Hi, Alexa.
Aku ingin minta maaf karena telah lancang mencium mu. Maaf, seharus nya aku tidak merebut itu dari mu.
Oh ya, aku akan pergi untuk beberapa minggu.
Sampai Jumpa, Sayang.
Alexa menghela nafas, ia melipat kembali kertas itu kemudian menatap hiruk-pikuk kota dari balkon rumah nya. Alexa tersenyum miris, ini sudah beberapa bulan sejak kepergian nya. Dan adakah ia menemui diri nya? Ah, dia terlalu berharap.
Memang benar kata Chris, di tempat yang baru, dia punya mainan yang baru.
Betapa bodoh nya diri nya yang menganggap pria itu sebagai Malaikat yang di kirim Tuhan untuk menyelamatkan diri nya. Kini hari nya terasa hampa, tidak ada sapaan para pelayan Tony, tidak ada kiriman makanan dari Tony, dan tidak ada detakan abnormal ketika berdekatan dengan Tony. Semua terasa kosong.
Alexa berjalan masuk ke dalam rumah nya. Tidak ada penghinaan untuk diri nya lagi, tidak ada julukan Anak Haram untuk nya lagi. Semua nya sudah bersih, berkat Tony. Aish, pria itu lagi.
Di umur yang masih dini, Alexa sudah harus memimpin forum di bantu Kakek nya yang tinggal di Los Angles sana. Terkadang dia juga harus di jemput saat jam pembelajaran karena meeting nya yang mendadak. Tapi sekolah tak berani menahan nya, karena kini Alexa menjadi salah satu penyumbang terbesar di sana.
Alexa duduk di sofa santai nya sambil membaca dokumen-dokumen penting dan meeting apa saja yang harus dia lakukan besok. Semua nya membosankan. Perputaran uang tidak ada habis nya.
"Maaf, Nona. Tapi Tuan besar ingin bicara dengan anda."
Alexa menghela nafas menatap pria bertuksedo hitam dan benda aneh di telinga nya. Ia lantas berdiri dan berjalan menuju ruangan khusus di mana hanya dia yang boleh memasuki nya.
Alexa masuk dan mengunci pintu nya dari dalam. Ia berbalik dan duduk di sofa menghadap layar besar yang menampilkan wajah pria tua namun tetap tampan sedang berada di meja kerja nya yang berhadapan langsung dengan suasana kota Los Angles.
"Bagaimana hari Minggu mu, Sayang?"
Alexa mengangkat bahu nya acuh, "Tidak ada yang menyenangkan."
Pria tua bernama Alfred itu terkekeh, "Haha baiklah, mungkin karena kau harus mengurus banyak dokumen. Hah, andai Daddy mu menikah lebih cepat, kau pasti tidak akan se-Muda ini untuk memimpin Forum."
Alexa menghembuskan nafas nya, "Kenapa kakek menghubungi ku?"
Pria tua itu tersenyum manis menatap cucu nya. "Aku ingin kau bekerja sama dengan Perusahaan IT yang beberapa kali mendapat penghargaan. Dia sedang merencanakan pengeluaran ponsel terbaru, ini sangat menguntungkan jika kita menjual software kita pada nya."
Alexa diam menyimak. Perusahaan IT. Ada berapa banyak perusahaan IT yang harus ia ajak kerjasama? Seakan tidak ada habis nya. Dia sudah lelah harus menjawab pertanyaan 'kenapa kau sangat muda sekali? Dimana orang tua mu?'
Dia juga sudah lelah harus tersenyum lebar disaat dia ingin menangis.
Alexa berfikir sebentar, "Baiklah, siapa CEO nya? Akan ku atur jadwal pertemuan ku."
"Stark's Company,"
Tidak, jangan lagi. Jantung ini berdetak abnormal seperti dulu. Mata Alexa terbuka lebar. Keringat dingin keluar dari dahi nya. Kaki nya bergerak gelisah. Ia mengigit bibir nya frustasi.
"Kau mengenal nya, Bukan? Baiklah, aku akhiri. Selamat Sore, aku mencintai mu."
Layar itu kembali hitam menyisakan diri nya sendiri dengan kerapuhan hati nya. Orang yang ingin dia hindari selama berbulan-bulan. Kenapa harus di pertemukan lagi?
Alexa segera menghapus air mata nya, "Tenang, Alexa. Kau bertemu dengan nya sebagai pemimpim Forum yang ingin mengajak kerjasama. Bukan sebagai Alexandra Diviy yang pernah jatuh pada nya."
~~~~~~~~~
Tony memukul meja dengan sangat kuat. Membuat semua orang ketakutan kecuali pria bermata biru safir di depan nya ini. Tony terlihat sangat marah, wajah nya merah padam menahan amarah yang meluap-luap.
"Apa semua uang yang ku berikan kurang?! Hah?! Kenapa kalian sangat payah hanya mencari Bocah sialan yang berumur 14 tahun?!"
Tony menggeram menatap semua orang. Ia merasa frustasi. Lima bulan ia lewati tanpa gadis itu seperti kehilangan seluruh hidup nya. Ia merasa hancur.
"Ini New York, Tony. Ada ribuan bocah yang berumur sama dengan nya." Balas Chris tenang dan damai.
Ayolah, Chris sudah menemani Tony sejak masih SMP. Dia sudah kebal dengan semua sifat pemarah nya Tony.
"Aku tak perduli!! Yang ku mau hanya Alexandra Diviy!" Kesal Tony kemudian menghamburkan semua dokumen penting di meja nya.
"Berhenti bersikap kekanak-kanakan, Tony!"
Satu bentakan yang keluar dari mulut Chris yang membuat semua orang gemetar. Dua pria tampan dan kaya ini saling adu pandang membuat ruangan serasa mencekam.
Chris menghela nafas, mencoba menahan emosi kemudian menyuruh semua orang untuk keluar hingga tersisa lah mereka berdua. Di sini, Tony baru bisa menunjukkan air mata nya.
"Aku frustasi, Chris." Ujar Tony dan menumpu tubuh nya dengan tangan di atas meja.
Chris lagi-lagi menghela nafas. "Kau harus mengerti, Tuan Stark. Dia masih punya jalan yang panjang. Di umur 14 tahun kau sudah mencium nya. Lalu di umur 15 tahun kau menyetubuhi nya kemudian di umur 16 tahun kau menghamili nya. Begitu?"
Tony menggeleng kasar tidak setuju. "Ti-tidak! Aku tidak seperti itu!"
"Kau saja tidak bisa menahan hasrat mu untuk mencium nya!" Kesal Chris yang membuat Tony langsung terdiam seribu bahasa.
"Bayangkan hanya dalam dua tahun jika kau terus bersama nya KAU BISA MENGHANCURKAN NYA!"
Chris kembali menghela nafas, "Fikirkan lagi. Kau harus bisa menahan rasa cinta mu itu. Sampai dia benar-benar dewasa."
Chris berjalan keluar meninggalkan Tony yang hampir jatuh jika tidak menguatkan tumpuan nya ke meja.
"Mister!"
Chris menoleh dan menemukan sekretaris yang berlari kearah nya.
"Ada ajakan kerjasama."
Chris menerima dokumen yang di berikan, membaca nya perlahan dan menelan ludah nya kasar ketika membaca nama di ujung kertas.
"Tidak mungkin!"
TBC
AKHIRNYA APDED UWUWUWU
KOMEN DWONGS YAAA
NGERJAIN INI TUH DI SAAT AING HARUS NYA BELAJAR BUAT UJIAN. TAPI AING LELAH HEHE
SEE YOU
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HAPPY GIRL
RomanceTony Stark merasa akan gila karena menyukai gadis polos sekolahan.