#ramenuku03nomor10
#HijrahSOS
Kolab dengan Isdamaya Seka
Part 19. Menghitung HariAl–muhafadhatu ‘alal qaul (memelihara tutur kata).
Seorang anak hendaknya menjaga dan memelihara tutur katanya di hadapan orang tua, terlebih terhadap mereka yang sudah berusia lanjut, jangan sampai perkataan atau perbuatannya menyinggung perasaan mereka, sebagaimana dijelaskan oleh Allah Ta’ala, "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al-Isra, 17: 23)
________________🌹🌹🌹__________________
Berita bahwa Isabella akan dilamar dengan cepat sampai ke telinga Nada dan keluarganya. Bagaimanapun juga mereka bertetangga, dan Nada adalah sahabat Isabella sejak mereka masih di perut ibunya. Tentu saja ibunya Nada menjadi yang paling sibuk menyiapkan segala hal untuk menyambut keluarga Fahmi. Ibu Nada merasa terpanggil untuk menggantikan ibu Isabella yang telah berpulang.
Terutama masalah hidangan, ibu Nada membuatkan Isabella makanan Tetel dan Jadah. Kue tradisional yang rencananya akan dibagi-bagikan kepada tetangga. Kue-kue itu terbuat dari beras ketan dan kelapa.
Orang tua yang berasal dari Jawa kadang kala masih menjalankan tradisinya, meskipun mereka sudah pindah jauh dari asal mereka. Kue tradisional dari ketan semisal Tetel, Jadah, Wajik (Ketan Srikaya), selalu dibuat dalam acara lamaran ataupun pernikahan. Ada filosofi dan harapan kenapa makanan tersebut dibuat.
Sifat ketan yang lengket, diharapkan bisa menjadi pelajaran bagi setiap pengantin agar keduanya juga senantiasa lengket atau memiliki hubungan erat dan susah dipisahkan. Proses pembuatan kue dari ketan biasanya membutuhkan waktu yang lama, dan butuh kesabaran ekstra serta memerlukan kerja sama beberapa orang, menjadi pelajaran agar pasangan pengantin saat menikah nanti tidak mudah putus asa dalam membangun dan mengarungi rumah tangga. Diharapkan kedua pasangan pengantin selalu bekerja sama dan saling mendukung antara satu dengan lainnya.
Nada teringat dengan kajian yang pernah ia ikuti, kalau dalam Islam acara lamaran lebih baik disembunyikan, sedang pernikahan harus dikabarkan. Jika berbagi makanan kepada tetangga, secara tidak langsung mengabarkan tentang acara pertunangan Isabella.
Para ulama menganjurkan untuk merahasiakan lamaran. Bukan karena ini ada sunahnya, tapi dalam rangka menghindari setiap peluang hasad, yang bisa jadi pemicu keinginan seseorang untuk menggagalkan rencana pernikahannya.
Dalam syarhnya, al-Kharsyi – ulama Malikiyah – menyatakan, "Untuk lamaran, dianjurkan agar dirahasiakan, seperti khitan. Lamaran dianjurkan dirahasiakan, menghidari adanya orang yang hasad, sehingga berusaha untuk merusak hubungan antara pihak lelaki dengan keluarga wanita yang dipinang. (Syarh Mukhtashar Khalil – al-Kharsyi, 3/167.)
_🌹_Nada bingung bagaimana menyampaikannya agar ibunya tidak tersinggung dan mampu menerima nasihat. "Bu, ga perlu repot-repot buat kue-kue itu, kita kan sudah tidak di Jawa lagi, buat kue biasa aja buat hidangan," bujuk Nada kepada ibunya.
"Nada, baru 5 tahun kamu udah ga sekolah, kok pelajarannya hilang. Bukannya kita masih di pulau Jawa, belum nyebrang pulau?"
Nada menepuk dahinya pelan, ibunya ternyata jauh lebih pintar dari yang dia duga. "Maksud Nada, tetangga kita kan ga perlu tahu kalau Isabella dilamar, nanti aja pas nikahan bagi-bagi tetel-nya."
"Sekarang atau nanti ga ada bedanya, toh sama-sama didoakan supaya langgeng. Kan lebih banyak yang doain lebih baik, ya toh?" Pertanyaan ibunya tidak bisa dijawab Nada, dan dia merasa lebih baik diam dan membantu. Lagi pula ini bukan perkara kemungkaran.
****
Di kantor, baik Isabella maupun Fahmi masih bisa menyembunyikan kedekatan mereka, meskipun kasak-kusuk mulai nyaring terdengar. Netra Fahmi yang sering kedapatan memperhatikan sekretarisnya, dan Isabella yang selalu merona tiap kali pandangan mereka bertemu, membuat para karyawan curiga. Tapi kecurigaan mereka hanya sebatas itu saja. Karena mereka belum punya bukti kalau bos dan sekretarisnya menjalin hubungan.
Semula mereka menduga Fahmi akan menjadikan Isabella kekasihnya. Berita tentang Delon yang membawa Isabella ke diskotek, dan Pak Fahmi digambarkan seperti pangeran berkuda putih yang menyelamatkan putri Isabella dari tangan Delon, dengan cepat sampai ke mereka, secepat internet berteknologi 6G. Bergerak seperti getuk tular dari akun media sosial dan grup percakapan internal karyawan. Sejak itu mereka semakin antusias mengikuti perkembangan hubungan antara bos dan sekretarisnya, melebihi ketertarikan mereka mengikuti serial drama Korea.
Wulan yang dekat dengan Isabella, dijadikan rekan-rekannya sebagai sumber informasi. Mereka merayu Wulan agar buka suara tentang hubungan Isabella dengan CEO mereka. Sayangnya Wulan juga bukan tipe biang gosip. Jadi tidak ada yang dia kabarkan kepada teman-temannya, meskipun Isabella pernah cerita kalau Bu Salma (ibu dari bos Fahmi) dekat dengannya. Isabella meminta Bu Salma mengajarinya membaca Alquran, itu saja yang diceritakan. Wulan tidak berani mengarang cerita, toh bisa mereka lihat sendiri, bapaknya Isabella yang mengantar dan menjemput. Andaikan mereka berpacaran, pastinya berangkat dan pulang kerja bersama.
Fahmi yang memiliki kepekaan tinggi juga merasakan keingin tahuan karyawannya. Makanya dia berusaha menekan kebiasaan barunya, yaitu memperhatikan pujaan hatinya. Lagipula Fahmi juga ingat dosa, Isabella belum halal baginya. Tak sabar rasanya Fahmi menunggu sampai hari lamaran tiba.
Pak Malik beranggapan meskipun nanti Fahmi melamar putrinya, status mereka tetap belum halal. Jadi Pak Malik akan tetap menciptakan jarak di antara mereka sampai jelas status keduanya menikah. Setiap berangkat dan pulang kerja, Pak Malik yang mengantar dan menjemput.
Ada rasa kecewa pada Bu Salma ketika mengetahui hal tersebut, karena kedekatannya dengan Isabella. Bu Salma sudah menganggap Isabella menantunya meskipun belum resmi menikah dengan putranya. Tapi memang syariah tetaplah aturan yang tidak bisa dilanggar. Kadangkala baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah.
Menghindari tatapan netra Fahmi bukanlah hal yang mudah. Entah kenapa hati Isabella akhir-akhir ini mempunyai kepekaan yang tinggi. Tiap kali berada dekat dengan Fahmi, tanpa adanya komando dari otaknya, netra Isabella dengan cepat menemukan sosok Fahmi dan sepersekian detik pandangan mereka bertemu. Debaran jantung yang kian berisik terkadang membuatnya lupa menundukkan pandangan. Tipu daya setan terlalu halus, apalagi kepada dua insan yang tengah kasmaran. Isabella ingin hari lamaran segera tiba, sehingga dia bisa berkonsentrasi lagi pada pekerjaannya. Namun, apa benar setelah lamaran ritme jantungnya bisa kembali pada kecepatan normal?
*****
Kesibukan juga terjadi di keluarga Fahmi. Ini adalah kali pertama mereka akan melamar anak gadis seseorang. Fahmi meminta mamanya agar tidak terlalu berlebihan, dia teringat pesan Tsabit, 'Yang paling penting adalah pernikahan yang dikabarkan. Kalau lamaran sebisa mungkin disembunyikan, takut kalau ada yang hasad, bisa-bisa batal pernikahannya. Na'udzubillahi min dzalik'.
Bersambung ....
_______________🌹🌹🌹🌹_______________
KAMU SEDANG MEMBACA
Faith and Love ✔️ Telah Terbit
Ficção GeralKisah seorang sekretaris lugu dan atasan yang hobi 'bermain' dengan para wanita. Keduanya menjemput hidayah pada waktu yang bersamaan. Pada akhirnya mereka saling jatuh cinta setelah mengalami berbagai konflik. Persiapan pernikahan pun dilakukan set...