Bab 8~Academy Hokai

543 62 0
                                    

Upacara penyambutan murid baru telah selesai. Uta dan Alecia langsung berjalan mengikuti murid lainnya keluar dari aula Academy. "Kita akan kemana?" tanya Uta bingung. "Kita harus ke papan pengumuman di depan sekolah. Di sana kita akan tahu masuk kelas apa," jelas Alecia. "Hm ... Baiklah," jawab Uta lalu berjalan bersama Alecia tanpa mempedulikan tatapan dan bisikan dari orang di sekitarnya. "Aku masuk kelas apa ya? Semoga saja aku satu kelas dengan Uta!" ucap Alecia semangat. Uta yang mendengar itu hanya diam dan tidak mempedulikan Alecia. Karena dia sudah terbiasa dengan sifat Alecia yang selalu mengikutinya kemanapun.

"Ah, aku di kelas A dan Uta kamu di kelas S, selamat!" teriak Alecia senang. "Kelas S? Kenapa bangga begitu?" tanya Uta bingung. "Itu karena Academy Hokai murid di nilai dari kemampuannya," jelas suara yang sangat familiar dari arah belakangnya. "Oh, kak Alvis dan Eliar," ucap Uta malas. "Yo, Uta," sapa Alvis santai. Sedangkan Eliar membungkukkan badan hormat untuk memberikan salam. "Wah ... Kau hebat juga, Uta. Bisa masuk ke kelas S dengan peringkat pertama, nilaimu bahkan semuanya sempurna. Bagaimana kau melakukannya?" tanya Alvis kagum.

"Itu karena aku belajar langsung dari sang ahli," jelas Uta santai. "Siapa?" tanya Alvis bingung. "Tentu saja dari buku di perpustakaan istana dan dari Ibu ... Hehe," jawab Uta senang. "Uwah ... Sungguh tidak adil," ucap Alvis sedih. "Itu yang di namakan dengan nasib kak ... Hehe," sindir Uta sambil tertawa kecil. Membuat Alvis sedikit kesal mendengar sindiran adik sepupunya itu. "Saya percaya dengan kemampuan pangeran dalam academik. Tapi, saya sangat terkejut dengan kemampuan berbedang dan sihir pangeran yang mendapatkan nilai sempurna. Memang Anda adalah Son of Hero," ucap Eliar takjub.

"Son of Hero? Apa maksudmu, Eliar?" tanya Uta bingung. "Bukankah Anda tahu soal Yang Mulia dan Yang Mulia Rika yang menjadi pahlawan dalam perang suci? Dan Anda sebagai keturunan Yang Mulia mendapatkan sebutan Son of Hero. Itu sudah menjadi topik utama dalam pembicaraan pergaulan kelas atas para gadis bangsawan," jelas Eliar. "Aku terkejut kau tahu soal itu," ucap Uta yang terkejut. "Sudah, sebaiknya kau segera masuk ke kelasmu. Karena bel akan berbunyi. Apa perlu kami mengantarmu?" tanya Alvis. "Tidak perlu kak. Aku sudah tahu kelasnya. Kebetulan kelas kami bersebelahan sehingga kami bisa ke kelas bersama," jelas Uta. "Baiklah. Kalau begitu sampai jumpa," ucap Alvis lalu berjalan meninggalkan Uta. "Sampai bertemu nanti, pangeran," ucap Eliar sambil membungkukkan badan hormat sebelum berjalan menyusul Alvis.

***

"Ini dia kelasku, Uta. Kalau begitu aku masuk dulu ya. Sampai ketemu nanti," ucap Alecia ceria lalu masuk ke kelasnya setelah mendapatkan anggukkan kepala dari Uta srbagai jawaban. Uta berjalan menuju kelasnya yang ada di sebelah kelas Alecia. Begitu ia masuk. Kelas itu sangat besar. Namun, sepertinya jumlah murid yang hadir hanya sepuluh anak dengan dirinya. Sepertinya semakin tinggi kelas itu. Semakin sedikit jumlah muridnya, batin Uta. Benar saja, murid yangda di dalam kelasnya kemungkinan hanya peringkat sepuluh besar saat ujian masuk. Saat Uta masuk, semua murid langsung menatapnya dalam diam.

Namun, Uta tidak mempedulikannya dan hanya berjalan menuju bangku kosong yang ada di belakang dekat dengan jendela. Ia hanya diam dan menatap keluar jendela tanpa mempedulikan tatapan mata yang diarahkan kepadanya. "Jadi peringkat pertama di dapatkan oleh pangeran Western?"

"Memang pangeran Western yang terbaik."

"Dia ahli berpedang, dan sihir. Apalagi mengerti sejarah kerajaan lebih dalam di bandingkan kita."

"Dia juga tampan. Seperti rumor yang beredar. Kyaa!" Bisikan dari murid perempuan terdengar oleh Uta. Namun, Uta tidak mempedulikannya dan hanya diam saja. "Aku tidak sangkah akan satu kelas dengan anak pahlawan yang sangat aku kagumi."

Western Prince's : Son of Hero [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang