Sinar matahari menyoroti lelaki yang tengah terlelap itu, membuat tidurnya terusik. Perlahan ia membuka matanya dan langsung disuguhkan dengan pemandangan indah 'menurutnya'.
Kaki jenjang Mina yang hanya tertutup baju panjangnya sampai atas lutut itu membuat sang suami menyeringai.
Mina sedang memilih baju mana yang akan mereka bawa untuk honeymoon besok. Mengingat dirinya sedang tidak ada kerjaan jadi ia memutuskan untuk packing.
Merasa ada yang memerhatikan Mina pun berbalik melihat Jaehyun yang sedang tersenyum kearahnya membuat Mina terkekeh gemas.
"Ngapain senyum-senyum." ucap Mina lalu bersila di depan koper merapikan baju bawaannya.
"Gak papa, cuma seneng aja." jawab Jaehyun masih mempertahankan senyumnya. "Ngapain packing sekarang sih, kan nanti siang juga bisa. Sekarang sini aja tiduran dulu." lanjut Jaehyun lalu menepuk kasur disebelahnya.
Mina terkekeh "Ngapain ah, jangan mager terus kamu tuh. Mandi sana terus sarapan."
"Males tau gak. Kecuali kalo mandinya sama kamu." goda Jaehyun yang membuat Mina tertawa.
Mina menghampiri suaminya, mengusap lembut surai Jaehyun yang sedikit menutupi wajahnya. "Cepet mandi, terus sarapan."
Bukannya menurut, Jaehyun malah menarik tubuh istrinya dan mendekapnya. "Gini dulu aja."
Mina jelas kaget dengan perlakuan suaminya, ia terkekeh melihat aksi lelaki di depannya ini. Bukannya menuruti apa yang ia katakan, malah melakukan hal seperti ini.
Mina menyingkap tangan Jaehyun yang melingkar di tubuhnya. "Aku mau lanjutin packing, kamu mandi sana."
Jaehyun semakin mempererat pelukannya, "Gini aja dulu.". Mina hanya bisa menghela nafas melihat tingkah manja suaminya.
///
Setelah sekian lama packing, mina pergi ke dapur untuk masak makan siang, Jaehyun sedang bermain play station di ruang tengah.
Menu hari ini tidak spesial, ia hanya memasak chicken katsu instan yang ia beli di supermarket tempo hari.
Mina menaruh ayam diatas piring dan menuangkan saus buatannya.
Mina menghampiri Jaehyun ke ruang tengah "Mau makan kapan? Ayamnya udah siap."
Jaehyun menoleh sekilas, "Sekarang." jawabnya. Lalu kembali fokus pada layar.
"Yaudah ayo." Mina mengulurkan tangannya berniat mengajak suaminya ke meja makan. Jaehyun merespon dengan hal yang tidak diduga.
Jaehyun meraih tangan Mina dan mengecup punggung tangannya "Makan disini aja, disuapin sama kamu." jawabnya tanpa menoleh. Mina sedikit terkejut dengan respon suaminya. Ia menghela nafas, sedikit kesal dengan suaminya.
Mina tetap menuruti keinginan suaminya yang manja. Membawa makanan yang tadi ia masak dan kembali ke ruang tengah.
"Aa..." ucap Mina menyodorkan sepotong ayam ke depan mulut Jaehyun. Jaehyun makan dengan lahap.
"Yah... kalah dong, gaasik ah lawannya jago." Jaehyun menoleh ke hadapan istrinya. "Enak banget, yang." Mina terkekeh sementara Jaehyun tersenyum manis.
"Sini, sekarang giliran kamu yang disuapin. Aa..." Mina melahapnya dengan sedikit kaku, masih malu berada di situasi ini.
Jaehyun mengusap kepala Mina dan mencium dahi istrinya itu "Makasih ya, makanannya enak banget." jelas hal ini membuat Mina semakin kaku. Jaehyun hanya terkekeh melihat istrinya itu.
Setelah keduanya menghabiskan makan, kini Jaehyun sudah mengambil stick play station berniat untuk memainkannya lagi. Jaehyun sempat menoleh ke arah Mina yang fokus melihat layar televisi walau ia tidak mengerti apa maksudnya. Muncul ide dari otak Jaehyun.
"Yang, sini deh." ajak Jaehyun. "Apa." jawab Mina dengan lembut, "Sini dulu." Jaehyun menunjuk tempat didepannya.
Mina menuruti apa yang diinginkan suaminya. Mina menghadap ke Jaehyun "Balik sana." titah Jaehyun yang langsung dituruti lagi oleh Mina. Jaehyun menyandarkan Mina ke badannya.
"Aku ajarin main ps nih, biar bisa mabar." Mina terkekeh. Berusaha menjauhkan badannya, karena posisi ini bisa membuat jantungnya makin tidak sehat.
"Aku gabisa, Jae. Kamu main sendiri aja." usaha Mina menjauhkan badannya gagal. Badannya kembali ditarik oleh Jaehyun, "Iya gapapa, temenin aja."
Nafas Jaehyun tepat di telinga Mina
Sorry for the typo(s)
Next?
Vomment
KAMU SEDANG MEMBACA
WILL WE DIVORCE ? [✔]
RomanceWalau hati dan logika terus berkata untuk menetap, namun ego berbisik untuk meninggalkan. Tak ada yang siap untuk menghadapi perpisahan. Semuanya ingin tetap bersama seperti dulu. Namun kembali lagi pada ego. Memang pada dasarnya ego akan mengalah...