Adelia
Satu tahun usia suatu hubungan itu merupakan saat-saat yang paling rapuh dalam sebuah hubungan. Pada usia ini, kita dan pasangan akan mendapat banyak masalah dan cobaan untuk menguji cinta kita. Hubungan kita dengan pasangan dapat semakin kuat, jika kita mampu melewati cobaan itu dan mengambil pelajaran dalam setiap masalah yang ada. Tetapi hubungan kita juga bisa semakin rapuh hingga berakhir, jika ternyata cinta yang kita punya tidak cukup kuat untuk mempertahankan pasangan kita.
Aku lupa dimana aku membaca hal itu, mungkin di salah satu novel yang ada di rak bukuku. Kurang dari lima bulan lagi, aku dan Mas Yudha akan merayakan ulang tahun pernikahan kami yang pertama. Seharusnya demikian. Tapi lihatlah aku sekarang. Jam dinding sudah menunjukkan pukul 1 dini hari dan mataku belum juga mau menutup. Pikiranku masih belum mau berhenti bekerja.
Aku terus memikirkan apakah suatu keputusan yang tepat telah kubuat? Bercerai dengan Mas Yudha? Dimanakah keputusan yang seharusnya tidak kulakukan? Setuju untuk menikah dengan Mas Yudha? Atau keinginan untuk bercerai? Semakin memikirkannya, semakin kepalaku berdenyut tidak karuan. Aku tidak tahu jawabannya.
Entah sejak kapan aku menjadi seseorang yang tidak yakin ketika memutuskan sesuatu, seperti orang yang tidak memiliki prinsip. Mungkin sejak aku putus dengan kekasih sewaktu aku masih duduk di bangku SMA? Atau ketika papa keras menentang mimpiku? Atau mungkin sejak aku menjadi anak durhaka karena berdebat dengan papa? Entahlah.
Namun yang pasti, aku merasa kehilangan kekuatanku untuk memutuskan sesuatu sejak mengenal lelaki ini. Lelaki yang kini tidak lagi berbagi tempat tidur denganku. Lelaki ini membuatku melanggar semua prinsip hidupku untuk tidak jatuh cinta dengan orang yang bekerja di bidang kesehatan, tidak akan menikah dengan orang yang cemburuan, dan bersikap sesuka hatinya. Tapi, semua kriteria itu ada padanya. Dan ialah yang membuat ku jatuh cinta, meski kini hanya pertengkaran yang menghiasi hari-hari pernikahan kami. Hingga akhirnya aku memergokinya bermain api di belakangku. Dan inikah kehidupan rumah tangga yang kuidam-idamkan? Jauh dari kata iya.
Menyesal? Menyedihkan? Entahlah. Aku bahkan tidak tahu arti kata-kata itu. Aku, hanya tidak tahu aku bisa sebuta ini akan cinta. Aku takut kehilangannya, tapi aku juga takut jika ia menyakitiku lebih jauh lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Holding On
RomanceBenarkah cinta cukup untuk mengalahkan ego dan menyelesaikan masalah diantara 2 manusia? Apakah mungkin mempertahankan pernikahan dengan saling curiga dan tipisnya kepercayaan antara suami dan istri? Akankah penyesalan akan datang ketika cinta membu...