Warning For Typo!
Publis ulang, kayanya ga muncul di notif ㅠㅠ
.
.
.
Beberapa saat sebelumnya...
"Tumben pagi-pagi sekali datang kemari. Mau apa kau? Pasti mau pinjam motorku?"
Jimin mencebik takala sohibnya itu malah bersikap dingin terhadap niat baiknya yang mau menjenguk Taehyung.
Yap, Jimin memang menyempatkan diri untuk datang kerumah Taehyung sebelum dirinya pergi sekolah. Ia sendiri mendapat kabar kalo Taehyung sakit dari pak Choi. Dan sebagai sahabat baiknya tentu Jimin harus menjenguk Taehyung, walau sebenarnya dia datang terlalu pagi.
Tak tanggung-tanggung, pemuda bersurai blonde itu datang pukul enam pagi. Di saat sohibnya itu masih bergelut dengan mimpinya. Jadilah Jimin harus membangunkan Taehyung dengan paksa.
"Yak! Bajingan satu ini benar-benar... Aku mengkhawatirkan mu bodoh! Enak saja menuduhku mau pinjam motor. Ayahku mitra bisnis ayahmu, kalau kau lupa. Motorku ada banyak di garasi."
Taehyung mendelik malas. Ia memilih kembali berbaring di ranjang besarnya sembari membuang nafas panjang.
"Jim?"
Jimin yang semula asik mengobrak-abrik barang-barang unik di kamar Taehyung lantas menoleh. "Kenapa?"
"Aku kembali bermimpi tentang kecelakaan itu..."
Jimin pun paham maksud dari Taehyung. Sepertinya sohibnya itu ingin membahas hal serius dengannya, maka dari itu Jimin segera duduk di kursi yang tersedia di sana.
"Benarkah? Tapi tumben sekali kau mau terbuka padaku. Biasanya kau selalu menyimpan masalahmu sendiri. "
Taehyung terdiam. Perkataan Jimin ada benarnya, Entah sejak kapan dia mau menceritakan kejadian yang menimpanya pada orang lain. Padahal Taehyung tak pernah melakukan hal tersebut, sekalipun pada Jimin yang notabenenya adalah sahabat dekatnya.
"Entahlah Jim. Tapi seseorang telah menyadarkan ku untuk tidak menyimpan masalahku sendirian. Katanya ada orang-orang baik yang bisa ku jadikan teman berbagi keluh kesah. "
Jimin tersenyum mengejek, sepertinya dia tahu seseorang yang Taehyung maksud.
"Pasti Kang Hyera yang mengatakan itu, benarkan? Sepertinya dugaan ku memang benar. Kau mulai menyukainya."
Mendadak Taehyung merasa kesal. Namun dia tak bisa menyembunyikan semburat merah pada wajahnya, karena di singgung soal menyukai gadis itu.
"Berisik Jim!"
Tawa Jimin pun meledak. Senang rasanya bisa membuat Taehyung kesal, dan anehnya pemuda itu tidak menepis tuduhannya. Itu semakin membuat Jimin yakin jika sahabatnya itu menyukai Hyera.
"Astaga. Apa kau benar Kim Taehyung? Aku tidak salah masuk rumah kan?"
"Aku sedang tidak ingin bercanda Jim!"
"Baiklah maaf. Tapi apa bisa kau ceritakan mimpi yang kau alami itu bagaimana?"
"Mimpi kali ini terasa begitu nyata dan jauh lebih jelas,tidak seperti sebelumnya. Berkat mimpi itu, aku bisa mengingat potongan-potongan ingatanku saat kecelakaan itu. "
"Lalu?" Jimin nampak serius mendengarkannya.
"Aku ingat saat ibuku yang begitu ketakutan ketika meninggalkan rumah. Seingatku kami juga di kejar-kejar anak buah ayahku saat itu. Tapi anehnya, sebelum menabrak pembatas jalan... Ibuku malah menginjak pedal gas beberapa kali. Menurutmu apa itu tidak aneh? Atau ibuku memang sudah menyerah akan hidupnya lalu berencana mengakhiri hidupnya bersama ku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BASTARD [KTH]
FanfictionHyera tidak pernah tahu jika berurusan dengan Kim Taehyung yang tak lain anggota geng berandalan di sekolahnya, dapat membuat hidupnya semakin sulit. Parahnya, dia juga harus ikut terseret dalam urusan geng berandalan itu, sehingga membuat hidupnya...