Typo everywhere~
.
.
.
Dedaunan berjatuhan seiring kencangnya angin musim gugur yang membuat daun-daun kering itu menjadi saksi bisu dimana mereka menyaksikan Hyera yang menatap tajam lawan bicaranya begitu penuh kebencian.
"Kau sudah puas sekarang? Karenamu ayahku pergi, dan dengan entengnya kau datang kemari. "
Ujar Hyera dengan emosi yang bercampur aduk. Luapan kesedihan atas kepergian tuan kang, ditambah melihat Taehyung yang datang dengan wajah tak berdosanya sontak membuat dirinya semakin emosional.
Ketika melihat wajah si Kim muda, Hyera jadi teringat kebodohan dirinya sebelum sang ayah wafat. Rasanya Hyera benar-benar muak jika harus bertatap muka dengannya.
"Tunggu, apa kau baru saja menyalahkanku atas kematian ayahmu?" Hyera malah tersenyum tipis.
"Percuma aku membahasnya. Itu tak akan membuat ayahku kembali. Sebaiknya kau pergi dari sini!"
"Tidak sebelum kau mengatakan alasanmu menyalahkan ku?"
"Apa kau belum sadar juga? Semua ini terjadi karena mu!" Hyera meninggikan suaranya, membuat Taehyung sedikit terlonjak ditempatnya.
"Ayahku mati karenamu!" Ulangnya lagi dengan nafas berantakan. Hyera benar-benar marah. Taehyung tahu itu. Seketika Taehyung pun bisa merasakan rasa sesak dalam parunya. Dia masih belum mengerti kenapa Hyera terus berkata begitu.
"Sebrengsek itukah aku Dimata mu?"
Mendengar itu Hyera pun tertawa pogah. Layaknya tengah meremehkan perkataan pemuda bersurai jelaga tersebut.
"Apa perlu ku jabarkan seberapa brengseknya dirimu?" Taehyung bungkam dengan tatapan terluka. Jujur perkataan gadis itu membuat hatinya sakit.
"Sejak awal kau lah penyebab kehancuran hidupku. Kau mengacaukan semuanya, hanya karena aku membuat satu kesalahan yang bahkan tidak masuk akal. Ah, mungkin kau tidak sadar betapa tersiksanya aku selama ini."
Hyera membuang pandangan kearah lain, lalu tersenyum getir. Mengingat betapa sulitnya hidup Hyera sejak dirinya berurusan dengan Taehyung.
"Karenamu.... Setiap hari aku harus mendapat perlakuan buruk orang-orang di sekolah, aku di perlakukan layaknya sampah di sekolahku sendiri. Belum cukup sampai disituㅡwaktu itu ayahku kembali drop karena kau mengambil toko roti kami. Aku mencoba sabar saat menghadapi semua itu, lalu menyetujui perjanjian konyolmu. Akan tetapi,"
Hyera menarik nafasnya dalam-dalam sebelum melanjutkan ucapannya. Kedua maniknya sudah menampung banyak cairan bening.
"Kemarin Ayahku kesakitan dan dia sendirian. Ayahku sekarat Taehyung dan Aku tidak berada di sisinya..."
Tangis Hyera mulai pecah. Dia meremat baju Taehyung erat, lalu memukulnya tanpa tenaga. Tenaganya sudah habis ia gunakan untuk menangis.
"Seharusnya aku tidak pergi saat itu, dengan begitu mungkin ayahku masih bisa selamat. Ketimbang menjaga ayahku, aku malah sibuk menjalankan tugas hina demi kepentingan geng bodohmu.
Taehyung merasa tertohok atas semua itu. Karena semuanya benar. Kehancuran hidup Hyera bermula setelah bertemu dengannya. Seketika Taehyung sadar betapa brengseknya dia selama ini.
"Kau tahu? Kau adalah manusia paling brengsek yang tidak punya hati. Aku tidak sudi berurusan denganmu lagi."
Deg.
KAMU SEDANG MEMBACA
BASTARD [KTH]
FanfictionHyera tidak pernah tahu jika berurusan dengan Kim Taehyung yang tak lain anggota geng berandalan di sekolahnya, dapat membuat hidupnya semakin sulit. Parahnya, dia juga harus ikut terseret dalam urusan geng berandalan itu, sehingga membuat hidupnya...