Elvan, cowok itu terus saja mengganggu Fei selama empat hari terakhir ini.
Tidak saat di sebelum ujian, saat di ruang ujian, bahkan saat Fei ingin pulang, dia selalu mengganggu Fei.
“Afeela.” Elvan menghentikan langkah Fei yang hendak pulang.
Fei menoleh, menatap tajam Elvan dengan tatapan mengusir.
“Ikut dong ke rumah lo.”
Elvan sudah gila. Padahal dia tahu kalau Fei tidak pernah ramah lagi sekarang, terlebih kepadanya tapi ...
Ah, sudah lah.
“Minggir, lo!” usir Fei kasar.
Elvan tidak mau menyingkir, dia bahkan terus mengikut langkah Fei.
“Habis lulus lo mau masuk mana?” Elvan bertanya meski tak dihiraukan oleh Fei. “Gue sih habis ini mau masuk universitas di Surabaya, tapi masih rencana sih.” Elvan masih bicara. “Gue saat ini gak punya rencana sih mau masuk jurusan apa. Masih bingung milih, hehehe,” Elvan terkekeh.
Fei semakin mempercepat langkahnya, kemudian berhenti di depan halte di dekat sekolah.
Ahh, Azka, dia sudah tidak pernah menghubungi Fei lagi sekarang.
Fei merindukan Azka.
Air mata Fei seketika meleleh membuat Fei segera menyapukan telapak tangannya ke wajahnya untuk menghapus air matanya.
“Nih,” Fei menoleh, Elvan mengulurkan sebuah sapu tangan untuk Fei. “Tahu gak, lo tuh jelek kalau lagi nangis, gue lebih suka liat lo yang jutek.” Fei tersenyum, entah senyumnya itu karena kalimat Elvan barusan atau entah kenapa ia merasa saat ini Elvan seperti Azka.
Fei tidak tahu yang mana, tapi hal itu sedikit membuatnya lebih tenang.
“Thanks,” kata Fei seraya tersenyum mengambil sapu tangan milik Elvan. Ia kemudian menyapukannya ke mata nya, menghapus sisa-sisa air mata yang tadi sempat mengalir.
“Wah, ternyata lo bisa senyum juga, ya,” sindir Elvan.
Fei tidak bereaksi.
“Lo cantik kalau lagi senyum, Fee.”
Fee?
Fei menoleh.
“Eh sorry, nama lo kan Afeela, jadi gue mau manggil lo Fee aja biar lebih singkat, boleh kan?” Elvan mengklarifikasi.
“Lo bisa manggil gue, Fei.” Fei mengulurkan tangannya, tersenyum manis pada Elvan yang balas tersenyum menatapnya.
Elvan menerima uluran tangan Fei, “seperti yang udah gue bilang empat hari yang lalu, nama gue Abimana Elvano. Lo bisa manggil gue Elvan.”
Fei mengangguk, “habis ini lo mau kemana?” tanyanya pada Elvan.
“Gue mau ngikutin lo kemana pun yang lo mau.”
Tbc..
---Satu part sebelum end. Mau langsung ku finish hari ini :)
Ranisa

KAMU SEDANG MEMBACA
Change My Lazy Girl (Tamat)
KurzgeschichtenHanya tentang Fei, cewek super pemalas yang sekarang ingin sembuh dari rasa malasnya. Lalu bagaimana cara Fei untuk sembuh dari rasa malas jika malas itu sudah mendarah daging dengannya? "Fei, Lo nggak boleh terus-terusan males kek gini." "Seandainy...