Bab 26~Pelatihan di Istana Part 2

260 36 6
                                    

Sinar mentari muncul, menggantikan sinar rembulan. Kini seluruh murid sudah berlari mengelilingi lapangan tempat latihan prajurit istana sebelum sinar mentari terlihat. Nico yang mengawasi mereka beberapa kali berteriak kepada murid yang akan menyerah dengan latihan pertama mereka.

"Baiklah, istirahat lima belas menit!" ucap Nico. Seluruh murid langsung terduduk dengan lemas. Seluruh pakaian mereka telah basah dengan keringat, napas mereka menjadi tidak teratur. "Apa kalian tahu kenapa saya memaksa kalian tetap berlari dari sebelum matahari terbit sampai matahari terbit?" tanya Nico.

Seorang pemuda berambut biru tua mengangkat tangannya. "Untuk melatih kecepatan lari kami," jawabnya. "Itu benar. Tapi, tujuan utama saya melatih lari kalian adalah agar kalian bisa mengatur napas kalian dengan mudah saat bertarung. Terutama murid dengan kemampuan sihir yang lebih kuat. Selama perang, kalian tidak hanya akan diam membaca mantra, tapi akan ada saatnya kalian juga harus membaca mantra sambil berlari. Tidak mungkin jika kalian hanya mengandalkan sihir tenaga untuk menambah kecepatan lari kalian," jawab Nico.

"Sepertinya kalian sudah cukup pemanasan," ucap Rika yang berjalan bersama pemimpin keempat kerajaan.

"Yang Mulia," ucap Nico sambil membungkukkan badan dengan diikuti seluruh murid yang langsung berdiri dan memberikan hormat kepada Rika dan yang lainnya. "Baiklag, Nico. Karena ini latihan pertama mereka, pemanasan sampai di sini saja," ucap Rai. "Baik," jawab Nico lalu berbalik menatap seluruh murid.

"Pemanasan pertama hanya akan sampai di sini. Untuk selanjutnya kalian akan melakukan latihan pemanasan sampai nanti siang. Jadi, saya harap kalian siap, mengerti?" tanya Nico.

"Siap, kami mengerti!"

"Baiklah, kalau begitu. Kita akan memulai latihannya. Murid dengan keahlian sihir elemen bisa ikut denganku," ucap Sumei lalu berjalan menjauh dari Rika dan yang lainnya dengan diikuti beberapa murid di belakangnya.

"Murid dengan keahlian berpedang bisa ikut denganku," ucap Rai lalu berjalan menjauh dari Rika dan yang lainnya dengan diikuti beberapa murid. "Murid dengan keahlian memanah bisa ikut aku," ucap Eleric lalu berjalan dengan diikuti beberapa murid menjauh dari Rika dan Rupert.

"Murid dengan keahlian tombak atau perlindungan, bisa ikut denganku," ucap Rupert sambil berjalan dengan diikuti beberapa murid menjauh dari Rika. "Jadi, sisanya pasti ahli dalam sihir penyembunya?" tanya Rika. "Benar!"

"Kalau begitu, kita akan berlatih di sini. Karena akan lebih baik menjaga jarak dengan pelatihan lainnya. Karena akan berbahaya," ucap Rika sambil tersenyum lembut. "Baik."

"Baiklah, sebelum kita mulai. Saya ingin membagi kelompok dulu. Karena pasti yang ada di sini adalah murid kelas satu sampai empat. Jadi, tolong di bagi, kelas satu sendiri, dua sendiri sampai seterusnya," ucap Rika.

"Baik." Seluruh murid yang ada di hadapan Rika langsung melaksanakan sesuai perintah Rika. Mereka berbaris sesuai dengan kelas mereka.

"Baik, jika sudah selesai. Saya akan mulai pelatihannya. Untuk menjadi penyihir dengan kekuatan penyembuh, kalian mempunyai tiga peraturan. Pertama, kalian tiba boleh berdiri di garis depan. Kedua, kalian harus bisa lebih mengutamakan korban yang terluka. Ketiga, pastikan kalian tidak terluka," ucap Rika sambil menatap tajam kedua puluh murid yang ada di hadapannya.

"Baik!"

"Kalau kalian sudah paham, saya akan mengajarkan kalian untuk membuat kontrak dengan roh sihir. Roh sihir ini bisa membantu kalian untuk menyembuhkan seseorang tanpa mengeluarkan terlalu banyak mana," ucap Rika dan mendapatkan anggukkan dari kedua puluh murid.

"Pertama, ulurkan salah satu tangan kalian lalu cobalah untuk berkonsentrasi. Serap energi alam yang ada di sekitar kalian lalu baca mantranya," ucap Rika sambil mempraktikkannya.

Western Prince's : Son of Hero [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang