Bab 18~Strategi Lima Kerajaan

403 47 3
                                    

"Baiklah, rapat lima kerajaan besar akan di mulai," ucap Rika. Semua orang yang ada di ruangan itu langsung menganggukkan kepala sebagai jawaban. "Kalau begitu, akan di mulai dari saya," ucap Nico sambil berjalan satu langkah untuk sejajar dengan tempat duduk Uta. Rika menganggukkan kepala sebagai jawaban. "Seperti yang kita ketahui, beberapa hari yang lalu ksatria kegelapan menyerang Arena Academy Western saat akan melaksanakan pertandingan antar murid," ucap Nico.

"Maksudmu, ksatria kegelapan yang ada dalam legenda itu?" tanya Eleric. "Benar. Mereka yang selama ini kita anggap sebagai legenda dan tidak pernah di ketahui akan keberadaannya, ternyata mereka memang benar-benar ada," jawab Nico. "Bagaimana mungkin? Aku kira selama ini kita hanya siap jika melawan pasukan kegelapan kembali bangkit, bagaimana bisa ksatria kegelapan juga ada?" tanya Sumei. "Memang selama ini kita mengirah jika kita hanya melawan pasukan kegelapan dan master kegelapan. Ternyata, ada sosok yang lebih tinggi di bandingkan master kegelapan," ucap Nico.

"Sosok lebih tinggi dari master kegelapan? Siapa?" tanya Raizel terkejut. "Dia adalah Raja Kegelapan," jawab Rika. Membuat semua orang di sana menatapnya dengan sangat terkejut. "Beberapa tahun lalu, saat kepergian Zen. Aku telah merasakan suatu kegelapan yang sangat besar muncul dari arah segel kegelapan. Kemungkinan jika kerajaan kegelapan kembali bangkit seperti dulu," ucap Rika.

"Saat kepergian Zen? Berarti kematian Raja cahaya adalah awal dari kekacauan dan munculnya kegelapan yang semakin besar itu?" tanya Rupert. "Bisa di bilang begitu," ucap Rika yang terdengar tidak yakin dengan ucapannya. "Apa maksudmu dengan 'bisa di bilang begitu'?" tanya Sumei bingung. Rika terlihat gugup untuk melanjutkan kalimatnya. Setelah itu ia menatap Uta yang terlihat juga penasaran dengan ucapannya. Rika menghembuskan napas pelan sebelum mengatakan kebenarannya.

"Sebenarnya, beberapa bulan yang lalu, Raja Kegelapan telah menampakkan dirinya di hadapanku tepat di tempat latihan istana saat bersama dengan Alvis," ucap Rika. "Apa?!" teriak keempat pemimpin kerajaan itu bersamaan. "Kenapa kau tidak mengatakan apapun kepada kami lebih cepat, Rika? Jadi, siapa Raja Kegelapan itu?" tanya Raizel. "Karena Raja kegelapan itu adalah Yang Mulia Zen Batelion Thron Western," ucap Rika. Perkataan itu sukses membuat semua orang di sana langsung terdiam dengan sangat terkejut.

"Ternyata hari dimana hal ini akan datang juga," ucap Rupert. Membuat semua orang di sana menatapnya bingung. "Apa maksudmu, Rupert?" tanya Eleric. "Sebelumnya, Yang Mulia Zen sudah memberikan pesan kepada aku dan Bridget. Jika hari dimana kekuatan kegelapan mengendalikan dirinya sepenuhnya. Hanya sesama kekuatan kegelapan yang dapat menghentikan kegelapan dalam dirinya," jawab Rupert. 

"Jadi, ada cara untuk menghentikan ini? Kenapa kau tidak mengatakan hal ini dari tadi?" tanya Sumei. "Karena aku tidak yakin juga untuk menggunakan metode yang sudah di perintahkan oleh yang Mulia Zen," jawab Rupert dengan nada yang sangat dingin. "Me-memang metode yang seperti apa?" tanya Sumei yang terlihat takut dengan tatapan tajam dari Rupert.

"Menusuk jantung Yang Mulia Zen dengan pedang kegelapan," jawab Rupert. Membuat semua orang di sana sangat terkejut. "Apa tidak ada cara lain?!" tanya Uta yang sedari tadi terdiam sambil memukul meja dengan keras. "Itu adalah satu-satunya cara terbaik untuk membebaskan Yang Mulia Zen dalam pengaruh kegelapan. Namun, hidup Yang Mulia Zen yang hidup dengan memiliki kekuatan kegelapan dan kekuatan cahaya yang seimbang, jika salah satunya menghilang. Kemungkinan Yang Mulia Zen hanya bisa bertahan beberapa puluh tahun. Itu sudah menandakan dia tidak akan bisa hidup ratusan tahun seperti Raja terdahulu," jawab Rupert.

"Bagaimana jika kegelapan dalam diri Zen sudah semakin besar?" tanya Sumei. "Maka itu akan sangat sulit, sehingga Yang Mulia Zen sudah berencana akan menusuk jantungnya sendiri dengan pedang sucinya. Jika itu terjadi, maka Yang Mulia Zen akan langsung meninggal," jawab Rupert. "Tapi, pedang kegelapan hanya di miliki oleh Zen, bagaimana kita bisa melakukannya?" tanya Rika. "Sebelum berperang di kerajaan Ilorn, Yang mulia Zen telah memberikan pedang kegelapan kepadaku. Karena beliau sudah memperkirakan hal ini akan terjadi akibat kutukan kegelapan yang di dapat setelah perang suci bersama pasukan kegelapan dua puluh tahun lalu," jawab Rupert.

"Baiklah, jika memang itu adalah satu-satunya cara. Apa yang perlu kami lakukan?" tanya Eleric. Membuat semua orang di sana sangat terkejut. "Eleric, apa kau gila?" tanya Sumei tidak percaya dengan apa yang ia dengar dari Raja dari kerajaan Air itu. "Apa kalian mau membawa dunia dalam kehancuran? Jika Yang Mulia Zen sudah memberikan metode itu, bahkan jika harus mengorbankan nyawanya sendiri. Kalian jangan hanya mementingkan perasaan kalian sendiri," ucap Eleric.

"Apa yang di katakan oleh Eleric benar. Yang Mulia Zen sudah menyerahkan tanggung jawab ini kepada aku dan Birdget, jadi kami akan melaksanakan tugasnya apapun yang terjadi," ucap Rupert. "Jika memang keempat kerajaan tidak ingin melakukan ini, maka kalian bisa melakukan cara lain sebelum kerajaan Lorraine yang akan mengambil alih masalah ini. Jika kalian ingin membantu, kalian bisa menyiapkan diri dan jika salah satu ksatria kegelapan dapat tertangkap, akan ada kemungkinan kita bisa menghentikan Yang Mulia Zen tanpa harus membunuhnya," ucap Bridget.

Semua orang di sana hanya terdiam karena sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. "Sepertinya tidak ada gunanya lagi bagi kerajaan Lorraine untuk ikut dalam rapat ini lagi. Kami sudah memberikan keputusan kami. Maka kerajaan Lorraine hanya akan menunggu jawaban dari kalian. Kalau begitu, kami undur diri dulu," ucap Rupert sambil berdiri lalu berlari dengan cepat meninggalkan aula rapat bersama Bridget dan Elmira.

"Aku juga setuju dengan Raja Lorraine. Karena ini semua demi menyelamatkan umat manusia, dan Yang Mulia Zen sudah memberikan solusi yang terbaik. Meskipun harus membuatnya menjadi manusia biasa dengan hidup hanya beberapa puluh tahun saja," ucap Eleric lalu berjalan meninggalkan aula rapat bersama kedua pengawalnya. Semua orang yang ada di sana hanya bisa terdiam ketika kedua pemimpin dari dua kerajaan itu meninggalkan aula rapat.

"Aku tetap menolak hal itu!" bentak Uta lalu berjalan meninggalkan aula rapat dengan kesal. Membuat semua orang yang ada di sana menatapnya sedang ekspresi yang sedih. "Jadi, bagaimana? Apa kita akan ikut serta dengan ucapan Rupert?" tanya Raizel. "Aku tidak tahu," jawab Rika yang terlihat sangat lemah. 

"Sebaiknya kita memikirkan hal ini lagi nanti. Sementara, kita istirahat dulu. Nico, bawalah Rika kembali ke ruangannya untuk istirahat. Kalian, Usui dan Astin kan? Tetap di sini, ada hal yang ingin aku bicarakan kepada kalian," ucap Sumei. "Baiklah kalau begitu, saya akan mengantarkan Yang Mulia Rika kembali ke ruangannya," ucap Nico lalu membantu Rika berjalan.

Tubuh kecil itu terlihat sangat lemah sekali. "Dia pasti sangat terkejut mendengar hal ini," ucap Raizel begitu Rika dan Nico sudah meninggalkan aula rapat. "Bagaimana tidak? Rupert sendiri kenapa juga bilang hal ini terjadi karena kutukan yang terjadi setelah perang suci itu?" tanya Sumei. "Maaf Yang Mulia, apa maksud Anda?" tanya Usui yang bingung dengan pembicaraan kedua pemimpin itu.

"Apa yang di katakan Raja Rupert mengenai keadaan Yang Mulia Zen itu, sebenarnya bukan karena kutukan dari perang suci dulu," jawab Sumei. "Benar. Ini hanya perkiraan saja dari kami. Kemungkinan ada kekuatan kegelapan yang memicu bangkitnya kegelapan dalam diri Zen. Karena perang suci dulu, kebocoran aura kegelapan tersebar di dunia, hal ini yang membuat tubuh Zen yang memiliki kekuatan kegelapan menyerap aura kegelapan itu, kemungkinan itu yang membuat Zen berubah," jelas Raizel.

Usui dan Astin yang mendengar itu menjadi sangat terkejut. "Apa tidak ada cara lain untuk menekan kekuatan kegelapan Yang Mulia Zen tanpa mengorbankan nyawanya?" tanya Usui. "Usui Ebern Valcon. Aku tanya kepadamu, jika kita mengurus suatu negara, pasti ada yang harus kita korbankan, benar kan?" tanya Sumei dengan menatap Usui tajam.

Usui yang mendengar itu hanya diam. Apa yang di katakan Sumei memang benar, dalam pekerjaannya saja. Usui harus mengorbankan tidak tidur selama beberapa hari jika ada dokumen penting yang harus segera di periksa. "Apapun yang akan kita lakukan dalam hidup ini. Pasti akan ada yang kita korbankan dalam melakukan apapun, begitu juga dengan Yang Mulia Zen," ucap Sumei.

Membuat Usui yang terkenal jenius itu benar-benar terdiam. "Ada satu cara lagi yang bisa menyelamatkan Zen," ucap Raizel. Membuat semua orang menatapnya terkejut.

Bersambung...

Hai hai

Akhirnya bisa update juga

Maaf jika menunggu lama

Semoga kalian suka

See you again

Gokigenyou

Bab Selanjutnya :

Keputusan

Western Prince's : Son of Hero [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang