35. Tidak Selamanya

118 21 6
                                    

Sesuatu yang mengejutkan bagi semua orang yang melihat perubahan drastis pada diri Fei sekarang ini.

Tidak perlu jauh-jauh, mamanya saja sering tercengang setiap kali melihat Fei melakukan aktivitas yang sangat malas dilakukannya tanpa paksaan sebelumnya. Seperti bangun tidur, mandi, makan pagi, dan lain sebagainya. Fei yang sekarang juga bahkan sering membantu mamanya memasak di dapur.

Hal-hal tersebut tentu saja memicu rasa penasaran dalam diri mamanya.

Pernah sekali mamanya bertanya Fei sedang kerasukan setan apa tapi hal itu justru hanya dijawabnya dengan sebuah tertawaan. Memang benar, ia menganggap pertanyaan yang dilontarkan mamanya tersebut sangatlah lucu.

Tidak hanya Mama Fei yang kebingungan dengan perubahan sikap Fei, bahkan Olive sendiri pun tidak menyangka kalau Fei bisa berubah sedrastis ini. Sama seperti Mama Fei, ia mengira kalau Fei mungkin kerasukan setan rajin yang membuatnya sekolah tanpa pernah mengeluh sekalipun.

Semua mungkin senang dengan perubahan dalam diri Fei. Tapi Azka?

Azka memang tidak ada berkomentar dan jika ditanya, ia hanya akan tersenyum lalu mengatakan kalau ia senang dengan perubahan itu. Tapi percayalah, siapapun itu akan mengetahui kalau Azka berbohong pada saat ia mengatakan senang terhadap perubahan Fei. Faktanya, Azka malah lebih sering bersikap murung dan tidak mau melakukan banyak hal. Apakah virus malas Fei malah berpindah kepada Azka?

“Ka, lo ngapain sih bengong melulu?” tanya Marvel yang sedari tadi memperhatikan Azka yang sedang melamun.

Azka menoleh sebentar lalu menggeleng.

“Halah lu, bilang aja lo lagi galau gegara ngeliat Fei sekarang udah mandiri,” celetuk Marvel.

Azka tidak menyahut. Tapi didalam hati ia membenarkan apa yang dikatakan Marvel tersebut.

Marvel melirik Azka sesaat setelah itu ia melirik ke arah Fei yang sedang fokus membaca sebuah buku dibangku yang tak jauh dari tempat mereka sekarang ini.

“Lo liat deh, Ka,” kata Marvel seraya menunjuk ke arah Fei. Azka mengikuti arah tunjukkan Marvel tersebut. Seketika hatinya mencelos. Ia sendiri tidak mengerti kenapa. “Fei sekarang udah mandiri, ya. Gak kayak dulu lagi yang selalu manja minta tolong sama lo,” sambung Marvel tanpa mempedulikan perubahan raut muka Azka.

Azka tidak ingin membuat masalah. Karena itu ia hanya diam. Lagipula, dalam pikiran Azka, bukankah ini yang ia inginkan sedari dulu? Ia ingin Fei untuk kembali lagi seperti dulu, sebelum kejadian itu mengubah Fei menjadi seorang yang berbeda.

Semua ini serba salah.

Jadi, Azka harus bersikap bagaimana?

Semua ini agak membingungkan untuk Azka.

“Gue yakin, lo sekarang bingung kan harus gimana,” suara Marvel membuyarkan lamunan Azka sekali lagi.

Kali ini Azka menoleh penuh, menatap Marvel dengan pandangan sedikit tidak suka karena ia sudah mencampuri urusannya.

“Iya, gue tau gue ikut campur sama urusan lo,” kata Marvel seolah bisa membaca pikiran Azka. Azka tidak menghiraukannya.

“Gini yah, Ka,” Marvel sedikit menekankan suaranya, “sesekali egois sama diri sendiri dan orang lain itu menurut gue gak masalah. Lo gak boleh selamanya mendam apa yang lo rasain. Lagian gue yakin, orang yang lo sayang itu gak bakal seneng kalonya lo tuh selalu mendam dan gak nyampein apa yang lo rasain ke orang itu.”

Entah apa setan yang sedang merasuki Marvel atau Azka saat ini, tapi setiap perkataan yang disampaikan Marvel tadi meresap ke dalam diri Azka. Dan Azka, ia membenarkan apa yang diucapkan Marvel tersebut. Tidak selamanya baik untuknya memendam apa yang dia rasakan seorang diri.

Tapi sepertinya semua ini sudah terlambat.

TBC ...
---

7 part lagi selesai :)

Salam Ranisa :)

Change My Lazy Girl (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang