Semakin hari banyak hal yang berubah, rasa yang dulu ada kini seakan berbeda. Mungkin perasaan itu sudah tertutup rasa bosan atau karena sudah menemukan yang lebih baik.
Mentari menulis kata kata itu dibukunya perasaanya kini semakin bimbang. Apa yang kini ia lihat dan rasakan benar benar berbeda dengan dulu. Galaksi kini seakan menjauhinya dan malah memilih dengan Sarah.
Berkali kali Mentari meminta waktu agar bisa berbicara dengan Galaksi, namun laki laki situ selalu menolak dengan alasan yang tak bisa diterima akal. Namun Mentari selalu berpikir positif dan berharap Galaksi tak berbuat yang tidak- tidak dibelakangnya.
Mentari kerap mendapatkan informasi dari Kirana bahwa Galaksi sering jalan berdua dengan Sarah. Kejadian ini bermula saat Adnan sering menjemput Mentari, sebenarnya Mentari menolak tetapi entah mengapa begitu membuat marah Galaksi hingga saat ini.
Sikap Galaksi juga sangat dingin, kadang ucapan Mentari sama sekali tidak dihiraukannya dan membuat Mentari kesal.
Nanti pulang sekolah ketemu dicafe dekat sekolah ya. Aku pengen ngobrol sesuatu yang penting.
Begitulah pesan yang Mentari kirimkan pada Galaksi. Tak ada respon hanya dibaca saja pesan itu, Mentari tetap datang dan berharap Galaksi juga akan menemuinya.
Sudah hampir dua minggu Galaksi berbeda, seakan akan Mentari adalah hal yang membuatnya merasa terganggu. Mentari seperti hal yang tak akan pernah ia inginkan sebelumnya.
Mungkin Galaksi sudah menemukan sesuatu yang tak Mentari miliki pada Sarah. Galaksi bisa tertawa penuh bahagia saat bersama Sarah namun bisa marah sedetik kemudian ketika melihat Mentari. Angga bilang bahwa Galaksi memang sudah bosan, hal yang ia cintai dulu kini sudah tak ia temukan lagi dalam diri Mentari. Tak perlu diceritakan runtut tentang konflik ini karena memang sudah cukup jelas dan tak perlu dijelaskan satu persatu.
Mentari duduk dicafe berharap Galaksi datang, ia menatap jam ditangannya. Sudah satu jam ternyata.
Tiba - tiba Galaksi datang dengan wajah datar, tanpa sapaan hangat seperti dulu. Ini benar benar berbeda dari sebelumnya.
"Mau apa? Gue buru buru" iya, sudah sejak dua minggu ini panggilan itu muncul ketika bersama Mentari. Tak ada sapaan sangat, yang ada hanyalah ketidakpedulian.
"Aku mau ngomong sama kamu Gal. Kamu sebenarnya nganggep aku ini apa?" tanya Mentari pelan.
"Pacar" jawab Galaksi singkat
"Tapi kenapa sikap kamu seakan memperlakukan aku bukan sebagai pacar yang semestinya Gal. Apa yang buat kamu kayak gini?" tanya Mentari berusaha menahan air matanya
"Gue bosen sama lo. Gue udah gak suka sama lo lagi" jawab Galaksi begitu santai
"Tapi kenapa kamu masih nganggep aku pacar kamu. ini gak adil Gal, kamu bilang udah gak sayang sama aku" ucap Mentari
"Oke, kita putus!" ucap Galaksi langsung berjalan meninggalkan Mentari tanpa menunggu jawaban Mentari lebih dulu.
Mentari menangis, dua minggu ini ia hanya bisa diam dan kali ini saat yang tepat untuknya menangisi kepergian orang yang begitu ia cintai itu. Dua minggu kisahnya berada diambang putus dan kini semua sudah selesai. Rasa dan hati kini sudah berbeda tujuan berlabuh.
Mentari tak marah, ia hanya kecewa mengapa tak bisa menjadi yang terbaik untuk Galaksi. Bukankah cara lain dari mencintai adalah merelakan? Maka dari itu, kini saatnya untuk merelakan dengan cara yang lebih pantas.
Kepergian yang serba tiba-tiba dengan kemungkinan-kemungkinan yang akan membuat hati Mentari bimbang. Tapi hidup itu terus berjalan, Mentari tak bisa terus menerus larut dalam patah hati.
°°°
Hai..
Maaf ya jangan update hehe
Selamat untuk 10k pembaca GM :) author senang wkwk
Jangan lupa vote, koment dan follow aku .
Jangan patah hati ya wkwkwk.
Oh iya btw disini ada yang ikonic? Kalau ada dm aku ya @kikiardila09
Mau aku ajak curhat sambil nangis nangis wkwk. Kangen pacarku si hanbin sumpah :'(Ikonic, kita harus kuat ya. Tetap dukung Hanbin 6 anak lebah lainnya ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAKSI MENTARI (TAMAT)
Jugendliteratur!!BELUM SEMPAT REVISI!! "Hendak mengelak sekalipun kalau semesta maunya aku denganmu bagaimana?" Galaksi "Kita hanyalah masa lalu yang dipaksa untuk pergi dan terlupakan" Mentari