Part 7

497 34 0
                                    

Yudha

Ini sudah tiga hari sejak aku terakhir kali melihat Adelia di nurse station di lantai 7 ini. Sejak saat itu, aku tidak lagi melihatnya. Tidak di rumah karena aku tidak pulang ke rumah orang tuanya, dan tidak di rumah sakit karena Adelia sedang Off. Dan hari ini, kami tidak lagi bertemu karena aku jaga malam sedangkan ku tahu Adelia dinas pagi tadi. Kami bahkan tidak saling mengabari via telepon. Pesanku terakhir padanya tidak balasnya sampai saat ini.

Aku sedang menulis dalam rekam medis di lantai 7 pasien ketika mendengan pengumuman code blue di lantai 6. Aku segera meninggalkan rekam medis itu dan menuju tangga, karena aku hanya perlu turun satu lantai yang artinya lebih cepat daripada menunggu lift. Sesampainya di kamar pasien itu, aku langsung membantu tim code blue yang sampai bersamaan denganku. Untungnya, jantung pasien itu kembali berdetak. Kami pun memutuskan untuk memindahkan pasien ke ICU.

Aku merasakan lututku mulai lemas ketika keluar dari kamar pasien dan segera duduk di bangku terdekat yang ku temukan. Aku melihat sekeliling. Terbesit dalam hatiku bahwa aku kini merindukan Adelia. Dulu, ketika ia masih di lantai 6 ini, aku selalu dengan mudah mengunjunginya. Beberapa kenangan aku dan Adelia kembali terputar.

Salah satunya di bangku yang aku duduki saat ini. Aku teringat saat aku dan Adelia sama sama dinas malam. Setelah letih menangangi pasien, aku pergi ke lantai 6 ini. Aku dan Adelia mengobrol untuk mengusir kantuk. Sesekali keluarga pasien yang bangun atau pegawai lain yang masih terjaga bergabung untuk mengobrol. Aku mengingat ketika mereka mengatakan iri denganku dan Adelia.

Tetapi kini aku sendiri. Aku tidak lagi melihat Adelia di ruangan ini. Aku bahkan tidak lagi berbicara dengannya. Apakah hubungan kami baik-baik saja? Aku tidak tahu. Aku terlalu takut memicu pertengkaran lagi ketika aku dan Adelia berbicara. Kami tidak saling mencintai dalam beberapa hari ini, tetapi saling menambah list untuk saling membenci.

Lamunanku terhenti ketika mendengar panggilan Dokter Yogi dari tim code blue. Ternyata pasiennya siap untuk dipindahkan ke ICU. Aku diminta untuk melihat kembali laporan yang telah ditulisnya dan menambahkan jika ada yang kurang. Ketika mereka akan berangkat ke ICU, aku menawarkan diri untuk ikut kesana sehingga tim code blue bisa istirahat.

Sesampainya di ICU, aku bertemu dengan dokter Bambang. Ternyata ia sedang visit pasiennya yang ada di ICU. Semalam ini? Beliau memang sangat rajin, gumamku.

"Malam, Dok. Masih visit aja" kataku pada lelaki itu. Ia menatapku di balik kaca matanya.

"Iya nih. Kebetulan saya masih disini. Yasudah. Pasien baru?" tanyanya melihat pasien yang kami antar.

"Enggak, Dok. Pasien dari ruangan." jawabku.

"Oh, yang tadi code blue ya?" tanyanya lagi. Lelaki itu sambil menulis pada rekam medis.

"Iya, Dok. Jawabku singkat." aku kembali memperhatikan Dokter Bambang yang kini menulis resep.

"Ooiya Dokter Yudha. Ada seminar di Semarang minggu depan, selama 3 hari. Dokter mau ikut? Saya rasa sudah saatnya Anda naik dari DPJP, tidak hanya dokter jaga ruangan" kata Dokter Bambang mengagetkanku. Aku masih memperhatikan lelaki ini, masih sibuk menulis resep.

"Bagaimana?" tanyanya lagi. Kini ia menatapku, mungkin karena tidak mendapat jawabanku sebelumnya.

"Dokter yakin? Bukannya disini sudah banyak dokter penyakit dalam?" jawabku. Sesungguhnya aku masih belum siap untuk diberi tanggung jawab sebesar itu.

Holding OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang