"Mina aku ga bisa bayangin gimana perasaan Ibu, Ayah, dan Papa.""Mereka pasti sakit, apalagi Papa. Tapi Papa akan lebih sakit hati kalo aku bertahan sama kamu dan kamu punya perempuan lain."
Jaehyun tertunduk, perkataan Mina seakan menjadi sebatang besi berkarat yang menusuk hatinya. Mina memang benar, Papa akan lebih sakit hati jika ia terus bersamanya.
"Kita bisa ketemu kapan pun kamu mau, atau kapan pun Jaerin mau. Hubungan kita memang pisah, tapi hubungan kamu dan Jaerin ga akan terputus sampai kapan pun, dia tetap anak kamu, selamanya."
Jaehyun menghela nafasnya, ini sungguh sulit baginya. Tapi akan lebih sulit untuk Mina jika wanita itu tetap bersamanya. Jaehyun akui keputusan ini memang yang terbaik untuk mereka.
Karena jika mereka tetap bersama, bukan hanya Mina yang akan sakit hati, tapi anak laki-laki nya juga yang masih dalam kandungan-Jaeyoung.
"Untuk urusan tempat tinggal aku udah ada rumah, rumah Papa yang udah ga ditempatin sejak lama."
"No, Mina! Kamu tetap tinggal disini, biar aku yang pergi... aku yang salah."
"No Jaehyun, it's your home."
Jaehyun menarik nafas panjang "Mina...ini rumah kamu juga, rumah Jaerin juga."
"Tapi aku mau tinggal di sana, rumah itu banyak kenangan aku sama mama. Aku kangen rumah itu."
Kalo sudah begini Jaehyun tidak bisa apa-apa selain membiarkan Mina tetap berada pada tujuannya.
"Jaehyun."
Jaehyun menoleh ke sumber suara, tangan yang tadi di gunakan untuk menumpahkan tinta hitam di atas surat gugatan cerai kini sudah menggendong Jaerin. Jaerin terlihat nyaman berada di pelukan Jaehyun karena terlihat dari matanya yang sudah mulai terpejam sehabis nangis ber jam-jam.
Tadi jadwal Jaerin imunisasi di rumah sakit. Mungkin itu juga jadi pertama dan terakhir bagi Jaehyun dan Mina untuk mengantar anaknya imunisasi sebagai sepasang suami istri.
Pulang dari rumah sakit mereka menyempatkan waktu untuk makan ayam krispi favorit Mina. Kata Jaehyun sih untuk mengukir kenangan diantara mereka.
"Lusa ada acara hari peringatan kepergian Mama. Kita dateng sama-sama ya..."
Mina menyesap teh dalam genggamannya "...sekalian bilang kalo kita mau pisah. Ajak Ibu sama Ayah juga."
Jaehyun mengangguk samar, walau dalam hatinya ia merasa belum siap. Tapi mau bagaimana lagi, sudah takdirnya ia berpisah dengan Mina.
///
KAMU SEDANG MEMBACA
WILL WE DIVORCE ? [✔]
RomanceWalau hati dan logika terus berkata untuk menetap, namun ego berbisik untuk meninggalkan. Tak ada yang siap untuk menghadapi perpisahan. Semuanya ingin tetap bersama seperti dulu. Namun kembali lagi pada ego. Memang pada dasarnya ego akan mengalah...