Zahra duduk di sebuah kursi di taman kampusnya, sudah beberapa hari ini Zahra selalu sendiri tanpa Anisa seperti biasanya. Dengan ditemani sebuah buku Zahra terlihat sedang dilanda rasa galau. Tapi bukan galau gara-gara diputuskan cinta ya. Tapi galau gara-gara mau nikah. Aneh kan? nikah kok galau.
Meskipun calonnya sudah ada, Zahra tetap saja galau memikirkan pernikahanya itu. Ia takut kalau Fatan calon imamnya ingin mengajak cepat nikah. Sedangkan dua semester lagi Zahra baru lulus kuliah dengan jurusan dokter. Namu Fatan tinggal satu minggu lagi lulus. Itulah yang menjadi hantu di dalam diri Zahra.
Tak terasa, sudah pukul 17.00 WIB Zahra langsung pulang. Karena waktu itu ia kesorean, Zahra langsung menelfon Abangnya untuk menjemputnya, Namun Abangnya tidak bisa dihubungi. Zahra pun bingung mau pulang gimana, angkot sudah mulai gaada. Zahra menunggu di halte depan kampusnya sendirian. Tak lama kemudian, tiba-tiba ada mobil Pajero berwarna hitam berhenti di depan Zahra berada. Zahra yang melihat ada mobil berhentipun langsung was-was, ia takut kalau itu penculik. Namun saat pemilik mobil keluar, ternyata Fatan, si penculik hatinya. Zahra langsung kaget, kenapa Fatan bisa menghampirinya.
" Assalamualaikum, Ra. Kok belum pulang. Udah sepi Ra."
" waalaikumsalam. Iya ini lagi nunggu Abang aku Tan. Tapi dari tadi gak bisa dihubungi. Nunggu angkot enggak ada-ada."
" Yaudah Ra, ayo aku anterin aja, ini udah sore loh. Bahaya anak perempuan disini sendirian.."
" Enggak usah Tan, bentar lagi pasti Abangku kesini kok."
" Ini udah sore Ra, udah gak apa-apa ayo aku anterin."
Zahra pun berfikir, ia bingung mau menerima atau enggak. Akhirnya Zahra meneriwa tawaran dari Fatan. Karena waktu semakin sore.
" iya deh Tan. Makasih ya Tan."
"Iya Ra."
Mereka pun langsung naik ke mobil warna hitam itu. Zahra tidak duduk di bangku depan Fatan, tetapi Zahra memilih duduk di depan. Di sepanjang jalan, Zahra hanya bisa terdiam. Begitu juga dengan Fatan. Ia hanya melihat Zahra yang berada di belakangnya dengan kaca mobil. Suasana sore penuh keromantisan. Karena Zahra sama-sama sering melihat Fatan. Dilihat-lihat, hati mereka sudah kecantol satu sama lain.
Suasana yang awalnya gak ada suara. Akhirnya Fatan mengawali pembicaraan kepada Zahra.
" Eh Ra, kuliah kamu masih berapa semester?."" dua semester Tan. Kenapa ya?."
" enggak apa-apa kok Ra. Aku cuma pingin tahu aja."
Zahra langsung termenung mendengar pertanyaan Fatan. Difikiran Zahra"kenapa Fatan menanyakan soal itu" ia khawatir kalau Fatan ngajak nikah cepat. Dengan mengucap Bismilah di hatinya, Zahra langsung menanyakan soal fikiranya itu pada Fatan.
"Eh Tan, aku mau tanya sesuatu boleh?" Tanya Zahra." iya tentu boleh ko Ra."
" Gini Tan, kan aku kuliah masih dua semester, sedangkan kamu satu minggu lagi akan wisuda. Kamu gak akan merubah perjanjian kita kan?."
" ya enggak lah Ra. Kan aku juga masih mau cari kerja dulu. Pendidikan kamh juga penting ra. Aku sabar kok nunggu kamu."
" yaudah Tan. Aku lega kalau gitu."
Setelah tahu kalau Fatan enggak akan mempercepat pernikahanya. Zahra langsung lega.
Enggak kerasa, tibalah di rumah Zahra. Zahra langsung turun dari mobil Fatan.
" Enggak Mampir dulu Tan? ketemu Abi dan Umi aku."
" enggak usah Ra. Aku juga pasti udah ditunggu Abi dan Umiku. Makasih tawaranya. "
" iya Tan. Aku yang terima kasih."
"Iya Ra, Assalamualaikum."
" waalaikumsalam."
Mobil hitam itupun meninggalkan Zahra. Zahra langsung masuk ke dalam rumah.
" tok tok tok. Assalamualaikum.""Waalaikumsalam" ucap mbok Inah dengan membukakan pintu.
Tiba-tiba Ilham datang dari sudut ruangan, Ilham melihat kalau adeknya diantar pulang seseorang pakai mobil hitam.
" cie adek cie, dihantar siapa tuh tadi."" apaan sih Bang. Abang dari tadi aku hubungi gak aktif" jawab Zahra dengan kesal pada Abangnya.
Umi dan Abi pun datang menghampiri mereka berdua.
" ada apa sih ribut mulu" tanya Umi."Ini nih Mi. Si Adek tadi diantar orang pakai mobil hitam. Entah siapa enggak tau Abang, Mi"
" beneran Dik? " sahut Abi.
" iya Bi, Mi. Tadi aku kesorean, aku hubungi Abang enggak bisa. Aku nunggu di Halte. Eh tiba-tiba ada Fatan lewat. Ia berhenti dan nawarin pulang bareng. Aku udah nolak tapi ia masih ngajak Bi, Mi. Udah sore pula. Jadi aku ikut ajalah." Jawab Zahra.
" oalah, begitu to Dik. Lain kali kalau pulang hubungi Abang tuh kalau masih siang." Ucap Abi.
" iya Bi, maaf."
" yaudah sana mandi dulu. Umi udah siapin makanan. Setelah mandi nanti langsung makan." Ucap Umi.
Zahra pun sangat lega, sudah tahu kalau Fatan enggak akan ngajak nikah cepat dan ia enggak kena marah Abi dan Uminya gara-gara diantar laki-laki. Mungkin kalau enggak Fatan, Abi dan Uminya udah marah.
Selamat membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ASSALAMUALAIKUM CALON IMAM✔.
Fiksi Remaja(Complete) Zahra,gadis berusia 22 tahun yang dijodohkan orang tuanya dengan laki-laki yang tidak pernah ia kenali sebelumnya.Orang tuannya menjodohkannya dengan Fatan,laki-laki berusia 23 tahun. Kebayang tidak?bagaimana jika kalian yang di jodohkan...