Sore itu Azka datang kerumah Fei. Ia disambut ramah oleh Mama Fei seperti biasa.
Setelah sebentar beramah tamah dengan mamanya dan meminta izin untuk menemui Fei.
“WOY FEI, BUKAIN PINTUNYA!” teriak Azka dari luar sambil menggedor-gedor pintu kamar Azka.
Fei yang sedang meringkuk diatas tempat tidurnya menghembuskan napas malas. Ia malas berjalan untuk membukakan Azka pintu. Ia juga malas untuk berbicara saat ini.
Karena itu, diambilnya ponsel yang ada didekatnya lalu dibukanya roomchat nya dengan Azka.
Diketikannya pesan untuk Azka kemudian ia kembali meringkuk diatas kasurnya.
Diluar kamar Fei, Azka merasa ponselnya bergetar. Segera diraihnya benda pipih itu. Dilihatnya sebuah pesan dari Fei masuk.
Fei: Buka aja sendiri, gue males.
Azka terkekeh dengan pesan Fei. Ia malas tapi tetap mengirimkan pesan untuk Azka.
Segera diraih Azka kenop pintu kamar Fei kemudian ditariknya. Ia melihat sang empu kamar sedang nyaman meringkuk diatas ranjangnya sambil mendengarkan musik favoritnya.
“WOY, FEI!” Azka memanggilnya dengan setengah berteriak.
Fei melirik Azka tidak berminat.
“Jalan yuk,” ajak Azka, “kita nge-date kayak orang pacaran.”
Fei tertawa hambar, “Hahaha, lo ngajakin gue apa? Nge-date? Males gue.”
“Ya ampun, Fei. Gue lagi suntuk dirumah pengen keluar.”
“Nih lo lagi diluar rumah lo.”
Azka berdecak, “ikut aja napa, sekali-kali gitu kita ngirup udara segar.”
”Disini ada banyak udara, gue gak kekurangan oksigen.”
Azka sudah hampir kehabisan akal, tapi ia belum mengeluarkan senjata andalan.
“Gue traktir lo es milo sama es krim, gimana?”
Seketika Fei mengangguk.
“Ya udah, lo siap-siap gue tunggu diluar.”
Sekali lagi Fei mengangguk.
Sepuluh menit kemudian Fei keluar, Fei tidak berganti pakaian seperti dugaan Azka. Ia tetap mengenakan pakaian tidurnya yang bergambar Minnie Mouse dan hanya merapikan rambutnya yang tadinya berantakan.
“Kok lo gak ganti baju sih?” protes Azka tidak setuju dengan penampilan Fei.
“Kan kita cuma mau keluar beli es krim,” sahut Fei polos.
“Kita gak sekedar keluar, Fei. Kita nge-date ala sahabat dulu baru nanti gue beliin es krim.”
Azka harus sabar, dengan Fei ia harus extra sabar.
“Gue males kalo gitu.”
“Pokoknya lo harus ganti baju, Fei.”
“Lagian kok lo maksa banget sih buat nge-date sama gue, lo kan bisa ajak Rachel atau siapalah itu.”
Azka terdiam, sejenak ia berpikir kenapa ia memaksa Fei untuk keluar bersamanya? Apa yang sedang merasuki Azka saat ini?
“Gak mau, pokoknya harus sama lo.”
“Gue males, Azka ....”
“Pokoknya harus!”
“Iya, iya,” Fei akhirnya mengalah. Ia masuk kekamarnya membuka lemarinya dan mulai memilih baju.
Tak lama kemudian ia berteriak memanggil Azka menyuruhnya masuk kekamar.
“Ngapain?” tanya Azka saat melangkahkan kaki kekamar Fei. Ia sempat ragu tadi kalau-kalau Fei meminta sesuatu yang aneh.
“Gue males pilih baju, lo aja yang pilihin,” suruh Fei.
Azka berdecak tapi ia tetap memilihkan baju untuk Fei. Setelah ditemukannya yang dirasa cocok ia kemudian menyerahkannya pada Fei menyuruhnya segera mengganti baju.
“Azka,” panggil Fei lagi.
Azka menoleh, matanya melotot mendapati Fei belum berganti pakaian.
“Gue males ganti baju sendiri, lo yang gantiin yah.”
Pelototan Azka makin tajam, “GAK MAU, GUE KAN COWOK BEGO!” seru Azka.
Fei berdecak, “Iya gue tau lo cowok. Ya udah ah, gue ngalah, gue lagi males debat,” katanya meninggalkan Azka kekamar mandi untuk berganti pakaian.
Beberapa menit kemudian ia sudah selesai berganti pakaian. Ia mengenakan celana jeans dengan blouse berwarna merah muda, sangat cantik. Azka saja sempat terpana melihat Fei tapi segera ditepisnya.
Ia membantu Fei merapikan rambutnya, sedikit memoleskan make up pada Fei dan kemudian mengambilkan sepatu dan tas untuknya. Setelah itu ia segera mengajak Fei keluar. Dengan malas Fei mengikuti setiap langkah Azka sambil setengah diseret olehnya.
Tbc ....
___Maaf yaaa, aku terlalu sibuk di real life jadi udah jarang buka wattpad, wkwk.
Salam Ranisa :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Change My Lazy Girl (Tamat)
Short StoryHanya tentang Fei, cewek super pemalas yang sekarang ingin sembuh dari rasa malasnya. Lalu bagaimana cara Fei untuk sembuh dari rasa malas jika malas itu sudah mendarah daging dengannya? "Fei, Lo nggak boleh terus-terusan males kek gini." "Seandainy...