MHG #18

3.4K 228 11
                                    

Alexa mendengus kesal, pasalnya ada seorang pria yang datang ke rumah nya lalu mengatakan bahwa dia adalah kekasih nya dan sekarang membawa nya pergi entah kemana. Sungguh, Alexa ingin menampar wajah tampan nya dan kemudian pulang, dia sudah sangat mengantuk.

"Mister Stark—"

"Diamlah."

Alexa tersentak, ia baru menyadari aura dingin di sekitar pria ini. Wajah nya di tekuk menunjukkan dia sedang sangat kesal sekarang. Tapi apa yang membuat nya sampai sebegitu kesal?

Mobil berhenti, Alexa menoleh ke luar kaca.

Taman?

Kepala Alexa penuh dengan pertanyaan-pertanyaan namun ia lebih memilih bungkam.

Tony membuka pintu dan mengulurkan tangan nya yang langsung di sambut oleh Alexa.

Mereka berjalan beriringan sambil berpegangan tangan layak nya orang kasmaran. Beberapa memperhatikan mereka lalu kembali dengan kegiatan nya masing-masing.

"Mister Stark—"

"Alexa," Lagi-lagi Tony memotong nya. "Ada sesuatu yang perlu ku bicarakan." ujar nya sambil terus menatap ke depan.

Alexa heran, "Kita bisa membahas nya di kantor ku-"

"Bukan," Tony berhenti. "Bukan masalah itu."

"Lalu?" Alexa menaikkan satu alis nya namun terdiam ketika pria ini berbalik menghadap nya.

"Tentang perasaan ku pada mu."

Wajah Alexa memanas dan jantung nya yang melemah. Alexa tidak tahu mengapa tapi ia merasa ini tidak akan berakhir baik.

Tony duduk di bangku taman di susul Alexa yang duduk di sebelah nya.

"Saat pertama kali aku melihat mu, kau sedang sendirian duduk di ayunan. Beberapa siswa bahkan mengatakan hal yang tidak-tidak pada mu." Tony menoleh.

Alexa menelan ludah nya kasar, dia sangat tidak suka jika sudah membahas masa lalu.

"Dan itu membuat ku tergerak ingin membantu mu. Aku seakan ingin menangis jika melihat mu menderita."

Tony mempererat genggaman tangan mereka.

"Jika saja, Chris tidak menyuruhku untuk memberikan donasi pada sekolah mu waktu itu. Kita pasti—"

"—Tidak bertemu." sambung Alexa.

Tony tersenyum, ia memandangi wajah Alexa yang terkena pantulan sinar bulan dengan penuh kelembutan.

Alexa membalas tatapan Tony, "Lalu kenapa?"

Senyuman Tony hilang, kembali dengan aura dingin nya.

"Seseorang mencoba menjebak Chris."

Alexa menaikkan satu alis nya kaget, "S-siapa?"

"Aku tidak tahu," Tony menghela nafas, lalu kembali menatap Alexa.

"Aku hanya butuh ijin mu."

"Ijin?" heran Alexa. "Ijin apa?"

"Penipu itu bilang, kita harus berjauhan dan aku harus kembali dengan mantan ku. Lalu Chris akan di beritahu lokasi mantan pacar nya yang sekarang sudah mempunyai anak."

Alexa diam sebentar, "Lalu kenapa meminta ijin ku?"

"Karena kau adalah kekasih ku."

Oke, apa ada yang punya senjata tajam atau semacam nya? Alexa sudah sangat kesal dengan pria ini sekarang.

"Kapan mantan mu akan datang?"

"Sekitar satu jam lagi." jawab Tony sambil melihat jam nya.

"Apa dia cantik?"

Tony menoleh, walau gadis itu berusaha menutupi wajah nya, terlihat jelas dia sedang menahan cemburu nya.

Tony terkekeh, "Yeah, dia cantik. Dia juga sangat perhatian dan lembut. Akh, terkadang aku merindukan nya."

Mata Alexa melotot, ia segera memukuli Tony dengan sekuat-kuat nya. "Yasudah! Pergi sana! Jumpai mantan mu! Sana! Pergi! Pergi! Per—"

Tangan Alexa tertahan, Tony menatap nya lembut. "Pukulan mu sangat sakit." ujar nya sambil tertawa.

Alexa mendengus kesal, "Siapa suruh—"

Alexa terdiam ketika sebuah hembusan nafas hangat sedang bermain di leher nya, pria ini memeluk nya dengan sangat erat.

"Tenanglah, aku akan tetap jatuh cinta pada mu."

Suara nya merendah membuat Alexa merinding sendiri. Karena sekuat apapun Alexa mencoba, dia akan tetap jatuh cinta pada pria ini.

"T-tuan..."

Tony tersenyum walau tidak bisa di lihat Alexa, "Ya?"

"Banyak yang melihat kita."

"Biarkan saja, mereka iri karena tidak punya pacar seperti ku." ujar Tony dengan pede nya.

Alexa kesal kemudian menyikut perut Tony membuat empunya kesakitan.

"Kau banyak berlatih bela diri ya?" ujar Tony sambil kesakitan.

Alexa menghela nafas, "Hanya untuk berjaga-jaga."

"Untuk apa?" heran Tony.

"Tidak ada yang tahu masa depan. Bisa saja orang-orang terdekat ku akan menjadi musuh terbesar ku."

"Termasuk aku?" tanya Tony.

"Tidak ada pengecualian, bahkan jika itu kakek ku sendiri."

Hening. Tak ada yang berbicara. Mereka sama-sama tertegun dengan fikiran nya masing-masing.

Tiba-tiba saja kepala Alexa bersandar ke bahu lebar Tony.

"Mister Stark, aku mengantuk."

Tony tersenyum, "Tidur lah."

"Tapi bagaimana dengan mantan mu?"

"Dia bisa menunggu."

Tak ada jawaban. Tony menoleh dan menemukan Alexa sudah tertidur tenang. Tony tersenyum, sangat menyenangkan melihat orang yang kau cintai tertidur di bahu mu.

"Apapun yang terjadi di masa depan. Jika seluruh dunia saling membenci. Jika aku harus menjadi musuh mu. Percaya lah, aku lebih baik mati."

Seseorang di ujung sana tersenyum miring, "Mati."

TBC

HAYOO APDED NYA PAGI" BIAR ADA SEMANGAT NYA

AAA GEMOI

JANLUP VOTE AND KOMEN SEMUA NYAA

MY HAPPY GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang