MHG #3

9.7K 576 37
                                    

Seorang gadis menangis tersedu-sedu di hadapan seorang wanita paruh baya.  Wajah nya sudah memerah karena di tampar berkali-kali, rambut berantakan karena sering di jambak. Tony merasa hati nya berdenyut melihat keadaan gadis yang pendiam menjadi menjerit kesakitan.

"Kau tidak pulang seharian dan kembali bersama seorang pria?!" Sebuah tamparan kembali melayang menghasilkan jeritan kesakitan. "Katakan, berapa yang kau dapatkan dari hasil menjual tubuh mu?!"

Tony mengepalkan tangan nya. Ingin sekali dia melemparkan bogem mentah ke wajah jelek wanita yang sial nya berstatus ibu dari gadis ini. Namun dia ingat, bahwa dia berjanji hanya akan diam jika melihat nya seperti ini. Ah, kalau dia tahu akhirnya akan seperti ini, lebih baik dia tidak usah berjanji.

"Sayang! Ada apa?" Seorang pria muncul dari arah tangga dan berjalan mendekat. Awalnya dia menatap heran kehadiran Tony namun dengan cepat dia kembali menoleh ke arah istri dan anak nya.

"Dia sudah jadi pelacur sekarang!"

Di ujung ruangan. Ada dua anak kecil yang bukan nya menolong malah tertawa melihat kemenderitaan kakak nya. Tony mengeraskan rahang nya. Dia sungguh tidak sanggup melihat keadaan gadis ini.

"Benarkah?!" Pria itu terlihat kaget, "Kau harus di hukum!" Pria mengambil pisau dan menancapkan nya di paha Alexa. Gadis itu menjerit keras, suara tawa semakin terdengar.

Cukup. Tony sudah habis kesabaran. Dia menarik pisau dari paha Alexa dan melemparkannya pada pria tadi dan nyaris membunuh nya. Tony menggendong Alexa yang sejak tadi hanya terduduk lemas.

"Hey, apa yang kau lakukan?! Dia anakku!" Teriak wanita itu. Suara tawa terhenti. Tony menatap tajam ke semua orang hingga akhirnya mengeluarkan secarik kertas dan melemparkan nya pada wanita brengsek itu.

"Ibu mana yang mau menyiksa anak nya?" Itulah kalimat terakhir Tony sebelum akhirnya berjalan pergi dan membawa Alexa ke dalam mobil nya lalu melaju meninggalkan rumah besar gadis ini.

Tony mencengkram kuat stir mobil yang ada di genggaman nya dan menatap nanar ke jalanan saat ingatan nya menyimpan jelas bagaimana gadis ini tersiksa oleh orang tua nya sendiri.

"T-tuan..." Lirihan gadis ini membuat Tony melemah. Tangan nya tak lagi mencengkram kuat, tatapan nya kian melembut sebelum akhirnya menatap gadis yang terduduk di sebelah nya.

"Kembalikan aku" ujar Alexa dengan tatapan sayu dan darah segar terus keluar dan mengotori kursi mobil mahal milik Tony.

Tony menggeleng, "Tidak, aku tidak akan pernah membawa mu kembali ke neraka itu!" Tony mengeraskan lagi rahang nya, menahan emosi yang menggebu-gebu ingin melenyapkan siapapun yang menyakiti gadis ini.

Gadis itu masih bisa tersenyum di antara kesakitan yang ia rasakan. "Tapi itu rumah ku."

Tony tidak menjawab. Dia lebih memilih fokus pada jalanan dan menekan pegal gas lebih dalam. Sakit rasa nya ketika melihat gadis ini berusaha terlihat baik-baik saja walaupun dia sebenarnya sedang merasakan sakit yang luar biasa.

Tony sampai di Mansion nya. Dengan cepat ia membawa Alexa yang ternyaa sudah pingsan menambah rasa kekhawatiran Tony dan berteriak di rumah nya seperti orang gila.

"PANGGILKAN DOKTER KU! CEPAT!"

Semua Maid langsung bergegas mencari telpon sedangkan Tony berlari menaiki tangga dengan Alexa yang berada di gendongan nya membawa gadis itu ke dalam kamar nya.

Tony dengan hati-hati meletakkan tubuh mungil gadis itu ke kasur King nya. Tony menggengam tangan lemah gadis itu dengan erat, air mata nya mengalir begitu saja.

Dia tidak tahu apa yang salah dengan diri nya. Dia baru bertemu dengan nya tadi pagi tapi sekarang dia mengkhawatirkannya seperti dia adalah orang yang sudah menemani nya bertahun-tahun. Robert tidak pernah menangis, bahkan saat kematian ibu nya. Dia tidak menangis. Tapi sekarang? Dia menangis tersedu-sedu di depan tubuh gadis yang lemah terkulai.

"DIMANA DOKTER NYA?!" Kesal Tony. Detik itu juga seorang pria berJas putih datang lengkap dengan koper berisi alat-alat medis nya. Ia memeriksa detak jantung gadis itu dan terkejut melihat darah segar meluncur dari paha nya.

"Tuan, tolong berikan saya ruang." Izin pria berambut ikal itu. Tony awalnya tidak yakin meninggalkan gadis ini namun saat melihat tubuh Alexa yang kian melemah, dengan berat hati Tony menyeret kaki nya keluar.

Dua jam berlalu. Dan dokter itu tidak keluar sama sekali membuat Tony bisa mati khawatir. Namun saat pintu berderit, Tony bernafas lega walau tak sepenuh nya. Ia langsung berjalan mendekat ke arah pria yang keluar dari kamar nya.

"Gadis itu--siapa nama nya?" Tanya Dokter Bruce sebelum Tony duluan yang menanyakan nya.

"Alexa. Alexandra Diviy." Balas Tony dengan cepat.

"Alexa masih beruntung, luka nya tidak sampai harus mendapatkan donor darah. Tapi," Bruce menggantung kalimat nya sebentar membuat Tony menggeram kesal.

"Tapi apa?! Cepat katakan!"

"Tapi saya menemukan banyak lagi bekas luka dan salah satu nya luka sayatan di perut nya. Saya hanya takut, jika dia mendapatkan kekerasan itu akan berpengaruh pada mental dan fisik nya."

"Saya juga sudah menyuntikkan obat penenang dan beberapa obat yang sebenarnya tidak terlalu membantu di atas nakas." Lanjut Bruce.

Tony berjalan mundur hingga tubuh nya menabrak dinding. Diri nya langsung lemas setelah mendengar penjelasan dokter pribadi nya. Sebenarnya sudah berapa banyak gadis itu mendapat siksaan? Belum lagi di sekolah. Ya tuhan, Tony tidak bisa membayangkan rasa sakit nya.

"Saya undur diri."

Selepas dokter itu mengatakan nya. Tony langsung berlari menuju kamar nya dan berhenti saat melihat wajah tenang Alexa yang tengah tertidur pulas. Dapat Tony rasakan hati nya berdenyut melihat keadaan nya.

Dia rasa kewarasan nya hilang. Hanya karena melihat keadaan gadis yang baru dia kenal satu hari.

"Tony kita harus-- For God's Sake! Apa yang di lakukan seorang gadis kecil di kamar mu?!" Chris yang baru saja masuk ke dalam kamar nya langsung melonjak kaget saat mata biru nya mendapati atensi seorang gadis mungil di kamar rekan kerja nya.

"Entahlah. Aku sendiri juga bingung kenapa ada seorang gadis di kamar ku." Tony duduk dengan pasrah dan bersandar pada kaki kasur. Chris menyusul dan duduk di samping Tony. Seperti dua berandalan yang menyesal akibat perbuatan nya.

"Aku ingin bicara denganmu," Chris mengeluarkan ponsel nya dan menunjukkan sesuatu. Laporan keuangan bahwa uang Tony di gunakan hampir 100 juta dollar.

Tony mendecih. "Cih, tikus-tikus sialan itu." Tony membuang wajah nya sedangkan Chris menatap heran.

"Tikus?"

Tony menoleh. Lalu ia menceritakan semua kejadian yang dia alami hari ini. Membawa nya pulang lalu ia melihat gadis ini di siksa dan dia tidak tahan melihat nya setelah itu memberikan keluargga nya kertas cek kemudian membawa nya kemari.

Chris menghela nafas, "Mendengar nya aku ingin melenyapkan mereka." Chris mengepalkan tangan nya. "Siapa nama gadis ini?"

"Alexandra Diviy."

"Diviy?!" Chris membulatkan mata nya kaget. "Perusahaan Emas yang luar biasa kaya itu?! Wha, kau beruntung Tony!"

"Perusahaan kaya?" Tony menoleh kebelakang tempat gadis itu tertidur. Jika dia seorang konglomerat, kenapa dia di siksa? Ada yang aneh, dan Tony harus menyelidiki itu.

TBC

KASIAN YA ALEXA :(

TAPI

BERUNTUNG UGHA DI TOLONG TONY STARK HUAAAA

KOMEN DUNGS.

SEE YOU

MY HAPPY GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang