Lara Menggoda

49 19 0
                                    

Bara terhempas menjadi api menggelora di atas riuh menyulut tanya. Tentang rasa yang terluka saat nada menyita asa. Mengapa senja tak menyapa?

Teriakkan telah membuat aku semakin lemah untuk mengambil langkah. Tertuju pada arah di tempat aku pernah menyerah. Titik terendah adalah ingatan paling parah seiring jejak kian patah.

Bekas luka tentang mendua, menancapkan duri yang sulit dicabut. Anganku lenyap, memicu nyali untuk tersudut. Raganya terbalut serpihan sisik menyayat tajam ujung sikut.

Haruskah aku salut?

°°°

Jejakku terukir pula dengan mereka yang mendampingi sebagai kawan. Berjalan seiring langkah untuk tepian di mana jarak menjadi pemisah tanpa bisa dilawan. Noda lara tertera di ujung bulan yang ingin bersinar terang meski tak ada pantulan.

Dia lah, Eri ... sang teri yang kini sudah jauh berlari. Sempat bernyanyi dan menari bersama saat musim berganti. Ukiran penuh arti tergores dalam cerita tentang aku dan dia untuk saling melengkapi.

Periang adalah kesan yang dia beri ketika kita pertama bertemu dalam sebuah ruang. Segan tertuang dalam kisah rokok yang dia buang. Terlihat lucu, padahal kita sama-sama sedang berjuang. Dia menyangka jika aku akan melarang, sungguh senyuman menyiratkan kenangan girang.

Lara pernah dia suguhkan tentang asa yang menghilang dari pandangan. Jiwanya meronta, tak kuasa menahan duka tanpa tangisan. Aku meradang, karena ingin dia segera melupakan meski hanya sesaat dan bukan jaminan. Tapi itulah kenangan.

Ada tekad kuat tentang rasa persatuan untuk harmoni kita bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada tekad kuat tentang rasa persatuan untuk harmoni kita bersama. Keteguhanku tertuju pada peluang dalam rana suka cita. Mengabaikan duka, karena harus bahagia. Jangan menggoda jika tak mau merana.

Mengangkat sejarah tentang masa silam mengenai dia yang pendiam. Bukan lagi Eri, tapi dia adalah Tita ... sang butiran malam. Sukanya memendam, bungkam seribu tanya dengan memasang wajah masam. Namun, senyumnya seakan mencabut lara dari hati yang tengah muram.

 Namun, senyumnya seakan mencabut lara dari hati yang tengah muram

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Canda tawa adalah warna saat ikatan terjalin tanpa ambisi. Saling mengangkat dalam karya yang diarungi bersama, mengisi ruang-ruang kosong agar menjadi serasi. Memberi rasa sayang untuk kadar yang semestinya dibagi.

Celotehan manja telah membelenggu hati yang kini rindu. Menanti waktu agar kita segera bertemu. Meskipun semu tapi aku mau dan tak ingin jemu hingga temu benar-benar dituju.

Inilah kisah saat kawan sangat berarti, inilah sejarah tentang makna yang dinanti, inilah rindu untuk waktu segera merestui.

Tanpanya ... apakah aku akan tetap begini?
Atau malah semakin tak ada arti?
Mungkinkah kamu mengerti?

Terima kasih, kawan.

°
°
°
Bandung, 04 Juli 2019
- Abi -

Fact of The Sun, is You! [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang