Bab 12~Anggota Kegelapan

476 60 2
                                    

Uta membawa Eli dan Rafael menuju taman Academy, terlihat di sana sudah ada Eliar dan Alvis yang tengah menikmati teh dan camilan bersama. "Aku sudah membawa mereka," ucap Uta lalu duduk di samping Alvis dan Eliar langsung berdiri, sedangkan Alecia duduk di samping Uta.  membuat Rafael dan Eli menjadi bingung kenapa Uta membawa mereka bertemu dengan dua orang penting di Academy ini?

"Apa kalian tahu kenapa kalian di panggil kemari?" tanya Alvis. "Pangeran Uta bilang ingin membicarakan sesuatu yang penting," jawab Eli. "Kau tidak memberitahu mereka?" tanya Alvis kepada adik sepupunya yang terlihat dengan tenang menikmati tehnya. "Kalian berdua duduk saja, kalian tidak akan di hukum atau apapun itu. Aku memanggil kalian untuk memperkenalkan anggota lainnya," jelas Uta tanpa mempedulikan pertanyaan Alvis.

Membuat Eli dan Rafael yang mendengar itu sangat terkejut. "Hah ... kau itu suka sekali membuat orang lain terkejut ya?" tanya Alvis, namun tidak di respon oleh Uta. "Aku dan Eliar akan satu tim dengan kalian," jelas Alvis. "Bukankah Anda sebelumnya tidak ingin berpartisipasi dalam pertandingan Academy?" tanya Rafael bingung. "Saya tidak terlalu tertarik mengikuti pertandingan Academy," jawab Eliar. "Aku tidak ingin ikut kalau harus satu kelompok dengan orang yang hanya memanfaatkan kekuatanku. Tapi, karena kali ini ada Uta dan Alecia, jadi aku dan Eliar memutuskan untuk ikut," jelas Alvis.

"Baiklah, karena semua anggota sudah berkumpul. Kita akan membahas jadwal latihan dan strategi kita," ucap Uta. "Benar, kita perlu menyesuaikan jadwal latihan bersama, karena aku dan Eliar tidak tahu bagaiman kekuatan kalian dan elemen apa. Sehingga kami akan mengatur jadwal kami agar menyesuaikan jadwal kalian," jelas Alvis. "Apa tidak masalah?" tanya Eli. "Tidak masalah, kami tidak terlalu sibuk," jawab Alvis sambil tersenyum ceria.

"Bohong, kau saja yang selalu melarikan diri dari pekerjaanmu sehingga Eliar yang harus mengerjakannya," ucap Uta. "Haha ... kau tahu soal itu?" tanya Alvis. "Tentu saja aku tahu, jika aku membutuhkan Eliar aku selalu mencarinya di ruang kesiswaan dan menemukannya di antara tumpukkan dokumen. Setidaknya lakukan tugasmu dengan benar," jawab Uta. "Haha ... baik-baik." 

"Baiklah, kita bisa berlatih setiap jam pulang sekolah di arena," ucap Uta.

"Tapi sepertinya kita tidak akan bisa berlatih di arena Academy, karena kita akan menarik perhatian dan itu akan mengganggu latihan kita," jelas Alecia. "Alecia benar, jika kita latihan di arena dengan kita berempat pasti akan menjadi pusat perhatian dan akan membuat Eli dan Rafael terganggu," lanjut Alvis. "Eh, tapi kami tidak masalah," ucap Rafael cepat.

"Kalau begitu, kita akan berlatih di istana," ucap Uta. Membuat Eli dan Rafael terkejut. "Aku akan meminta izin kepada ibunda dan Nico untuk menggunakan arena istana untuk berlatih. Agar tidak ada prajurit yang akan berlatih dan mengganggu waktu latihan kita," lanjutnya. "Itu ide bagus," ucap Alvis senang. "Eh? Tapi apa kami akan diperbolehkan memasuki istana?" tanya Eli tidak yakin. "Tenang saja, aku yang akan mengurus hal itu," jawab Uta.

"Kalau begitu, kita bisa mulai berlatih hari ini setelah pulang sekolah. Aku dan Eliar akan menunggu di gerbang," ucap Alvis. Uta dan keempat orang lainnya hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban. "Kalau begitu kami harus segera pergi," ucap Eliar sambil berdiri. "Eh? Kita sudah selesai?" tanya Alvis malas. "Tolong jangan menundah pekerjaan lagi, atau kita tidak akan bisa mengikuti pertandingan dengan baik," jawab Eliar dengan nada yang tegas.

"Baik, baik. Kalau begitu kami pergi dulu," ucap Alvis pasrah lalu berjalan meninggalkan Uta dan yang lainnya. "Pangeran, sebaiknya kalian juga segera kembali. Bel masuk akan segera berbunyi," ucap Eliar. "Baiklah," jawab Uta. Eliar membungkukkan badan sebentar kepada Uta lalu berjalan menyusul Alvis.

***

Seorang pria berambut hitam, bermata merah dengan sekitar pupil matanya berwarna hitam, matanya terlihat tidak memiliki cahaya, sayap hitam yang menghiasi bunggungnya, dengan pakaian serba hitam bergaris hijau yang tengah duduk di tempat yang terlihat seperti singgasana. Terdapat enam orang yang berdiri di hadapannya tepat di sisi kanan dan kiri. Sedangkan satu orang berambut biru tua dengan mata sebelah kanan emas dan sebelah kiri merah darah.

"Bagaimana segel kegelapannya?" tanya pria yang duduk di singgasana dengan suara beratnya. Seorang wanita berambut merah panjang yang berantakan dengan pakaian serba hitam dan sedikit terbuka di bagian dadanya maju dari barisan sisi kanan dan berlutut di hadapannya. "Kami telah menemukan satu tempat kegelapan di segel. Kami masih belum bisa menemukan ketujuh segel kegelapan lainnya sebelum membukanya secara bersamaan," jelas wanita itu.

"Kita tidak menemukan satu segel, tapi dua segel yang berhasil kita temukan," ucap pria itu. "Maksud Anda?" tanya wanita itu bingung. Karena ia yakin, jika ia dan timnya hanya berhasil menemukan satu segel saja. "Sudah pasti, segel kegelapan yang terkuat berada di kerajaan Western. Aku ingin kalian menemukan keenam segel lainnya," jelas pria itu. "Yes, master."

"Jadi, kau berhasil menemukan segel pertama di mana, Emilia?" tanya pria itu dengan nad yang sangat dingin dan tegas. "Kami telah menemukannya di danau kehidupan, tapi sepertinya danau itu masih di jaga oleh dewi air, Maria," jawab wanita yang bernama Emilia. Pria di hadapannya itu hanya diam tanpa mengatakan apapun selama beberapa menit.

"Kau dan Kai pergi untuk menemukan segel lainnya," perintah pria itu. "Yes, Master," jawab Emilia dan pria berambut merah pendek dengan seragam serba hitam dan juba hitam bertudung yang berlutut di hadapan pria itu bersamaan. "Bubar!" perintahnya. "Long Life Master." Setelah mengatakan itu, keenam orang di hadapannya langsung menghilang. Meninggalkan pria yang duduk di singgasananya dan pria yang berdiri di sampingnya.

"Master, Anda akan pergi kemana?" tanya pria berambut biru tua itu dengan bingung saat pria berambut hitam itu berdiri dan menghilangkan sayap hitamnya. "Kerajaan Western," jawab pria itu lalu menghilang dari hadapan pria berambut biru tua yang langsung menyusul tuannya itu.

***

Karena adanya rapat untuk persiapan pertandingan, seluruh murid di persilakan untuk pulang atau latihan di arena academy. Uta dan yang lainnya memutuskan untuk memulai latihan terlebih dahulu, karena Alvis dan Eliar yang masih mempunyai pekerjaan. Karena mereka pulang tidak sesuai jadwal, sehingga Uta dan yang lainnya harus kembali ke istana dengan berjalan kaki.

Sebenarnya Alecia sudah meminta penjaga gerbang untuk menghubungi istana agar mengirim kereta kuda, Namun Uta menghentikannya, dengab alasan ia ingin sekali-kali berjalan-jalan di kota. Karena selama ini ia tidak pernah keluar dari istana. Itu karena peraturan istana yang tidaj memperbolehkan keluarga kerajaan keluar dari istana kecuali saat hari penting dan itu hanya di balkon utama istana.

Sehingga, Uta yakin jika mereka tidak akan mudah di kenali selama tidak menggunakan nama asli mereka. "Kalian bisa memanggilku Arla, karena kita berada di luar istana. Aku tidak ingin menarik perhatian," ucap Uta. "Baik," jawab ketiga orang itu semangat. Meskipun mereka masih mengenakan seragam Academy. Tapi, penduduk masih tidak menyadari akan putra mahkota kerajaan western dan putri mahkota kerajaan Fiore.

Uta dan yang lainnya menikmati perjalan mereka. Karena keadaan kota yang selalu ramai. Membuat kesenangan tersendiri bagi kedua orang penting itu. Tiba-tiba pandangan Uta tertujuh kepada dua orang yang mengenakan jubah bertudung berwarna putih yang tengah membeli apel. Kedua orang itu setelah selesai langsung berjalan mendekati Uta dan yang lainnya yang sedang berdiri di dekat kedai.

Uta tidak dapat melihat wajah kedua orang itu karena tudung yang menutupi sebagian wajah mereka. Membuat Uta semakin curiga. Ketika kedua orang itu melewati Uta dan yang lainnya yang sedang berbicara dengan senang. Uta membulatkan mata sempurna saat medengar suara yang sangat familiar baginya. "Kau sudah besar, Uta."

Uta langsung berbalik dan tidak menemukan keberadaan kedua orang itu lagi. Ia sangat terkejut mendengar itu, ia tidak mungkin salah mengenali suara yang sangat ia rindukan itu. "Ayah."

Bersambung...

Hai hai!!!

Akhirnya Via update juga hehehe
Maaf jika menbutuhkan waktu lama karena deadline tugas yang menumpuk

Semoga kalian tetap sabar menunggu kemunculan Uta dan kawan-kawannya!!

Kalau begitu, sampai jumpa lagi, Gokigenyou

Bab selanjutnya :

"Apakah Benar Zen terbunuh?"

Western Prince's : Son of Hero [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang