Fei baru saja selesai menyalin tugas Azka yang dikirimkannya melalui akun media sosialnya.
Fei belum mengantuk, ia melirik jam dindingnya masih pukul sembilan malam. Belum terlalu malam.
Kemudian diambilnya ponselnya dan merebahkan dirinya diatas kasur.
Tiba-tiba ponselnya bergetar penanda sebuah pesan telah masuk. Fei segera membuka pesan tersebut. Pengirimnya adalah Azka.
Azka: Fei lo udah selesai nyalin tugas gue belum?
Fei segera membalas pesan tersebut.
Fei : udah
Tanda centang dua tertera pertanda pesan Fei sudah dibaca oleh Azka. Fei baru saja berniat untuk tidur tapi sebuah panggilan masuk dari Azka membuatnya membatalkan niat tersebut.
Digesernya tanda hijau yang muncul dilayar ponselnya itu kemudian didekatkannya ponsel tersebut kesamping telinganya.
“Halo,” suara Azka dari seberang sana.
“Hmm," jawab Fei tak berniat membalas sapaan Azka.
“Kok gitu banget sih ngejawabnya, Fei,” suara Azka terdengar meninggi.
“Gue males ngomong,” jawabnya tak berperasaan.
“Lah, kalo males kenapa lo angkat telpon gue?” tanya Azka.
“Harusnya gue yang nanya kenapa lo nelpon gue?” serang balik Fei. Kan Azka yang menelpon jadi harusnya Fei yang bertanya kenapa bukan malah sebaliknya.
“Kesel gue ngomong sama lo, Fei.”
“Gue juga kesel ngomong sama lo,” balasnya. Kemudian dimatikannya sambungan telepon tersebut secara sepihak.
Azka ngeselin banget sih, kan dia yang nelpon duluan. Sewot Fei didalam hati. Ia kemudian melemparkan selimutnya sembarang arah.
Baru saja ia ingin memungut kembali selimutnya, sebuah pangilan dari Azka masuk lagi keponselnya.
“Nih Azka ngapain sih, ngeselin banget!” emosi nya meninggi. Ia menggeser tanda merah dari layar ponselnya menolak panggilan dari Azka.
Tapi sekali lagi Azka menelponnya dan Fei kembali menggeser tanda merah dari layar ponselnya itu. Kejadian yang sama terjadi berulang-ulang sampai akhirnya Fei menyerah dan menggeser tanda warna hijau dari layar ponselnya.
“APA?!” ketus Fei lewat sambungan ponselnya.
“Santai dong, Fei,” suara Azka terdengar santai dari seberang sana.
“Gue kesel sama lo!” sewotnya lagi.
“Iya-iya gue minta maaf,” Azka menangkupkan sebelah tangannya meskipun hal itu tidak dilihat oleh Fei.
“Hmm, iya. Gue lagi males ribut sama lo jadi gue maafin,” Fei mendengus, “ngapain lo nelpon gue malem-malem?”
Beberapa detik hening tak ada yang bersuara, “Lo kangen gak sama, Mei?”
Sontak Fei langsung mematikan sambungan telepon mereka. Fei tidak ingin mengingatnya lagi.
Panggilan masuk lagi dari Azka, Fei berniat mengambaikannya tapi tangannya justru menggeser tanda hijau dari layar ponselnya.
“Fei, lo mau nggak es kepal milo? Besok gue beliin,” tawar Azka dengan nada ceria seolah tak ada kejadian apapun sebelumnya.
Fei menjawab, “hmm, gue mau. Lo harus beliin gue tiga cup, yah.”
“Siap, Bos!” jawab Azka sambil meletakkan tangannya didahinya seperti orang hormat meskipun ia tahu Fei tidak akan bisa melihatnya melakukan gerakan itu.
“Lo nelpon gue cuma buat nawarin gue es milo, Ka?” tanya Fei hati-hati.
Hening lagi, hingga kemudian Azka bersuara, “iyalah, emang gue mau ngomongin apa lagi sama lo?” Azka berusaha tertawa meskipun terdengar sangat hambar ditelinga Fei.
Dasar penipu! Barusan dia menanyakan Mei dan sekarang pura-pura tidak terjadi apa-apa.
“Kalo gitu udah yah, gue mau tidur," pamit Fei.
“Hmm, siip. Besok jangan lupa, ya,” Azka mengingatkan.
“Iya,” jawab Fei kemudian ia mematikan sambungan teleponnya.
Fei mencoba tidur, dirapatkannya selimut yang dikenakannya sampai menutupi seluruh tubuhnya tapi ia tidak bisa tidur. Pikirannya terus melayang-layang pada satu kalimat Azka tadi. Tentang Mei.
To be continued ...
---
Terima kasih karena telah membaca cerita Fei ♥️
Jangan lupa tekan tanda bintang di pojok kiri bawah ya Feiders 🌟
Salam Ranisa ♥️
(Revisi 070620)

KAMU SEDANG MEMBACA
Change My Lazy Girl (Tamat)
Short StoryHanya tentang Fei, cewek super pemalas yang sekarang ingin sembuh dari rasa malasnya. Lalu bagaimana cara Fei untuk sembuh dari rasa malas jika malas itu sudah mendarah daging dengannya? "Fei, Lo nggak boleh terus-terusan males kek gini." "Seandainy...