MHG #13

5K 335 30
                                    

Alexa duduk di kursi kebesaran nya, hening menjadi sahabat nya ketika fikiran nya terlempar pada kejadian saat pagi tadi. Dimana ia mendapat pesan teror, dimana jika ia tak datang ke pers itu, akan ada sesuatu yang buruk mengenai Robert. Namun jika ia datang, akan ada bom yang di ledakkan di sana dan semua orang akan mati.

Alexa menghela nafas, lagi-lagi ia mengepalkan tangan nya mengingat ia kehilangan satu penjaga nya.

Pintu terbuka menampilkan pria berJas hitam itu, "Nona, Tuan besar menelpon."

Alexa berdiri dan segera menuju ruangan yang hanya bisa di masuki oleh Alexa seorang. Layar besar itu menyala dan menampilkan wajah pria tua namun tetap terlihat tampan.

"Alexa, are you okay? Kau baik-baik saja? Kau tidak terkena bebatuan itu kan?"

Pertanyaan bertubi-tubi di dapatkan oleh Alexa. Gadis itu tersenyum menenangkan. "I'm okey, Kek."

Pria itu tampak menghela nafas lelah, "Aku tak bisa bekerja dengan fokus saat mendengar berita itu."

"Aku bisa menyelesaikan nya, Kakek tak perlu khawatir." Alexa lagi-lagi tersenyum manis

"Baiklah, aku bisa lega sekarang. Sekarang tidur-lah, kau perlu istirahat honey."

Alexa mengangguk pelan, "Aku akan segera tidur."

Tuan Diviy tersenyum, "Good Night, I Love You, baby."

Alexa tidak menjawab hingga layar itu kembali menjadi hitam. Ia berdiri, keluar dari ruangan itu yang langsung di sambut para penjaga nya.

"Nona, ada mister Stark di ruangan anda."

Alexa mendesah malas, "Mau apalagi dia."

Dan benar, ketika Alexa masuk ke dalam ruangan nya, ia menemukan atensi seorang pria berkemeja merah maroon berdiri di depan kursi nya. Alexa langsung mengarahkab langkah nya ke sana.

"Ada apa?" Tanya Alexa.

"Seriously? Harus nya aku yang bertanya seperti itu. Ada apa?" Tony melipat tangan nya di depan dada.

Alexa menghela nafas, "Bukan sesuatu yang harus kau tahu."

"Excusme, Nona? Gedung ku berharga Miliyaran dollar hancur begitu saja." Ujar Tony sedikit sakartis.

"Aku akan mengganti rugi." Alexa menatap Tony, "Berapa?"

Tony diam sebentar. Bukan itu yang ia inginkan, bukan ganti rugi, tapi alasan dari gadis ini. Apa ada sesuatu yang menganggu nya? Atau sebuah teror?

Tony melepas paksa dasi yang sejak tadi melilit leher nya.

Perlahan ia maju, mendekat ke arah gadis yang sejak tadi hanya menatap keluar kaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Perlahan ia maju, mendekat ke arah gadis yang sejak tadi hanya menatap keluar kaca.

"Katakan, ada apa?"

Alexa menarik nafas, "Bukan sesuatu yang penting." Jawab nya tanpa menatap manik kecoklatan pria itu.

"Berhenti berpura-pura, Alexandra Diviy. Aku tahu ada yang aneh sejak sebuah kotak di kirim ke kantor ku." Tony berdiri setengah duduk di meja gadis itu.

"Hanya keisengan musuh ku."

"Itu terlalu gila untuk di sebut keisengan."

Alexa diam sebentar, "Bisa kita bicarakan ini nanti? Aku lelah."

Tony diam menatap wajah gadis itu kemudian ikut menatap kaca yang menampilkan suasana New York di malam hari.

"Bagaimana kabar mu?"

Alexa menoleh dalam diam, memperhatikan wajah pria itu dari posisi sedikit rendah dari nya.

Tony menunduk, "Kita belum saling menanyakan kabar."

Alexa tetap diam, membiarkan pria itu berbicara sesuka hati nya. Karena sekarang, ia lelah untuk menghindar.

"Kau tahu? Saat kau menghilang, aku frustasi mencari mu dan bertanya-tanya tiap malam, apa kabar diri mu?"

Tony mengadahkan kepala nya menatap ke langit malam yang terlihat indah dengan bintang bertaburan di sana. "Kalau kau juga bertanya kabar ku, di sini aku merindukan mu."

Tony menoleh ke arah wajah Alexa yang sedikit tertutupi oleh gelap, "Itulah dialog ku saat kau tidak ada."

"Aku merindukan mu, Alexa."

Jantung itu melemah, fikiran nya seakan berantakan, pipi nya memerah dan bersyukur di sini gelap sehingga membuat nya tak kelihatan. Astaga, dia bisa gila karena pria ini.

"Aku rindu pada Alexa yang dulu aku kenal. Alexa yang polos, Alexa yang lembut, dan Alexa yang manis."

Hati nya berdenyut mendengar nya. Seperti sebuah sihir yang mampu membuat Alexa terdiam.

"Aku tak pernah bermain wanita sejak menemukan mu. Kau seakan malaikat yang dikirim Tuhan untuk menyelamatkan ku dari dosa."

Alexa terkekeh pelan, "Kau cocok bermain Drama."

Tony tersenyum, "Rumit ya. Jatuh cinta pada gadis sekolahan."

D. E. G.

Kalimat yang sederhana bukan? Tapi mampu membuat Alexa senam jantung. Seakan kupu-kupu akan segera menerbangkan nya.

"Berhenti basa-basi nya, Tony." Ujar Alexa ketika tak tahan dengan kondisi ini.

Tony terkekeh, "Bisakah kita mengulang nya?"

Alexa mengerutkan kening nya. Belum sempat ia berfikir, Tony menarik tangan nya hingga dengan satu tindakan ia langsung berdiri di depan pria ini. Alexa langsung di suguhkan tatapan langsung dari pria ini membuat nya jantungan tak karuan.

Tony membelai wajah Alexa lembut, "Hai sayang. Sudah lama tidak berjumpa, kan?"

Alexa mematung, seakan sentuhan Tony adalah sengatan listrik yang mengalirkan nya ke seluruh tubuh nya.

Tony tersenyum ketika ia bisa melihat pipi gadis itu yang merona. "Kau kembali, Alexa."

Tony mendekatkan wajah nya berniat melakukan nya sekali lagi. Namun terhenti di tengah jalan. Tony kembali menarik wajah nya dan menatap Alexa yang sudah merah padam.

"Apa boleh?"

Lucu rasa nya jika Tony meminta ijin terlebih dahulu untuk mencium seorang gadis. Padahal di luar sana banyak wanita yang dengan rela hati di ciumi oleh nya.

Tapi entah setan apa, Alexa mengangguk pelan memberi lampu hijau pada pria berkumis tipis ini.

Mendapat isyarat itu, Tony langsung menempelkan bibir dingin nya pada bibir manis Alexa. Awal nya Tony hanya menempelkan nya saja, namun Tony perlahan melumat nya. Lumatan itu semakin dalam membuat Tony berdiri dari setengah duduk nya dan mendorong tubuh kecil itu ke dinding kaca, menghimpit tubuh kecil itu di antara kaca dan tubuh besar nya.

Tangan nya tergerak menekan tengkuk gadis itu. Lalu tangan nya yang lain meraih tangan kecil Alexa dan menggengam nya lembut.

Bulan dan bintang-bintang menjadi saksi keromantisan mereka. Hingga mereka semakin gencar mengeluarkan cahaya nya.

Namun,

Seperti nya ada seseorang yang tidak suka melihat mereka bercahaya lebih terang. Dan tatapan nya beralih, pada dua insan yang tengah memadu kasih.

T B C....

JANLUP BACA NEW STORY DONG HWHWHWHWHWHWHHWHWHWHQHQHHQHQHQ

KOMEN DAN VOTE NYA SAYANG-!


MY HAPPY GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang