Part 1 (Halal Bi Halal)

1.9K 46 1
                                    

#ramenuku03nomor10
#Hijrah_SOS
Judul: Hijrah SOS
Karya: Isdamaya Seka dan Faridah Wardah

Part 1. Halal bi Halal

Suasana pagi itu sedikit berbeda. Hiasan ketupat besar-besar berwarna hijau putih, dipasang di tiap sudut ruangan kantin. Kursi dan meja dilapisi dengan kain satin warna putih, dihias dengan pita-pita menjulur. Sebuah centerpiece berupa rangkaian bunga dan ornamen dari karton berbentuk masjid diletakkan di tiap meja.

"Ssst sst! Arah jam tiga, ada Bella!" Terdengar suara berbisik dari meja di belakang Fahmi Agam.

"Waw, itu body kenapa kaya gitar Spanyol ya?" Seseorang lainnya berbisik, masih dari meja yang sama.

"Aduh, gak kuat nih gue! Andai itu squeessy, pengen gue r***s ...."

Uhuk! BYUUR! Fahmi mengumpat pelan. Gara-gara kaget mendengar celotehan karyawan mesumnya itu, dia tersedak. Air minum dalam gelasnya tumpah. Fahmi segera mengambil saputangan dari saku jasnya, mengusap celananya yang basah. Untung saja hanya air mineral, seandainya itu air sirup maka dia harus segera memerintahkan karyawannya membeli celana baru, karena akan terasa sangat lengket, dan Fahmi benci hal itu.

"Gue dengar dia masih single, Bro." Fahmi mendengar suara salah satu karyawan laki-laki yang dikenalnya, ternyata juga semeja dengan mereka.

"Serius, Jun? Berarti halal nih PDKT," timpal seseorang lagi. Sekarang Fahmi penasaran, sebenarnya ada berapa orang di meja yang berada di belakangnya?

"Antre woi! Gue duluan."

"Siapa bilang elo bisa duluan? Adilnya kita undi aja, siapa yang maju duluan."

Fahmi menggeleng mendengar pembicaraan mereka. Tak disangka kelakuan karyawannya seperti itu. Seperti kucing kampung yang saling berebut ikan.

Baru kali ini dia makan bersama karyawannya, karena hari itu ada acara Halal bi Halal. Setelah cuti panjang untuk menyambut Idul Fitri, hari pertama masuk kerja diisi dengan acara makan siang bersama. Andai bukan acara wajib, Fahmi tak mungkin melihat kelakuan ajaib para karyawannya di luar jam kantor. Sedangkan para manajer, yang seharusnya semeja dengannya masih antre mengambil makanan. Jadilah dia sendirian mendengarkan ocehan para makhluk jomlo mesum di belakangnya.

"Ckk, harusnya kita ga duduk bareng, Gaes, kalau ga kan Bella bisa duduk di sini." Junaedi menyesal karena dia harus duduk bersama dengan teman-teman yang senasib dengannya, 25 tahun tanpa pasangan.

"Eh Dodol! Siapa juga yang mau duduk sama Elo? Kan Lo sendiri yang samperin kita," balas temannya.

Junaedi harus merelakan kesempatan PDKT kepada Isabella dalam acara Halal bi Halal, dia berjanji akan mengajak gadis itu pulang bareng, kebetulan mereka searah. Sebenarnya sih hanya searah ke halte bus, tapi jurusannya berbeda. Andai rumah Junaedi bisa bebas dibawa seperti keong, tentu dia akan memindahkan rumahnya bersebelahan dengan rumah Isabella.

****

Ctak! Terdengar bunyi pelan nampan yang beradu dengan meja. Dengan gerakan anggun nan gemulai Isabella duduk setelah kursi besi diseretnya pelan. Setiap gerak-gerik Isabella terlalu mempesona untuk dilewatkan. Helaian rambut berombaknya jatuh perlahan  seiring dengan gerakan tubuhnya. Membuat mata para lelaki terhipnotis mengikuti gerakan anggunnya, dan saat itu seketika rendang tak terasa nikmat, lihat saja sekarang mereka berhenti mengunyah.

Fahmi tak tampak antusias melihatnya, berbeda dengan para karyawannya. Menurutnya itu biasa saja, pacarnya juga cantik, lebih cantik malah.

Wulan, rekan kerja Isabella segera duduk di sebelahnya. Wulan masih saja terpesona menatap nampan Isabella. Ada rendang, opor ayam, sate kambing, balado udang, hampir semua makanan yang tersaji di kantin berkumpul harmonis di nampan Isabella. Seperti melihat versi mini restoran Padang. Meskipun tidak ada nasi, tapi lontong juga tidak boleh diremehkan jumlah kalorinya. Wulan tak mungkin bisa senekad itu melanggar kode etik dietnya. Bisa bablas timbangan badannya meluncur ke kanan.

Faith and Love ✔️ Telah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang