Hari demi hari berlalu dengan harapan harapan yang usai. Mentari menatap sebuah buku kecil ditangannya, dimana segala hal yang terjadi ia tulis dalam buku ini. Buku ini adalah saksi dimana kisah yang dimulai dengan manis harus berakhir pahit.
"Kalau saja waktu bisa diulang, saya tidak ingin pergi. Saya ingin menetap bersama dengan orang yang membuat hidup saya indah"
Seperti itu sedikit tulisan pada bukunya.
Menulis satu persatu kisah disetiap hari kebersamaan mereka, tapi kini semua sirna. Yang ada hanya tulisan untuk kesedihan dan air mata. Mentari kalah, kalah pada rindu yang tak bisa berujung temu.
4 tahun berlalu, kisah yang sudah berlalu itu tak pernah sirna dari hatinya. Perasaanya masih sama meskipun kini ada orang lain yang menetap dihatinya tapi tak akan pernah bisa mengentikan perasaannya pada laki laki yang dulu terlalu berharga.
4 tahun sudah, Mentari sudah melanjutkan hidupnya dengan baik. Sudah ribuan hari ia lalui tanpa Galaksi disisinya. Mentari pindah ke Bandung untuk kuliah disana, sementara Galaksi masih ada di Jakarta. Mentari tau kabar Galaksi hanya sampai situ, selebihnya ia berusaha untuk menghindarinya.
2 tahun lalu, disaat dunia Mentari masih hitam. Ada satu laki laki yang membuat hidupnya sedikit berwarna, namanya Arda. Dua tahun juga sudah berlalu semenjak mereka memutuskan menjalin kisah yang baru.
"Iya, aku ditaman deket kampus"
"Oke"
Sebuah percakapan terdengar dari Mentari, siapa yang sedang ia hubungi?
Mentari mendongak, menatap laki laki yang datang menemuinya. Laki laki yang membuat hidupnya lebih berwarna selama 2 tahun terakhir. Arda, tak ada yang sana antara Arda dan Galaksi. Mereka berbeda, Mentari mencintai segala hal dalam Arda. Ada sesuatu hal yang memacu hatiku untuk mencintainya lebih dalam.
"Pulang? atau makan dulu? Aku tadi membelikan bubur kesukaanmu"
Mentari tersenyum, ini salah satu hal yang ia suka dari Arda. Selalu mengerti tanpa harus meminta untuk dimengerti lebih dulu. Mentari akui bahwa Arda lebih tau tentang dirinya sendiri. Bagaimana laki laki itu selalu tau apa yang Mentari butuhkan. Tak cukup dengan apa yang dia lihat, tapi cukup untuk segala hal yang mentari rasakan. Arda selalu tau.
"Bagaimana kuliahmu hari ini?" tanya Bima yang kini duduk disamping Mentari.
"Tidak buruk" jawab Mentari tersenyum.
"Bisa cerita padaku apa yang sudah kau lalui hari ini?"
Semakin dewasa maka semakin berpikir bahwa lebih baik menanyakan bagaimana hari ini berlalu daripada bertanya sedang apa sekarang. Karena pada dasarnya wanita akan senang jika pasangannya tau apa yang ia butuhkan. Pasangan yang tak hanya menjadi teman, tapi lebih dari teman cerita.
****
Berbeda cerita, kini seorang laki laki berjalan menuju kekamarnya. Dengan puluhan kejadian yang membuat marah. Galaksi, kini laki laki itu duduk dibalkon kamarnya. Memikirkan kejadian bertahun tahun lalu yang sampai saat ini membekas dengan baik dikepalanya.
Dia sedang apa? Sekarang dimana? Bagaimana kabarnya?
Pertanyaan demi pertanyaan memenuhi pikirannya. Hari demi hari dilalui dengan rasa bersalah. Galaksi sadar, separuh hidupnya ada di mentari. Dan kini ia merindukan wanita itu.
4 tahun bukan waktu yang singkat untuk perpisahan yang menyakitkan. 4 tahun melewati segala hal yang harus dilupakan. Tapi Mentari seakan abadi, dia tak pernah hilang dihati Galaksi.
Galaksi sudah berulang kali mencari informasi dimasa Mentari sekarang tinggal. Tapi tak ada satu informasipun yang menunjukkan dimana Mentari tinggal. Semua orang bisu jika membahas masalah Mentari. Galaksi paham, mungkin mereka tak mau Mentari terluka untuk kesekian kalinya.
Galaksi meraih ponselnya, ia mencari kontak Angga. Mereka masih berteman hingga kini. Tetap Angga dan gengnya itu teman terbaiknya.
"Bro, gue butuh cari tau tentang Mentari. Lo bisa bantu gue kan?" tanya Galaksi
"Sorry sob, Gue gak bisa. Biarin lah Mentari bahagia dengan dunianya yang sekarang. Jangan ganggu dia lagi, daripada nanti akan tumbuh luka yang lebih dalam dari sekarang" tutup Angga dalam telfonnya.
Galaksi pasrah, Angga benar kehadirannya saat ini akan menumbuhkan luka baru dihati Mentari. Cukup mengalah dan diam, berharap wanita itu sekadang bahagia dengan pilihannya sendiri.
***
Hay hay..
Maaf ya jarang update
Sibuk heheheJangan lupa vote, koment dan follow aku ya❤
Salam,
Kiki ardila.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAKSI MENTARI (TAMAT)
Fiksi Remaja!!BELUM SEMPAT REVISI!! "Hendak mengelak sekalipun kalau semesta maunya aku denganmu bagaimana?" Galaksi "Kita hanyalah masa lalu yang dipaksa untuk pergi dan terlupakan" Mentari