Sang bagaskara mulai muncul di ufuk timur, mulai menyinari bumi. Menyingkirkan cahaya rembulan tanpa menyakiti. Memberi rasa hangat bagi seluruh isi bumi. Burung mulai bercaut-cautan dengan suara indahnya. Sinar matahari berhasil menembus celah-celah kamar Zahra, hingga membuatnya terbangun dari tidurnya. Dengan mata yang sembab, muka-muka bantal, Zahra terbangun dari dunia mimpi. Dengan rasa yang masih ingin tidur, Zahra berusaha terbangun dan melihat jam yang terpampang di sudut kamarnya. Setelah dilihat, jam tersebut menunjukan pukul 07.00 WIB. Tak ada yang membangunkannya, kedua orang tuanya dan abangnya pergi ke rumah sodaranya di Surabaya. Zahra hanya bersama pembantunya di rumah.
Melihat jam yang menunjukan pukul 07.00 WIB, Zahra langsung melempar selimutnya seketika, dan langsung mencari handuk. Ia hanya bergumam sendiri.
"Hah, gini ya rasanya gak ada Umi dan Abi. Enggak ada yang banguni, untuk enggak ada jadwal jam pagi di kampus." Ucap Zahra.Dengan menggubetkan anduknya di bahu, Zahra langsung menuju kamar mandi. Saat mau mandi, tak terlihat Mbok Inah yang biasanya sudah stand bay di dapur. Zahra pun langsung mencari-cari Mbok Inah di sudut-sudut rumahnya.
"Mbok Inah, mbok mbok." Ucap Zahra memanggil manggil nama Mbok Inah.
Dengan suara lembutnya itu, Zahra memanggil manggil Mbok Inah, namun Mbok Inah tak kunjung muncul. Zahra langsung pergi mandi, karena jam 9 ia harus sampai di kampus. Seperti biasa, Zahra setiap mandi selalu menyanyi-nyanyi ria.
10 menit kemudian Zahra keluar dari kamar mandi. Ia langsung menuju kamarnya. Dengan memakai gamis orange dan jilbab kuning muda Zahra terlihat sangat anggun dan cantik. Dengam hiasan make up yang tipis-tipis menambah kecantikan Zahra. Setelah semuanya selesai, Zahra langsung keluar dari kamarnya dan langsung menuju ke ruang makan untuk menikmati sarapan.
Sampai di ruang makan, Mbok inah pun tak kunjung datang. Namun makanan di meje makan sudah penuh.
"Mbok Inah kemana sih, dari tadi enggak ada kelihatan." Ucap Zahra dengan penuh keheranan.Akhirnya Zahra pun langsung menyantap makanan yang sudah tersedia di meja makan. Namun tak selang lama kemudian, terdengar suara perempuan mengucap salam di ruang depan. Tak lama kemudian munculah Mbok Inah yang sedang keberatan membawa dua anting yang berisi belanjaan kebutuhan dapur di tangannya. Zahra yang merasa kasihan, akhirnya Zahra langsung membantu membawakan anting yang berisi belanjaan itu.
"Mbok dari mana aja sih, pergi lama banget. Enggak bilang-bilang ke aku juga. Aku kira mbok kabur dari sini." Tanya Zahra.
"Belanja nih Mbak, kebutuhan dapur udah habis. Nanti kalau bapak sama ibu pulang kalau mau masak kan nantinya sudah ada kalau Mbok belanja sekarang. Mbak Zahra tadi masih tidur sih. Jadinya enggak bilang deh." Ucap Mbok Inah.
"Ohh. Tadi aku bangun pukul 07.00 WIB tau Mbok, untung jadwal ke kampus pukul 09.00 WIB." Ucap Zahra.
"Hehe maaf Mbok enggak bangunin tadi Mbak. Mbak Zahra sih tidurnya pulas banget." Ucap Mbok Inah.
"Hehehe" tawa Zahra.
Tak terasa, sudah pukul 08.30 WIB. Zahra langsung pamit pada Mbok Inah ke kampus.
"Lohh udah pukul 08.30 WIB Mbok. Zahra berangkat ke Kampus dulu ya Mbok. Assalamualaikum." Ucap Zahra berpamitan pada Mbok Inah."Iya Mbak, hati-hati. Waalaikumsalam." Jawab Mbok Inah.
Dengan menaiki angkot seperti biasa, Zahra terlihat sangat enjoy menaiki angkot yang berdesak-desakan. Menempuh perjalanan yang cukup lama, akhirnya Zahra tiba di depan kampusnya. Zahra langsung turun dari angkot dan langsung menuju ke ruanganya. Zahra langsung menemui salah satu temanya yang kebal Anisa juga, jarena ia ingin menanyakan soal Anisa yang beberapa hari tak ada kabar.
Setelah mencari-cari keberadaan temannya, akhirnya Zahra bertemu. Zahra langsung menanyakan keberadaan Anisa.
"Assalamualaikum,Din." Ucap salam Zahra pada Dinda."Waalaikumsalam, eh Zahra. Ada apa nih kok tumben sendiri, enggak sama Anisa." Ucap Dinda.
Mendengar Dinda yang menanyakan Anisa, membuat bingung Zahra. Zahra yang berniat ingin menanyakan Anisa pada Dinda. Justru Dinda bertanya balik.
"Loh, tadinya aku mau tanya kamu soal Anisa Din. Udah tiga hari ini Anisa tak ada batang hidungnya di kampus ini. Semua sosmednya juga gak aktif." Ucap Zahra.
"Loo kok bisa gitu Ra, aku juga enggak tau. Aku chat aja gak aktif whatsapp nya." Ucap Dinda.
Ditengah-tengah perbincangan Zahra dan Dinda. Datanglah Agam, salah satu teman Anisa dari SMA yang sekarang satu kampus.
"Hallooooooo Zahra, Dindaaaa princes-princes akuhhh. Sedang nunggu aku ya hahaha....Eh kalian kok kayaknya sedang bingung sih. Ada apa emangnya?." Ucap Agam dengan suara khasnya dan gombalan-gombalanya."Eh apaan sih lo gajelas banget. Kita tuh lagi bingung tau." Sahut Dinda.
"Iya nih dasar Agam." Sahut Zahra.
"Emangnya ada apa sih. Maaf deh maaf." Tanya Agam dengan minta maaf.
"Ini nih kita itu lagi bingung kenapa Anisa udah lama tak kelihatan, sosmednya pun gak aktif." Ucap Dinda.
"Iya Gam, kamu tau enggak? Anisa dimana." Tanya Zahra.
"Emangnya kalian enggak tau ya? Anisa tuh lagi dirawat di Rumah Sakit. Dia kena typus. Gimana sih teman sendiri kok gatau Ra." Ucap Agam.
"Apaaa? Sakit?." Sontak Zahra dan Dinda Kaget.
"Iya hem." Sahut Agam
"Kok dia enggak kasih tau sih. Ya Allah Anisa." Sahut Zahra.
"Em yaudah ya. Udah tau kan lo tolol. Sana jengukin ." Sahut Agam.
"Makasih ya Gam infonya." Sahut Dinda.
Agam pun langsung pergi setelah memberi tahu kalau Anisa sedang di rawat di Rumah Sakit. Tak lama kemudian Zahra dan Dinda pun langsung pergi ke ruangan masing-masing. Zahra terlihat sangat sedih mengetahui sahabatnya sakit tanpa memberi tahu kepadanya.
Selamat membaca
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ASSALAMUALAIKUM CALON IMAM✔.
Novela Juvenil(Complete) Zahra,gadis berusia 22 tahun yang dijodohkan orang tuanya dengan laki-laki yang tidak pernah ia kenali sebelumnya.Orang tuannya menjodohkannya dengan Fatan,laki-laki berusia 23 tahun. Kebayang tidak?bagaimana jika kalian yang di jodohkan...