Mawar Biru

35 11 2
                                    

Noktah telah bersemayam dalam kalbu. Menguji diri yang tengah mengharap pada sebilah bambu agar menjadi tonggak irama baru. Dari aku yang menyimpan hati untuk kamu sang mawar biru.

Terima kasih sudah mau berbagi waktu. Membaca kata demi kata yang entah bermakna atau tidak buatmu, karena semua tertuang begitu saja dari pikiranku. Terangkai menjadi kalimat yang mungkin sulit untuk kamu bisa langsung pahami tanpa ragu. Dan semoga nanti dapat kembali bertemu dalam tulisan lain yang lebih bermutu.

Mawar biru ....

Telah menciptakan akhir dari kisah Tuan Kopi dan Nona Teh tentang ruang semu. Hanya imajinasi yang mustahil menjadi temu atau bahkan rindu. Meskipun begitu, aku masih berharap agar semesta dapat merestui bahwa semua itu memang benar kamu.

Aku tak mau jika hanya sekadar harapan palsu. Menodai segalanya dalam bisu, lalu pergi dengan luka yang membekas tanpa malu. Habis sudah rasaku untuk hal semacam itu. Sebab waktu, tak akan kubiarkan menunggu hingga menjadi abu.

Biarkan semua berlalu bersama rotasi yang bersumbu. Jangan mudah ragu saat sendu tengah menderu. Nantikan candu untuk temu baru dalam suasana yang lebih menggebu. Tentang masa lain, di mana rindu akan dibawa seru.

Aku heran, mengapa ingatan ini masih tetap saja ada. Padahal dulu, semua ingin dilupakan tanpa sisa. Namun, bukannya lupa yang kudapat malah luka semakin pekat terasa. Mungkinkah kenangan memang harus dijaga?

°
°
°
Bandung, 11 Juli 2019
- Abi -

Fact of The Sun, is You! [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang