[34,5] Kebanyakan Duit

6.3K 1.1K 90
                                    

"Aku mau kita putus."

Hwall tersenyum ketir, hatinya jelas sakit. Tapi dia pun juga harus ninggalin Heejin nanti, jadi ini lebih baik kalau Heejin yang lebih dulu memutus hubungan.

Hwall mengusap kepala Heejin, "Oke."

Heejin yang tertunduk langsung mengangkat kepalanya dan menatap Hwall dengan bingung dan kaget, "Segampang itu?"

"Ya terus? Kamu maunya gimana?"

"Ya... Seenggaknya ga segampang ini dong. Nanya kek alesannya apa?" Ucap Heejin yang tak mengerti apa yang sedang Hwall pikirkan saat ini.

"Aku langsung mengiyakan karena kamu udah buat keputusan, bukannya aku ga sayang kamu, bukannya aku ga kecewa, aku cuma mau menghargai keputusan kamu."

"Aku minta putus tuh karena-"

Hwall menahan bibir Heejin dengan telunjuknya dan sedikit menggelengkan kepalanya, "Ga usah di kasih tau."

"Kenapa?"

"Aku percaya kamu punya alasan kuat buat ambil keputusan ini." Jujur Hwall penasaran tapi Hwall juga takut dengan alasannya, Hwall takut terluka dua kali, dia juga takut kalo malah alesannya bikin dia ga bisa ninggalin Heejin.

"Asal alesannya bukan karena kamu dijodohin atau kamu hamil, aku terima." Lanjut Hwall sambil tertawa kecil.

"Ish!" Heejin mukul tangan Hwall, "Hamil sama siapa? Tuyul?"

"Yakali aja, kamu cuma dicium langsung hamil gitu."

"HAHAHAHAHA masa bercandaan orang pinter kek gini sih, ga lucu!" Heejin ketawa ngakak denger bercandaan Hwall. Hwall ngerasa lega Heejin ketawa dan Heejin juga lega karena Hwall baik-baik aja.

......

Suasana jadi tiba-tiba hening, mereka ga tau harus ngapain sekarang.

"Hmm... Aku pulang kali ya?" Tanya Hwall.

"Jangan!" Heejin refleks megang tangan Hwall. Lalu langsung melepas tangan Hwall kembali, "Ah maaf."

Hwall nepuk kepala Heejin, "Gakpapa ga usah langsung berubah, pelan-pelan aja."

"Iya." Jawab Heejin pelan, "Makan dulu jangan pulang, cobain masakan aku."

"Oke." Jawab Hwall sambil tersenyum.

Mereka pun pergi ke dapur dan makan dengan tenang. Heejin cuma bisa ngeliatin Hwall makan dengan hati yang teriris, bisa-bisanya dia ninggalin cowok sebaik Hwall. Tapi Heejin juga ga punya pilihan lain, lebih baik dia putusin sekarang daripada nanti malah udah terlalu sayang dan malah bimbang itu bakal bikin hidup Heejin makin hancur.

"Hwall, kalo nanti atau besok gue berubah pikiran dan minta balikan. Tolong tolak ya."

Hwall ngeliatin wajah Heejin yang sedih, dia malah jadi curiga takut Heejin kenapa-kenapa, "Lo sakit?"

"Penasarankan?"

"Bukan gitu, gue ga bisa ninggalin lo kalo lo sakit."

Heejin ngeraih tangan Hwall, "Enggak.. demi Allah, gue ga sakit. Kedepannya gue bakal selalu nunjukin kalo gue bahagia, jadi lo juga harus bisa bahagia tanpa gue. Oke?"

"Oke."

***

"Adek jadinya mau kuliah dimana? Bisnis fashion di Paris bagus, London atau New York juga bagus." Ucap papah memberi saran.

"Papah tega misahin aku sama kakak lagi???? Korea lah!" Jawab Yeji dengan sedikit ketus.

"Adek juga di Korea nanti tinggalnya ga sama kakak, kan kakak sama abang mah di dorm nanti. Jadi mending sekalian di luar aja."

Kembar Tiga [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang