. Dah ya, selamat malam."
Alexa mematikan telpon nya secara sepihak membuat seseorang yang menelpon nya memaki.
Chris berjalan mendekat, sedangkan Tony masih belum mengerti keadaan nya.
"Bagaimana kau bisa memberitahu kami sedangkab jaringan telpon mu di sadap?"
Alexa tersenyum, "Yang dia sadap hanyalah jaringan telpon rumah. Tapi tidak dengan ponsel ku."
"Lalu bagaimana kau bisa keluar?"
"Saat bawahan ku datang memberi dokumen, aku menyuruh nya untuk ke kamar mandi. Dan kemudian aku menyusul nya lalu kami bertukar pakaian. Lalu aku keluar."
Alexa menghela nafas, "Dia berniat membunuh ku. Dan dia memancing ku untuk keluar karena dia tahu kaca kamar ku adalah anti peluru."
Chris mengangguk paham, "Kita harus lebih waspada sekarang." Ia berbalik menatap Penjaga nya. "Jangan biarkan orang baru masuk begitu saja. Periksa rumah ini."
Semua orang mengangguk kemudian bergegas melaksanakan perintah tuan nya dan meninggalkan Tony dan Alexa berdua.
Alexa menoleh menatap Tony, "Kau baik-baik saja?"
Tony diam sebentar, kemudian membelai wajah Alexa. "Bagaimana ini bisa terjadi pada mu?"
"Aku tidak tahu, dia pasti punya dendam pribadi dengan ku."
Tanpa di duga, Tony memeluk Alexa dengan sangat erat. Seakan jika ia memberi celah sedikit saja maka akan ada orang yang akan menarik nya dan membawa nya pergi.
"Oh ya Tuhan, Alexa. Aku sangat takut."
"Kau takut kenapa?" heran Alexa.
"Aku takut kehilangan mu lagi."
Saat itu juga wajah Alexa merah padam, jantung nya beradu dengan jantung lain yang sedang mendekap nya. Alexa merasakan kenyamanan di pelukan pria ini sampai akhirnya dia memejamkan mata nya untuk tidur.
TBC
KOMEN DAN VOTE NYA SAYANG-!

KAMU SEDANG MEMBACA
MY HAPPY GIRL
RomanceTony Stark merasa akan gila karena menyukai gadis polos sekolahan.