Galaksi berdiri disebuah rumah mewah, ia menghela napasnya perlahan, takut apa yang kini ia lakukan adalah hal yang salah. Galaksi menatap bangunan didepannya, mendekat sedikit demi sedikit. Mengumpulkan mentalnya untuk menginjakkan kaki dirumah yang tidak seharusnya ia datangi.
Setelah membujuk Angga dan Kirana akhirnya Galaksi tau dimana sekarang Mentari tinggal. Rasa sesak dalam hatinya tak pernah berakhir, pikirannya kalah pada rindu yang tak berujung. Perasaannya kalah pada waktu yang ingin ia putar kembali.
Jika Galaksi bisa kembali, ia ingin kembali dimasa dia dan Mentari begitu bahagia. Hatinya hancur, perasaan bersalah itu menghantui setiap saat dipikirannya. Ia menyesal, tak ada yang bisa mencintainya sebaik Mentari.
Tok..tok..
Sebuah ketukan pintu dari luar membuat Mentari terperanjat kaget. Sebelumnya ia duduk sambil menonton televisi, hari minggu adalah hari yang santai dan kebetulan juga hari ini ia sedang dirumah sendirian.Mentari membuka pintu secara perlahan melihat siapa yang datang menemuinya. Hatinya senang, ia yakin bahwa itu adalah kekasihnya, Arda.
Mentari tersenyum saat membuka pintu namun berubah diam saat melihat siapa yang datang. Jantung Mentari berdegup kencang, ada banyak hal yang disimpan dalam hatinya jika ia bisa menemui laki laki ini dan sekarang dia ada didepannya. Laki laki yang sudah merubah hidupnya yang membuatnya jatuh cinta tanpa syarat yang membuat dia tak henti mengagumi dan mencintai sampai sekarang. Tubuh Mentari kaku, tapi ia benar benar ingin memeluk laki laki ini. Galaksi, Mentari sangat merindukanmu.
Mentari diam berusaha menahan air matanya agar tidak tumpah. Kali ini egonya harus menang atas perasaannya sendiri. Kembali berfikir mengapa Galaksi harus datang menemuinya lagi?
"Mentari, maaf" ucap Galaksi tiba tiba dengan lirih
"Untuk apa?" tanya Mentari
"Untuk semua hal yang sudah membuat hatimu hancur" ucap Galaksi merasa bersalah
"Semua sudah selesai sejak lama lalu untuk apa harus diingat kembali? Aku sudah memaafkanmu dan tidak perlu lagi meminta maaf" ucap Mentari dingin yang membuat Galaksi terkejut.
"Aku datang kesini untuk membawamu kembali pulang ketempat yang seharusnya menjadi tempat singgah ternyaman untukmu. Aku ingin kembali lagi, maaf jika aku lancang tapi aku masih mencintaimu Mentari" ucap Galaksi menunduk tak mampu menatap wanita didepannya ini
"Lebih baik kita duduk dulu, tidak baik berdebat seperti ini" ucap Mentari lalu duduk dihalaman rumahnya diikuti Galaksi disampingnya
"Aku sudah menjelaskan bahwa kita sudah selesai, kamu yang mengakhiri tanpa sebab. Aku pergi sesuai yang kamu inginkan, disaat aku sudah tidak berharap bertemu lagi denganmu tiba tiba kamu datang dan berharap semua masih sama, ingin kembali seperti dulu kan? Maaf, semua hal pantas disesali tapi ada hal yang tak bisa diulang. Aku sudah menyerah kalah, perasaanku padamu sudah hilang semenjak kamu memutuskan untuk pergi. Lukaku sudah sembuh jadi tolong jangan buat luka lagi" ucap Mentari panjang yang membuat Galaksi diam seribu bahasa.
"Aku tau, maaf. Aku disini hanya ingin meluruskan semua hal yang aku khawatirkan. Aku pamit, semoga Tuhan selalu ada dipihakmu. Berbahagialah, kau pantas bahagia"
Galaksi melangkah keluar dari rumah Mentari, Banyak hal yang harus ia ikhlaskan kali ini. Mungkin ini adalah akhir dari kisah yang telah dimulai sejak lama.
Mentari menatap kepergian Galaksi dengan penuh air mata, hatinya kalah, ia benar benar ingin memeluk laki laki itu. Rasa rindunya benar benar tak akan bisa sembuh. Entahlah ia tak tau apakah yang ia katakan tadi jujur dari hatinya sendiri atau mengikuti ego dalam dirinya.
Arda, Mentari tak mungkin melupakan dia dan kembali pada Galaksi. Kebahagiaan itu nyata, mencintai yang tak butuh balasan sejak dulu. Kini Mentari yakin bahwa cintanya adalah untuk Arda, tidak ada yang lain.
***
Menuju ending yey💃💃💃
Maaf pendek aku masih mikir buat endingnya gimana wkwkwkKalian team mana?
Happy ending ?
Sad ending?
Jangan lupa vote, koment dan follow aku.
Salam,
Kiki.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAKSI MENTARI (TAMAT)
Roman pour Adolescents!!BELUM SEMPAT REVISI!! "Hendak mengelak sekalipun kalau semesta maunya aku denganmu bagaimana?" Galaksi "Kita hanyalah masa lalu yang dipaksa untuk pergi dan terlupakan" Mentari