24. Kuliah

208 36 42
                                    

Sore ini Azka main kerumah Fei dengan membawa bukunya. Katanya ia sendirian, jadi rumah Fei adalah sasarannya.

Fei melirik Azka yang sedang sibuk dengan buku persiapan SBMPTN nya. Mereka sedang diruang tamu dengan Fei yang dengan nyaman rebahan diatas pangkuan Azka sementara Azka sedang duduk nyaman dilantai sambil mengerjakan soal-soal latihan SBMPTN.

Kenapa Azka harus repot-repot belajar buat persiapan SBMPTN padahal kan Azka itu pintar, Fei saja sangat yakin kalau Azka akan diterima melalui jalur SNMPTN.

"Ka, kenapa sih Lo mau susah-susah belajar gitu?" Fei bangun kemudian  meletakkan sikunya diatasi meja untuk menopang wajahnya.

Azka menatap Fei sambil tersenyum. "Buat persiapan aja, Fei. Kali aja gue gak diterima lewat jalur SN," jawabnya santai.

Fei menguap, "Lo terlalu rajin," komentarnya.

"Lo aja yang terlalu males, Fei."

"Terserah Lo deh."

"Emm, Fei, Lo nggak ada niatan kuliah setelah ini?" Tanya Azka penasaran.

Lagi-lagi Fei menguap. Ia tak tertarik dengan pembahasan mengenai kuliah ini.

"Hmm, gue dulu semangat banget sih pengen kuliah. Tapi setelah tahu kuliah itu repot gue jadi males, Ka. Gue pengen kerja aja biar dapet duit buat beli novel banyak-banyak," aku Fei, "gue kehilangan semangat, Ka. Gue ngerasa males banget buat kuliah sekarang ini. Gue... gak mau ngerepotin diri gue sendiri."

Azka terkekeh mendengar penuturan Fei tadi. Sedikit lucu menurutnya.

“Gimana caranya lo bisa dapet kerja kalau kerjaan lo males-malesan gini terus, Fei?” tanya Azka di sela-sela kekehannya.

“Lo lupa sama quotes yang pernah gue kasih tau ke elo?” tanya Fei balik.

Tak perlu terlalu lama untuk Azka berpikir mengingat quotes mana yang dimaksud Fei. Pikirannya langsung tertuju pada quotesnya Bil Gates yang dikatakan Fei tempo hari.

“Gue inget kok, jadi apa hubungannya?”

“Lo bego ya, Azka?” sinis Fei.

“Lo yang bego, bego.”

Fei berdecak, “elo yang bego, Azka bego. Ah udahlah, males gue ngomong sama lo yang begonya gak ketulungan.”

“Iya, iya. Gue yang bego. Sekarang lo puas?” Azka mengalah. Ia tahu jika laki-laki dimata perempuan selalu salah oleh karena itu ia harus mengaku salah bagaimanapun situasinya.

“Sadar juga akhirnya.”

“Iya udah, terus apa hubungannya tadi antara quotesnya Bill Gates sama cara lo nyari kerja?” tanya Azka, ia benar-benar penasaran tentang cara Fei mendapatkan pekerjaan meski hanya bermodalkan quotes saja.

“Gini ya, AZKA BEGO,” katanya dengan penuh penekanan di akhir kata, “kan udah gue bilang kalau Bill Gates itu milih orang yang malas buat ngelakuin kerjaan yang sulit.”

Azka mencoba memahami maksud kata Fei, “jadi?” tanyanya lagi.

“Lo tuh yah, kalau bego jangan terlalu dipelihara. Gini kan akhirnya,” Fei mengomel.

Azka diam saja, ia harus sabar dengan Fei. Harus extra sabar. Super extra sabar.

“Jadi yah, otomatis gue itu orang yang tepat yang dicari Bill Gates buat jadi pekerjanya karena seperti yang lo sering bilang ke gue kalau gue itu orangnya super pemalas. Ngerti kan sekarang, bego?”

Astaga Fei ini kerjaannya hanya menghina Azka bego, padahal dia sendiri sekarang lebih bego daripada Azka.

Azka menjentikkan jarinya, tanda mengerti. Entah kenapa ia sangat lemot memahami maksud dari quotes tersebut dan menghubungkannya dengan sifat Fei. Tapi sekarang semuanya sudah jelas.

Eh, tunggu! Bagaimana cara Fei bekerja dengan Bill Gates jika dia dan Bill Gates saja tidak saling kenal? Maksudnya Fei yang tidak dikenal Bill Gates. Tidak mungkin bukan jika Bill Gates pemilik microsoft tidak ada yang mengenalnya, haha itu lelucon yang sangat lucu.

“Lo bego yah, Fei?” Azka tiba-tiba.

“Elo yang bego, Azka gue. Gue itu pinter sama hemat tahu," katanya membela diri.

“Udah ah, males gue debat sama lo. Mending gue lanjut belajar,” katanya kemudian melanjutkan mengerjakan soal.

“Itu jawaban lo salah, bego. Masa lo pake cara itu, coba pake rumus yang di halaman 56,” Fei tadi tak sengaja melirik pekerjaan Azka.

“Lo diem-diem ngeliatin gue belajar, ya?”

Eh?

Tengtong, tbc ...

---

Holla, gimana kabar kalian semua? Semoga baik yah..

Thx sudah membaca CMLZ sampai sini, part nya masih banyak, wkwk.

Jangan lupa vote dan komen.

Salam Ranisa :)

Change My Lazy Girl (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang