Part 8 (Sahabat Terbaik)

463 27 0
                                    

#Ramenuku03nomor10
#HijrahSOS
With Faridah Wardah
Part 8 (Sahabat Terbaik)

💓💓💓
Bella merebahkan tubuhnya di atas kasur selepas membersihkan diri. Ada bahagia yang merambati hatinya.  Salat dan tilawah, seolah mulai menjadi candu. Ia ingin terus dan terus melakukannya dengan baik.

"Nada, iya, Nada bisa membantuku belajar!" Isabella teringat tetangga sekaligus teman baiknya itu. Selain Bu Salma, gadis yang selalu mengenakan kerudung lebar itu adalah salah satu yang dapat menjadi gurunya.

Isabella mengambil gawai di atas nakas. Mencari kontak bertuliskan 'Nada'. Kemudian menekan tombol 'call' di layar.

"Assalamualaikum ...." Terdengar suara Nada di ujung telepon setelah beberapa kali sambungan.

"Wa'alaikumussalam ... Nad, lagi sibuk?"

"Enggak, Bell. Lagi ngobrol aja sama Umi."

"Oh ... aku ke rumah ya, Nad."

"Ya udah dateng aja kali, Bell. Kepleset juga nyampe." Terdengar tawa kecil nada menanggapi ucapan sahabatnya.

"He he ... oke, assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam warahmatullah."

Isabella bergegas merapikan rambutnya yang masih acak-acakan, kemudian menuju sebuah rumah bercat biru muda yang terletak tepat di sebelah kanan rumahnya.

'Tok! Tok!' Isabella mengetuk pintu bercat cokelat tua.

"Assalamualaikum," ucap Bella ketika daun pintu telah dibuka oleh Nada.

"Wa'alaikumussalam. Masuk, Bell."

"Nad, kita ngobrol di kamar kamu aja, ya."

"Ya udah, ayo."

Kedua gadis itu melangkah beriringan menuju kamar Nada.

"Kayaknya ada yang serius, nih," tebak Nada sebelum masuk ke dalam.

"Ada, deh."

Nada menutup pintu kamar, sementara Isabella langsung mengambil posisi duduk di atas kasur.

"Ada cerita apa, nih?" tanya Nada seraya duduk di hadapan Isabella.

"Nad, ajarin aku salat dan baca Alquran," pinta Isabella tanpa basa basi.

Nada sedikit terkejut mendengarnya, sesaat kemudian ia tersenyum.

"Masyaa Allah, gak salah yang kudengar ini, Bell?"

"Perlu cutton bud gak, Nad?"

"Perlu. Ha ha ...." Tawa kedua gadis itu memenuhi ruangan dengan dinding berwarna putih dan biru.

"Serius, Nad."

"Alhamdulillah ... Allah sayang banget sama sahabatku ini," ucap Nada.

"Allah beneran sayang sama aku, Nad?"

"Allah selalu sayang sama semua makhluk-Nya. Tinggal bagaimana manusia membalas kasih sayang Allah itu."

"Maksudnya gimana, Nad?"

"Kalau kita mengabaikan perintah-Nya, sama aja kita gak membalas kasih sayang-Nya, malah membuat Allah murka."

"Nad, aku selalu mengabaikan perintah Allah. Apa Allah bakalan murka samaku?"

"Bisa jadi di dunia Allah tangguhkan siksa-Nya. Tapi di akhirat, kemurkaannya akan diberikan kepada siapa pun yang berdosa, sesuai dengan perbuatannya. Gak ada penangguhan, apalagi diskon kayak di mall." Nada tersenyum kecil.

"Ish, aku takut, Nad." Isabella bergidik ngeri mendengar penjelasan Nada.

"Alhamdulillah kalau masih ada rasa takut akan pedihnya azab Allah di hati kamu, Bell."

Faith and Love ✔️ Telah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang