22

4.3K 362 16
                                    

Warning For Typo!!!!!

.

.

.

Dua insan manusia tengah duduk berdampingan di Rooftop sekolah sambil larut dalam pikiran mereka masing-masing. Dan tangisan Hyera sendiri sudah mulai berhenti ketika Taehyung datang. Hanya saja dia enggan bicara sejak tadi.

Taehyung juga tidak memaksanya untuk menjelaskan alasannya menangis. Dia merasa tidak berhak bertanya demikian, Hyera mungkin tidak akan nyaman nantinya. Sejujurnya Taehyung tidak menyukai Hyera yang seperti ini, sebab itu hanya akan membuat hatinya sakit, layaknya ikut merasakan kesedihan Hyera.

"Saat aku sedang sedih. Aku selalu menatap lagit."

Taehyung tiba-tiba bersuara lirih, membuat Hyera meliriknya dan pemuda itu sedang menatap langit sembari tersenyum.

"Entah mengapa ketika melihat langit yang begitu luas aku merasa bebas. Sejenak aku lupa akan kesedihanku. Sejak itu aku selalu datang kesini untuk melihatnya."

Hyera mendengarkan perkataan Taehyung dengan seksama, selajutnya beralih menatap indahnya langit dengan pandangan kosong. Dalam sekejap Hyera merasakan ketenangan dalam dirinya, hembusan angin pun semakin membuatnya nyaman.

Dan tanpa disadari olehnya, ternyata sejak tadi Taehyung sedang mengamati Hyera begitu dalam. Salah satu tangannya hedak meraih tangannya, akan tetapi Taehyung malah mengurungkan niatnya ketika sadar jika bajingan sepertinya tidak pantas menyentuh gadis sebaik Hyera.

Hingga saat ini Taehyung masih belum bisa menghilangkan rasa penyesalannya. Ia merasa begitu berdosa terhadap Hyera.

"Perasaan mu membaik?" Tanyanya yang angguki Hyera. Taehyung pun menghela nafas sesaat sebab Hyera masih belum mau bicara.

"Aku memang tidak tahu masalah apa yang sedang kau hadapi, tapi melihatmu seperti ini kau sama saja seperti kebanyakan orang lain. Padahal aku selalu menganggapmu sebagai gadis tangguh, apapun masalah yang kau hadapi kau selalu menjalaninya dengan langkah ringan. Tapi sepertinya aku harus menarik ucapanku."

Hyera memusatkan asentasinya pada Taehyung. Semua perkataan lelaki itu memang benar, tidak seharunya ia menanggapi masalah sekecil ini dengan keterpurukan. Ini bukanlah akhir dari segalanya. Justru dengan begini Hyera jadi tahu kebenaran yang sesungguhnya tentang Eunha.

"Kau benar. Terimakasih Taehyung."

"Tapi aku tidak melakukan apapun." Taehyung menaikkan sebelah alisnya.

"Tidak, kata-kata mu berpengaruh besar untuk ku.
Terimakasih karena sudah menyadarkanku." Hyera tersenyum lembut kearahnya,dan Taehyung senang karena setidaknya dia sudah kembali tersenyum.

Hingga saat Taehyung balas Tersenyum, Hyera langsung merasakan gejolak aneh dalam dirinya. Sumpah demi apapun Taehyung benar-benar tampan ketika tersenyum. Kemana saja dirinya selama ini?

"Ada apa dengan wajahmu? Wajahmu merah, kau sakit?"

"H-huh? Tidak kok." Hyera langsung memalingkan wajahnya, merasa bodoh karena menampakan pipi meronanya pada Taehyung.

Ngomong-ngomong soal sakit Hyera jadi teringat sesuatu. Ia baru saja melupakan hal yang sejak tadi di cemaskan olehnya. Lalu tanpa aba-aba Hyera pun segera membuka almamater sekolah Taehyung.

"Yak! Yak! Apa yang kau lakukan!?"

"Lepaskan dulu almamater mu, Kim!"

"Kau mau apa!?"

"Sudah buka saja!"

"Astaga, untuk seorang gadis mengapa kau agresif sekali?"

"Yak! Kau pikir aku gadis macam apa? Dasar mesum!"

BASTARD [KTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang