Kalimat-kalimat Azka kemarin layaknya sebuah kalimat perpisahan. Fei seratus persen yakin kalau Azka akan pergi meninggalkannya sebentar lagi.
Fei menghela napasnya kasar, tidak tahu harus berbuat apa. Azka sudah banyak sekali berubah. Ia tidak pernah lagi memberikan Fei contekan tugas seperti sebelumnya. Jangankan memberikan contekan, mengingatkan Fei dengan tugas sekolah saja tidak pernah lagi. Azka juga semakin jarang berkunjung ke rumah Fei sekarang. Bahkan Azka juga tidak masuk sekolah hari ini, padahal kan sebentar lagi mereka akan ujian!
Astaga!!!
Ini semua mengesalkan!
Fei melemparkan bantalnya ke sembarang arah. Setelah itu ia melompat dari tempat tidurnya membuka lemarinya dan segera berganti pakaian. Ia harus menemui Azka sekarang juga!
“Mau kemana?” tanya Mama Fei yang sedang menonton acara gosip di tv sambil menikmati cemilan.
Fei menoleh ke arah mamanya, “mau kerumah Azka, Ma.”
“Hati-hati, suruh Azka mampir kerumah juga, udah lama dia gak kesini,” suruh Mama Fei.
Fei mengangguk, setelah bersalaman dengan mamanya, ia mempercepat langkahnya. Cuaca yang panas tidak meluruhkan semangat Fei untuk segera sampai ke rumah Azka yang untungnya hanya berseberangan rumah dengannya.
Sesampainya di teras rumah keluarga Azka, ia mulai ragu untuk memencet bel rumah.
Sedikit berbeda dengan Azka yang biasanya langsung masuk kerumah Fei, Fei jarang berkunjung ke rumah Azka sehingga ia merasa kurang sopan jika ia langsung masuk begitu saja.
Fei nampak berpikir sejenak.
Masuk atau balik aja?
Fei berjalan ke arah kanan teras rumah Azka kemudian berbalik lagi dan berjalan ke arah kiri. Sambil berpikir apakah ia akan memencet bel tersebut atau tidak. Setelah beberapa putaran, ia tak kunjung mendapatkan keputusan.
“Astaga, Fei,” katanya pada dirinya sendiri, “tujuan lo kesini mau nemuin Azka kan, lah terus kenapa sekarang lo malah bingung sendiri?” lanjutnya sambil menepuk-nepuk pelan dahinya kanan dan kiri.
Oke, gue masuk.
Fei berdiri didepan pintu, bersiap untuk memencet bel yang letaknya dipermukaan pintu tersebut.
ting ...
Bunyi suara bel ketika Fei menekannya sekali.
Astaga, kok gue pencet sih? Fei tiba-tiba merutuki kebodohannya.
Fei hendak berbalik, bersiap ingin kabur dari perbuatannya.
Tapi terlambat, pintu rumah itu sudah terbuka. Seseorang sudah menyambut kedatangan Fei.
---
5 part left.
Terima kasih sudah sejauh ini. Berikut nya aku akan mempost cerita baru, judulnya Re: Love.
Jangan lupa mampir yah. I love u all.
Btw juga jangan lupa mampir ke Instagram baru aku (at)ranisa_chan disana nanti aku bakal post seputar works aku :)
Salam Ranisa :)

KAMU SEDANG MEMBACA
Change My Lazy Girl (Tamat)
Historia CortaHanya tentang Fei, cewek super pemalas yang sekarang ingin sembuh dari rasa malasnya. Lalu bagaimana cara Fei untuk sembuh dari rasa malas jika malas itu sudah mendarah daging dengannya? "Fei, Lo nggak boleh terus-terusan males kek gini." "Seandainy...